- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
Pendeta Socrates di Papua Desak Goliat Tabuni Stop Kekerasan
TS
Faizalam
Pendeta Socrates di Papua Desak Goliat Tabuni Stop Kekerasan
Ketua umum badan pelayan pusat atau pimpinan Persekutuan Gereja Gereja Baptis Papua (PGGBP) Pendeta Socrates Sofyan Yoman meminta dan mengajak Goliat Tabuni dan kawan-kawan agar menghentikan cara kekerasan yang digunakan selama ini.
Menyusul sejumlah kekerasan (penembakan) terhadap delapan aparat TNI dan empat warga sipil dan melukai beberapa orang lainya yang terjadi di Sinak, Kabupaten Puncak dan Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya pada 21 Februari lalu dan sejumlah kekerasan lainnya yang terus memakan korban baik materi dan imateri.
"Saya minta kepada Goliat Tabuni dan rekan-rekan agar tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan. Kekerasan sudah tidak zamannya lagi, tapi dengan cara perjuangan damai lewat dialog yang bermartabat itu yang baik karena tidak mengorbankan rakyat banyak," kata Pendeta Socrates di Jayapura, Papua, Kamis.
"Kekerasan itu tidak pernah menyelesaikan persoalan, kekerasan itu selalu melahirkan kekerasan yang lebih masif dan lebih keras. Jadi untuk menyelesaikan masalah atau persoalan Papua itu harus melalui pendekatan damai. Saya harap teman-teman yang berada atau yang menggunakan kekerasan seperti Goliat Tabuni harus dihentikan," katanya.
Lebih lanjut, pendeta yang gemar menulis opini di berbagai media cetak lokal dan nasional itu juga mempertanyakan apakah benar penembakan di Puncak dan Puncak Jaya benar-benar dilakukan oleh Goliat Tabuni dan kawan-kawan. Atau apakah ada pihak lain yang mencoba mencari keuntungan di balik peristiwa memilukan itu. "Dan Apakah Goliat Tabuni atau bukan, ini kan jadi pertanyaan juga, seluruh kekerasan di Papua, dari Sorong-Merauke harus dihentikan," katanya.
Socrates juga menyampaikan jika kekerasan-kekerasan tersebut terus diberikan ruang maka hal itu akan memberikan legitimasi kepada negara untuk menumpas kekerasan yang terjadi yang bisa berujung pada pengiriman pasukan yang lebih besar dan bisa memutuskan kehidupan orang Papua yang sudah sedikit jadi tambah habis dan punah.
Sangat setuju apa yang dikatakan Pendeta Socrates bahwasanya kedamaian dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok Goliat Tabuni itu sudah sangat meresahkan. Penting bagi tokoh agama di Papua untuk angkat bicara dan memberikan nasihat, dan kebaikan bagi umatnya agar menjaga kedamaian dan ketertiban di Papua.
Tentu saja, apa yang dikatakan bahwasanya kekerasan yang dilakukan Tabuni itu telah meresahkan bagi masyarakat Papua sendiri. Dan pastinya tindakan dari Tabuni itu telah menghambat proses pembangunan di Papua.
Oleh karena itulah penting bagi Goliat Tabuni untuk menghentikan tindakan kekerasan dan teror yang berujung pada tindakan brutal yang tak manusiawi. Karena itulah terciptanya kedamaian, dan ketertiban di Papua sangatlah penting.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/361...ikan-kekerasan
Menyusul sejumlah kekerasan (penembakan) terhadap delapan aparat TNI dan empat warga sipil dan melukai beberapa orang lainya yang terjadi di Sinak, Kabupaten Puncak dan Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya pada 21 Februari lalu dan sejumlah kekerasan lainnya yang terus memakan korban baik materi dan imateri.
"Saya minta kepada Goliat Tabuni dan rekan-rekan agar tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan. Kekerasan sudah tidak zamannya lagi, tapi dengan cara perjuangan damai lewat dialog yang bermartabat itu yang baik karena tidak mengorbankan rakyat banyak," kata Pendeta Socrates di Jayapura, Papua, Kamis.
"Kekerasan itu tidak pernah menyelesaikan persoalan, kekerasan itu selalu melahirkan kekerasan yang lebih masif dan lebih keras. Jadi untuk menyelesaikan masalah atau persoalan Papua itu harus melalui pendekatan damai. Saya harap teman-teman yang berada atau yang menggunakan kekerasan seperti Goliat Tabuni harus dihentikan," katanya.
Lebih lanjut, pendeta yang gemar menulis opini di berbagai media cetak lokal dan nasional itu juga mempertanyakan apakah benar penembakan di Puncak dan Puncak Jaya benar-benar dilakukan oleh Goliat Tabuni dan kawan-kawan. Atau apakah ada pihak lain yang mencoba mencari keuntungan di balik peristiwa memilukan itu. "Dan Apakah Goliat Tabuni atau bukan, ini kan jadi pertanyaan juga, seluruh kekerasan di Papua, dari Sorong-Merauke harus dihentikan," katanya.
Socrates juga menyampaikan jika kekerasan-kekerasan tersebut terus diberikan ruang maka hal itu akan memberikan legitimasi kepada negara untuk menumpas kekerasan yang terjadi yang bisa berujung pada pengiriman pasukan yang lebih besar dan bisa memutuskan kehidupan orang Papua yang sudah sedikit jadi tambah habis dan punah.
Sangat setuju apa yang dikatakan Pendeta Socrates bahwasanya kedamaian dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok Goliat Tabuni itu sudah sangat meresahkan. Penting bagi tokoh agama di Papua untuk angkat bicara dan memberikan nasihat, dan kebaikan bagi umatnya agar menjaga kedamaian dan ketertiban di Papua.
Tentu saja, apa yang dikatakan bahwasanya kekerasan yang dilakukan Tabuni itu telah meresahkan bagi masyarakat Papua sendiri. Dan pastinya tindakan dari Tabuni itu telah menghambat proses pembangunan di Papua.
Oleh karena itulah penting bagi Goliat Tabuni untuk menghentikan tindakan kekerasan dan teror yang berujung pada tindakan brutal yang tak manusiawi. Karena itulah terciptanya kedamaian, dan ketertiban di Papua sangatlah penting.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/361...ikan-kekerasan
0
6.9K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan