- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Merugi, Garuda Indonesia Diserukan Lebih Efisien


TS
User telah dihapus
Merugi, Garuda Indonesia Diserukan Lebih Efisien
Bisnis.com , JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. diminta melakukan efisiensi guna meminimalkan potensi kerugian besar akibat anjloknya pendapatan pada kuartal pertama 2017.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengusulkan jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan efisiensi, menyusul isu kebangkrutan maskapai penerbangan milik BUMN yang mengalami kerugian mendalam pada kuartal pertama di tahun ini.
“Jajaran direksinya sangat tidak efisien, sembilan orang. Buat apa? Perusahaan sedang rugi,” ujar Agus melalui siaran pers yang diterima Bisnis pada Jumat (9/6/2017).
Agus pun menyoroti status Garuda sebagai perusahaan yang terdaftar di lantai bursa bisa diberhentikan izin usahanya karena melanggar peraturan perihal pengangkatan direksi.
Menurut Agus, Civil Aviation Safety Regulation (CASR) atau Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) menyebutkan direktur operasi dan direktur teknik adalah bagian dari board, bukan pejabat direktur.
"Garuda bisa disetop perdagangannya di lantai bursa, karena selain mengenyampingkan aturan keselamatan dalam CASR juga jelas pengangkatan Direktur diluar RUPS adalah pelanggaran terhadap POJK Nomor 33 Tahun 2014,” lanjut Agus.
Sebelumnya Agus juga menilai sangat krusial bagi suatu maskapai untuk menyusun personelnya sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam CASR 121.59 dan 121.61 yang mengatur tentang syarat syarat minimum personel manajemen dan kualifikasi personel. "Ini pemerkosaan terhadap regulasi.”
Kondisi kerugian yang dialami Garuda, dalam pandangan Agus, diperparah oleh beberapa faktor seperti pembukaan bandara internasional yang sangat banyak, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, serta proses birokrasi yang panjang.
"Pembukaan bandara internasional sangat banyak, kemudian harga avtur mahal, birokrasi panjang, dan utang kerugian yang besar. Kemudian banyak jenis pesawat yang digunakan sehingga M&O (operasional dan perawatan) mahal,” paparnya.
Sementara mengenai utang Garuda Indonesia yang mencapai Rp39,6 triliun pada tahun ini, Agus menyarankan agar Garuda Indonesia merestrukturisasi utang atau menjual saham.
“Garuda Indonesia kan perusahaan publik, untuk masalah utang paling restrukturisasi atau jual saham kurangi saham pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya pada tiga bulan pertama 2017, perusahaan penerbangan milik negara ini mengalami kerugian cukup mendalam sekitar Rp1,31 triliun.
http://m.bisnis.com/industri/read/20170609/98/661101/merugi-garuda-indonesia-diserukan-lebih-efisien
perasaan tingkat okupansi Garuda selalu tinggi deh, ada apa ya? kok dari tahun ke tahun garuda terus merugi..
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengusulkan jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan efisiensi, menyusul isu kebangkrutan maskapai penerbangan milik BUMN yang mengalami kerugian mendalam pada kuartal pertama di tahun ini.
“Jajaran direksinya sangat tidak efisien, sembilan orang. Buat apa? Perusahaan sedang rugi,” ujar Agus melalui siaran pers yang diterima Bisnis pada Jumat (9/6/2017).
Agus pun menyoroti status Garuda sebagai perusahaan yang terdaftar di lantai bursa bisa diberhentikan izin usahanya karena melanggar peraturan perihal pengangkatan direksi.
Menurut Agus, Civil Aviation Safety Regulation (CASR) atau Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) menyebutkan direktur operasi dan direktur teknik adalah bagian dari board, bukan pejabat direktur.
"Garuda bisa disetop perdagangannya di lantai bursa, karena selain mengenyampingkan aturan keselamatan dalam CASR juga jelas pengangkatan Direktur diluar RUPS adalah pelanggaran terhadap POJK Nomor 33 Tahun 2014,” lanjut Agus.
Sebelumnya Agus juga menilai sangat krusial bagi suatu maskapai untuk menyusun personelnya sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam CASR 121.59 dan 121.61 yang mengatur tentang syarat syarat minimum personel manajemen dan kualifikasi personel. "Ini pemerkosaan terhadap regulasi.”
Kondisi kerugian yang dialami Garuda, dalam pandangan Agus, diperparah oleh beberapa faktor seperti pembukaan bandara internasional yang sangat banyak, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, serta proses birokrasi yang panjang.
"Pembukaan bandara internasional sangat banyak, kemudian harga avtur mahal, birokrasi panjang, dan utang kerugian yang besar. Kemudian banyak jenis pesawat yang digunakan sehingga M&O (operasional dan perawatan) mahal,” paparnya.
Sementara mengenai utang Garuda Indonesia yang mencapai Rp39,6 triliun pada tahun ini, Agus menyarankan agar Garuda Indonesia merestrukturisasi utang atau menjual saham.
“Garuda Indonesia kan perusahaan publik, untuk masalah utang paling restrukturisasi atau jual saham kurangi saham pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya pada tiga bulan pertama 2017, perusahaan penerbangan milik negara ini mengalami kerugian cukup mendalam sekitar Rp1,31 triliun.
http://m.bisnis.com/industri/read/20170609/98/661101/merugi-garuda-indonesia-diserukan-lebih-efisien
perasaan tingkat okupansi Garuda selalu tinggi deh, ada apa ya? kok dari tahun ke tahun garuda terus merugi..
0
4.3K
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan