Kronologis penusukan Hermansyah di jalan Tol Jagorawi yang beredar di banyak kanal media sosial hari minggu ini (9/7/17) adalah buah tangan Teuku Gandawan. Alumni ITB dan sahabat Herman ini mengaku membuat kronologis itu karena banyak sekali yang bertanya padanya.

Gandawan kebetulan termasuk alumni ITB pertama yang tiba di rumah sakit menjenguk Herman. "Itu saya bikin juga karena banyak yang nanya. Daripada capek berulang ngomong, saya ringkaskan," ujarnya pada GATRAnews.

Dalam kronologis itu Gandawan memberi judul dugaan kronologis karena saat itu masih belum jelas detail kejadiannya, dan memberi kesempatan pada polisi untuk memeriksa fakta yang sesungguhnya. "Saya kasih judul dugaan, biar kalau ada melesetnya bisa dimaklumi," ujarnya.

Selain itu Gandawan juga punya alasan memberi nama dalam kroologis tersebut. "Saya kasih nama juga bukan karena pengen ngetop, tapi biar jelas sumbernya dari siapa," ujarnya.

Baca Juga: Saksi Ahli Balada Cinta Rizieq Luka Parah di Leher, Belum Siuman

Gandawan juga berucap terima kasih atas semua doa dan simpati atas penyerangan terhadap sahabatnya, Hermansyah. "Alhamdulillah kondisi yang bersangkutan cukup stabil setelah menjalani operasi pembersihan luka dan jahitan selama kurang lebih 2,5 jam," ujarnya.

Pada Minggu malam, sekitar jam 20.00, Hermansyah dipindahkan dari RS Hermina ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) di Jakarta Pusat.

Menurut Gandawan, pemindahan itu atas pertimbangan keamanan. "Kami belum tahu, apakah serangan pada Herman itu hanya pukulan sembarangan saja, atau tindakan sengaja mau membunuh, mengingat serangan diarahkan ke leher dan nadi di tangan," kata Gandawan.

"Daripada menduga-duga, ya sudah (kami pindahkan). Ini cuma jaga-jaga saja," katanya. Karena itu, keluarga akhirnya menyerahkan urusan keamanan kepada aparat.



Baca Juga: Akhmad Syarbini: Penusukan Hermansyah Terkait Perjuangan Politiknya

Apapun alasan penyerang, lanjutnya, keamanan Hermansyah menjadi pikiran keluarga. Pemindahan perawatan Hermansyah, kata Gandawan, merupakan hasil keputusan bersama.

Dia mengatakan, pihak RSPAD pun menyatakan tidak keberatan merawat korban. "Menurut aparat paling gampang di RSPAD. Kalau di RS Hermina, kami juga yang mikirin. Kami enggak mau ambil alih kerjaan keamanan," katanya.

Gandawan berharap Polri bisa segera menangani tindakan kriminal yang cukup brutal itu. Walau TKP berada di sekitar tol Halim yang merupakan wilayah Polres Jaktim, "Terima kasih kepada pihak Polres Depok yang turut hadir di RS Hermina Depok untuk mencari keterangan lebih jauh. Mobil yang dipakai saat kejadian juga sudah diperiksa dengan cermat oleh Tim Inafis," ujarnya.

Selain itu, Gandawan mengklarifikasi soal foto foto mengerikan tangan yang tersayat-sayat.

"Perlu saya koreksi, beredar foto-foto yang cukup mengerikan tentang seseorang yang tangan kanannya banyak tersayat-sayat, bisa saya konfirmasikan itu bukan Herman," katanya.

Kondisi Herman lebih banyak luka di sisi kiri. Luka ada di atas kuping kiri, leher bagian kiri, lengan kiri, siku bawah kiri, dan pergelangan tangan kiri.

"Saya juga ingin mengajak kita semua agar tidak terjebak dengan mencari motif dari penyerangan. Saya ingin Polri fokus kepada telah terjadi penyerangan dengan menggunakan senjata tajam secara brutal kepada Herman yang diduga dilakukan oleh 4-5 orang dari 2 buah mobil," katanya.

Polri, pinta Gandawan, harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menangkap para pelaku.

"Di titik lokasi kejadian ada tiang CCTV. Dan ada banyak kamera CCTV lainnya di ruas jalan tol terkait. Waktu kejadian sangat terbatas dan jumlah kendaraan beredar juga tidak banyak. Harusnya bukan perkara rumit untuk segera mengidentifikasi para pelaku," ujarnya.

Setelah pelaku tertangkap barulah sebaiknya dicari tahu apa motif dari penyerangan. "Apakah murni ketersinggungan kebablasan sesama pengguna lalu lintas atau ada motif lain yang lebih rumit dan busuk," kata Gandawan, pada Minggu malam.



sumber

Kalo alasan demi keamanan kenapa gak dibawa ke mako ya