Puluhan preman mengamuk di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) tepatnya depan Plaza Medan Fair. Akibatnya seroang pedagang yang ingin berjualan remuk dihajar para preman salah satu OKP di Medan.

Syawaludin (34) seorang pedagang gorengan penduduk Jalan Desa Mulyo Rejo, Kecamatan Sunggal ini tidak berdaya dianiaya oleh para preman itu mengakibatkan luka patah di bagian tangan dan wajah memar. Selain itu, puluhan preman juga merusak lapak korban.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho dikonfirmasi terkait masalah itu, Jumat (16/06/2017), mengatakan, aksi main hakim sendiri dan premanisme tidak bisa dimaafkan. Dengan kasus penganiayaan dilakukan preman kampung yang ada di Jalan Gatot Subroto itu akan tindak tegas. “Kalau melawan para preman itu hendak ditangkap polisi tembak saja,” papar Sandi.

Dia mengatakan, para preman yang anggar jago jangan di Medan. “Para preman yang melakukan tindak pidana dan meresahkan akan dijebloskan ke penjara,” imbuhnya.

Dia juga meminta kepada masyarakat yang menjadi korban dan pungli dilakukan oknum preman jangan segan untuk melapor ke kantor polisi terdekat. “Pelaku penganiayaan yang dilakukan oleh preman akan diburu sampai dapat,” ujarnya.

Dia selaku orang nomor satu di Polrestabes Medan akan memberikan rasa aman kepada masyarakat. “Kota Medan harus aman dari tindakan premanisme,” pungkas mantan Kapolsek Medan Baru ini.

Dia juga sudah mengantongi nama-nama para preman yang sudah menganiaya pedagang yang ingin berjualan di Jalan Gatot Subroto Medan tersebut. “Para pedagang silahkan berjualan asalkan mematuhi peraturan, jangan takut diganggu oleh preman, polisi akan memberikan perlindungan hukum untuk pedagang,” tandasnya.

Sumber

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
terjadi lagi program penganiayaan berkala oleh preman ormas, kepada warga medan, untuk mengingatkan warga, siapa yang berkuasa di "tanah sumut", sudah tidak pantas disebut propinsi lagi, lebih pantas disebut tanah buangan


Pantauan saya di H-1 hingga minggu pertama usai Lebaran di medan :

1. Pengutip uang pajak preman ormas berkeliaran di jalan lebong, ormas A, ormas B, ormas C, dst, memalak semua rumah warga di jalan lebong dan sekitarnya, di medan

2. Preman ormas bertas pinggang berkaos hitam, mengutip uang bulanan keamanan di jalan selat panjang, medan

3. Preman anak buah nababan yang dulu merusak rumah makan di jalan gede, dan mengencingi makanan di sana, sedang berjalan santai dari pos PP di jalan salak, medan dan membagi bagikan kwitansi setoran iuran pajak preman ormas ke ruko ruko di daerah tsb, dan preman spsi sedang memalak truk semen di jalan gede, medan

4. Patroli dan polantas medan sekarang sangat jarang terlihat, ketika lampu lalu lintas jalan letjen suprapto mati dari pagi, maka kondisi kacau, karena tidak ada seorang polantas pun di jalan protokol ini dari pagi hingga sore

5. Preman THR suruhan kepling pemukiman liar tepi kali memalak warga perumahan di sekitar Kodim-I Bukit Barisan, preman etnis India bersama batak menggedor pagar rumah warga untuk memeras THR, menurut pengakuan warga, sudah puluhan tahun kepling pemukiman liar pinggir kali mengirimkan preman untuk memalak warga lingkungan lain tanpa dipidana


Kesimpulan

Terimakasih sebesar besar nya kepada tuan Kapoldasu, dan Pangdam Bukit Barisan, dalam menjaga situasi kondusif bagi semua preman ormas se sumut dalam menganiaya dan memalak warga selama puluhan tahun

Tanpa dukungan beliau beliau ini, maka tidak mungkin aktivitas preman ormas, sweeping, dsb bisa berlangsung terus selama puluhan tahun

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia