- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Kaiguo Dadian, Lukisan Utama di Cina sekaligus Subyek Pergolakan Politik di Cina


TS
dragonroar
Kaiguo Dadian, Lukisan Utama di Cina sekaligus Subyek Pergolakan Politik di Cina
Spoiler for HT ke-21:

Quote:
Apa yang terjadi jika misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan negara kita diadaptasi dalam sebuah lukisan dan kemudian lukisan tersebut di kemudian hari dijadikan subyek pergolakan politik dimana pelukisnya disuruh menghapus2kan beberapa tokoh yg tercantum dlm lukisan tersebut ?
Inilah yg terjadi di Cina pd lukisan buatan Dong Xiwen berjudul Kaiguo Dadian atau Upacara Pendirian Negara yg menggambarkan Mao Zedong sedang meresmikan Republik Rakyat Tiongkok di Lapangan Tiananmen pada 1 Oktober 1949 bersama dengan para pemimpin Komunis lainnya yakni (dari kiri) Jenderal Zhu De, Liu Shaoqi, Madame Song Qingling (janda Sun Zhongshan), Li Jishen, Zhang Lan (dengan jenggot), dan paling kanan, Jenderal Gao Gang. Zhou Enlai berada di bagian paling kiri di barisan kedua, disampingnya adalah Dong Biwu, dua pria yang identitasnya belum jelas, dan yang paling kanan, Guo Moruo. Lin Boqu berada di paling kiri di barisan ketiga.
Setelah pendirian Republik Rakyat pada 1949, Komunis dengan cepat mengambil alih kesenian di Tiongkok. Pemerintahan baru memproporsalkan serangkaian lukisan, utamanya berbahan minyak, untuk mengenang sejarah Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan masa puncaknya pada 1949. Untuk mewujudkannya, pada Desember 1950, pejabat kesenian Wang Yeqiu meminta agar Deputi Menteri Budaya Zhou Yang untuk mengadakan pameran kesenian pada tahun berikutnya untuk memperingati peringatan ke-30 pendirian Partai tersebut di Tiongkok. Wang telah menjelajahi Uni Soviet dan mengamati keseniannya, yang sangat ia jiwai, dan ia mengusulkan agar patung-patung dan lukisan-lukisan yang dipamerkan menggambarkan sejarah PKT, untuk kemudian dimasukkan dalam Museum Revolusi Tiongkok yang direncanakan. Sebelum mengambil alih negara tersebut secara bulat, PKT telah menggunakan kesenian sebagai propaganda, sebuah teknik yang secara khusus efektif karena sebagian besar penduduk Tiongkok saat itu buta huruf. Usulan Wang disetujui pada Maret 1951, dan sebuah komite, yang meliputi kritikus seni dan pejabat Jiang Feng, ditunjuk untuk menentukan artis-artis yang layak. Meskipun hampir 100 lukisan diproduksi untuk pameran tahun 1951 tersebut, tidak semuanya dianggap layak, dan ditunda.
Penggunaan lukisan minyak untuk mengenang peristiwa-peristiwa dan membuat pernyataan politik bukanlah hal baru; contoh-contoh abad ke-19-nya meliputi lukisan-lukisan John Trumbull pada United States Capitol dan Pelantikan Napoleon karya Jacques-Louis David. Lukisan minyak membolehkan untuk mencampur nada-nada untuk memproduksi serangkaian besar warna realistis dan artraktif, tidak seperti lukisan tinta dan kuas Tionghoa tradisional. Di museum-museum Moskwa, Wang mempelajari bagaimana karier Lenin dikisahkan dan dapat diakses masyarakat melalui artefak-artefak yang disertai dengan lukisan-lukisan minyak yang menampilkan peristiwa-peristiwa penting dalam karier pemimpin Komunis tersebut. Ia dan para penjabat tingkat yang lebih tinggi memutuskan untuk menggunakan teknik yang sama sesuai yang saat mereka merencanakan Museum Revolusi Tiongkok. Kemudian, mereka mengumpulkan informasi-informasi sejarah Partai tersebut dan menuangkannya dalam bentuk karya-karya. Lukisan-lukisan yang direncanakan diletakkan di musim tersebut belum ada dan belum dibuka sampai 1961. Para pemimpin Tiongkok bersikukuh untuk dipersembahkan dalam lukisan-lukisan tersebut, menunggu pencurahan mereka sebagai tokoh-tokoh utama dalam peristiwa-peristiwa dalam sejarah negara tersebut.
Tak ada karya yang awalnya ditujukan terhadap museum tersebut yang menggambarkan peristiwa upacara di Lapangan Tiananmen pada 1 Oktober 1949, saat Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat. Para pejabat menuntut karya khusus semacam itu. Dong Xiwen, sebagai seorang artis tersohor dan melek politik, dan seorang profesor di Akademi Seni Rupa Pusat (ASRP) di Beijing, menjadi seorang kandidat yang cocok. Dong telah hadir di upacara 1 Oktober; hubungan pribadinya dengan peristiwa tersebut membantunya membuat pilihan yang ditentukan tersebut. Meskipun Dong kemudian mempermasalahkan ketiadaan kebebasan memilih secara bulat dalam karirnya sesuai dengan subyek-subyek lukisannya, Pendirian Negara membuatnya terkenal
Saat lukisan tersebut dibuka pada 1953, kebanyakan kritikus Tiongkok merasa antusias. Xu Beihong, presiden ASRP dan pionir penggunaan realisme dalam lukisan minyak, memuji temanya dimana karya tersebut memenuhi misi politiknya, namun mengeluhkan warnanya, yang nyaris tak menyerupai lukisan minyak. Meskipun demikian, ia dan yang lainnya memandang bahwa lukisan tersebut membuka bab baru dalam pengembangan seni Tionghoa. Zhu Dan, kepala Rumah Penerbitan Seni Rupa Murni Rakyat, yang memproduksi ulang lukisan tersebut kepada masyarakat, berpendapat bahwa lukisan tersebut lebih ke sebuah poster ketimbang lukisan minyak. Artis-artis lainnya menyatakan bahwa karya-karya Dong sebelumnya, seperti Gembala Perempuan Kazakh (1947) dan Pembebasan (1949), merupakan contoh bagus dari gaya seni nasional baru tersebut. Selain itu, para pemimpin Partai Senior menyetujui lukisan tersebut, seperti yang sejarawan seni Chang-Tai Hung katakan, "memandangnya sebagai sebuah perjanjian kepada identitas yang melibatkan kaum muda negara tersebut dan menumbuhkan kepercayaan diri".
Setelah dibuka, Jiang ingin membuat sebuah pameran dimana para pejabat pemerintah, termasuk Mao, melihat dan membawakan seni Tionghoa baru ke publik. Ia telah menghubungi orang-orang dalam Mao, dan Dong dan orang lainnya menyelenggarakannya bertepatan dengan pertemuan di Zhongnanhai yang Mao pimpin. Hal ini merupakan satu-satu kesempatan dimana Mao menghadiri sebuah pameran seni setelah 1949. Mao mengunjungi pameran tersebut sebanyak tiga kali para masa antar pertemuan dan secara khusus menyukai Pendirian Negara—sebuah foto resmi dari peristiwa yang menunjukkan Mao dan Zhou Enlai tampil di sebuah kanvas buatan Dong. Pemimpin tersebut menyanjung lukisan tersebut dalam jangka panjang dan akhirnya berkata, "Ini adalah sebuah negara besar. Ini benar-benar adalah sebuah negara besar." Mao juga menyatakan bahwa penggambaran Dong Biwu disajikan dengan baik. Karena Dong Biwu berada di baris dua, dan sangat tertutupi oleh Zhu De yang ada di depannya, Mao menganggapnya sebuah candaan, namun tetap diberi tanggapan baik oleh pemimpin negara tersebut atas kesuksesan lukisan tersebut.
Pendirian Negara dihormati sebagai salah satu lukisan minyak terbesar yang pernah dibuat oleh seorang artis Tiongkok menurut para pengulas pada abad tersebut, dan lebih dari 500,000 reproduksi dijual dalam tiga bulan. Pujian Mao membantu lukisan tersebut dan pelukisnya menjadi naik daun. Teknik-teknik Dong dipandang mengirimkan pencampuran antara gaya lukisan minyak elitis dan seni populer, dan mewujudkan keinginan Jiang yang menginginkan seni realistis bernuansa politik. Lukisan tersebut direproduksi dalam buku-buku pelajaran sekolah dasar dan menengah. Lukisan tersebut muncul di halaman depan People's Daily pada September 1953, dan menjadi dekorasi dalam ruangan yang disetujui secara resmi. Sebuah majalah berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh pemerintah Tiongkok untuk didistribusikan di luar negeri menampilkan sebuah model keluarga di sebuah apartemen modern, dengan poster besar Pendirian Negara di dinding. Menurut Chang-Tai Hung, lukisan tersebut "menjadi sebuah karya propaganda yang diselebrasikan".
Pada Februari 1954, Gao Gang, kepala Dinas Perencanaan Negara, dikeluarkan dari pemerintah; ia bunuh diri berbulan-bulan kemudian. Keberadaannya dalam lukisan tersebut di kiri Mao membuat para pejabat kesenian melakukan tindakan. Dalam rangka meraih ketenarannya pada para perwira dan rakyat, Pendirian Negara ditampilkan di Pameran Kesenian Nasional Kedua (1955), namun lukisan tersebut tidak menampilkan Gao, yang dituduh sebagai pengkhianat. Menurut pengakuannya, Dong diperintahkan untuk menghapus Gao dari gambar tersebut, dan ia melakukannya.
Dalam menghapus Gao, Dong meluaskan keranjang krisantemum merah jambu yang berdiri di kaki para pejabat, dan menyelesaikan penggambaran gerbang Yongdingmen, yang pada lukisan aslinya hanya terlihat sebagian di belakang Gao. Ia dipaksa untuk meluaskan bagian langit yang terlihat di atas rakyat yang berkumpul di Lapangan Tiananmen, yang menempatkan Mao menjadi pusat perhatian. Ia dikompensasi untuk melakukan hal tersebut, untuk beberapa alasan, dengan menambahkan lebih dari dua mikrofon di kanan Mao. Lukisan yang dimodifikasi tersebut ditampilkan di pameran 1955, dan pada 1958 di Moskwa. Dalam bukunya tentang kesenian Republik Rakyat, Julia Andrews berpendapat bahwa solusi Dong tidak sepenuhnya memuaskan karena mikrofon-mikrofonnya mendominasi bagian tengah lukisan tersebut, dan Mao diperkecil karena perluasan ruang di sekitarnya. Meskipun lukisan tersebut kemudian dikembalikan lagi dalam tampilan semula dan tidak lagi dalam bentuk tersebut, versi tersebut menjadi versi yang paling umum direproduksi.
Saat Museum Revolusi Tiongkok dibuka di Lapangan Tiananmen pada 1961, lukisan tersebut disimpan di sebuah tembok di galeri yang didevosikan kepada kejayaan Komunis, namun pada 1966, saat Revolusi Kebudayaan, kaum radikal menutup museum tersebut, dan masih ditutup sampai 1969. Pada masa itu, Liu Shaoqi, yang dituduh mengambil "jalan kapitalis", dikeluarkan dari pemerintahan.
Penghapusannya dari lukisan tersebut diperintahkan pada 1967, dan Dong ditugaskan untuk melaksanakannya. Dong sedang sakit saat Revolusi Kebudayaan: dituduh sayap kanan, ia dikeluarkan dari Partai selama dua hari, dikirim ke kamp kerja pedesaan, dan kemudian "direhabilitasi" dengan dijadikan buruh baja. Tugas Dong menjadi sulit, karena Liu merupakan salah satu figur paling berpengaruh pada baris pertama, yang berdiri di sebelah kiri Madame Song. Para pejabat ingin Liu digantikan dengan Lin Biao, yang lebih disukai Mao pada masa itu.
Dong tak mengkehendaki penempatan Lin yang tidak ada disana pada waktu itu, dan, meskipun ia tidak menolak pelucutan pada masa berbahaya Revolusi Kebudayaan, ia kemudian meminta ijin untuk menghapus Liu. Figur tersebut terlalu besar untuk dihapus, sehingga Liu digambar ulang sebagai Dong Biwu, dan menampilkannya di baris kedua.
Menurut Andrews, upaya tersebut merupakan sebuah kegagalan: "Dong Biwu sebenarnya tidak ingin ditempatkan pada baris kedua. Sehingga, ia menampilkannya sebagai figur yang cerah dan mengerling, sebuah karakter laki-laki di tengah-tengah sekelompok orang lainnya yang bertubuh lebih besar". Para pejabat menuntut karya yang direvisi tersebut tidak dipamerkan. Andrews berkesimpulan bahwa Dong berupaya untuk menyabotase perubahan tersebut, atau diakibatkan oleh stres sepanjang masa Revolusi Kebudayaan.
Pada 1972, sebagai bagian dari renovasi Museum Revolusi Tiongkok, para pejabat ingin memamerkan lagi lukisan Dong. Namun, mereka menginginkan agar Lin Boqu, yang merupakan figur berambut putih di bagian ujung kiri, dihapuskan. Hal ini karena Geng Empat, yang masa waktu itu menguasai Tiongkok, menuduh Lin Boqu (yang telah wafat pada 1960) menentang pernikahan Mao dengan Jiang Qing (salah satu anggota dari Geng Empat) pada masa-masa revolusi.
Sumber-sumber berbeda memberikan penjelasan terkait lukisan tersebut: Chang-Tai Hung mengaitkan bahwa Dong tidak dapat melakukan pengubahan karena sedang mengidap kanker, sehingga muridnya Jin Shangyi dan artis lainnya, Zhao Yu, ditugaskan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Keduanya yang ragu-ragu menghancurkan kanvas aslinya, sehingga membuat sebuah replika namun untuk melakukan perubahan yang diinginkan, mereka menemui Dong di rumah sakit untuk berkonsultasi. Menurut Andrews, Jin dan Zhao membuat versi baru tersebut karena Dong tidak dapat melakukan apa-apa terhadap lukisannya. Jin kemudian menyatakan bahwa lukisan tersebut juga menampilkan dunia dalam Dong, meskipun berefek politik.
Dengan berakhirnya Revolusi Kebudayaan pada 1976 dan kemudian pengangkatan Deng Xiaoping, beberapa figur yang dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya direhabilitasi, dan pada 1979, otoritas memutuskan untuk memberikan akurasi yang lebih historis kepada lukisan tersebut. Dong telah wafat pada 1973; keluarganya sangat menentang siapapun mengubah lukisan aslinya, dan pemerintah menaati keinginan mereka. Jin sedang berada di luar Tiongkok, sehingga pemerintah meminta Yan Zhenduo untuk membuat perubahan pada replikanya. Ia menempatkan Liu, Lin Boqu dan Gao dalam lukisan tersebut dan membuat perubahan lainnya: seorang pria yang tak teridentifikasi sebelumnya di baris belakang yang sekarang dinyatakan sebagai Deng Xiaoping. Lukisan replika tersebut direstorasi pada Museum Revolusi Tiongkok.
Lukisan tersebut merupakan contoh modern dari damnatio memoriae, sebuah pengubahan terhadap karya seni atau subyek lainnya untuk menghapus gambar atau nama dari seseorang yang tidak disukai.
Spoiler for Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:

Inilah yg terjadi di Cina pd lukisan buatan Dong Xiwen berjudul Kaiguo Dadian atau Upacara Pendirian Negara yg menggambarkan Mao Zedong sedang meresmikan Republik Rakyat Tiongkok di Lapangan Tiananmen pada 1 Oktober 1949 bersama dengan para pemimpin Komunis lainnya yakni (dari kiri) Jenderal Zhu De, Liu Shaoqi, Madame Song Qingling (janda Sun Zhongshan), Li Jishen, Zhang Lan (dengan jenggot), dan paling kanan, Jenderal Gao Gang. Zhou Enlai berada di bagian paling kiri di barisan kedua, disampingnya adalah Dong Biwu, dua pria yang identitasnya belum jelas, dan yang paling kanan, Guo Moruo. Lin Boqu berada di paling kiri di barisan ketiga.
Spoiler for wujud asli lukisan Kaiguo Dadian:

Quote:
Latar belakang
Setelah pendirian Republik Rakyat pada 1949, Komunis dengan cepat mengambil alih kesenian di Tiongkok. Pemerintahan baru memproporsalkan serangkaian lukisan, utamanya berbahan minyak, untuk mengenang sejarah Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan masa puncaknya pada 1949. Untuk mewujudkannya, pada Desember 1950, pejabat kesenian Wang Yeqiu meminta agar Deputi Menteri Budaya Zhou Yang untuk mengadakan pameran kesenian pada tahun berikutnya untuk memperingati peringatan ke-30 pendirian Partai tersebut di Tiongkok. Wang telah menjelajahi Uni Soviet dan mengamati keseniannya, yang sangat ia jiwai, dan ia mengusulkan agar patung-patung dan lukisan-lukisan yang dipamerkan menggambarkan sejarah PKT, untuk kemudian dimasukkan dalam Museum Revolusi Tiongkok yang direncanakan. Sebelum mengambil alih negara tersebut secara bulat, PKT telah menggunakan kesenian sebagai propaganda, sebuah teknik yang secara khusus efektif karena sebagian besar penduduk Tiongkok saat itu buta huruf. Usulan Wang disetujui pada Maret 1951, dan sebuah komite, yang meliputi kritikus seni dan pejabat Jiang Feng, ditunjuk untuk menentukan artis-artis yang layak. Meskipun hampir 100 lukisan diproduksi untuk pameran tahun 1951 tersebut, tidak semuanya dianggap layak, dan ditunda.
Penggunaan lukisan minyak untuk mengenang peristiwa-peristiwa dan membuat pernyataan politik bukanlah hal baru; contoh-contoh abad ke-19-nya meliputi lukisan-lukisan John Trumbull pada United States Capitol dan Pelantikan Napoleon karya Jacques-Louis David. Lukisan minyak membolehkan untuk mencampur nada-nada untuk memproduksi serangkaian besar warna realistis dan artraktif, tidak seperti lukisan tinta dan kuas Tionghoa tradisional. Di museum-museum Moskwa, Wang mempelajari bagaimana karier Lenin dikisahkan dan dapat diakses masyarakat melalui artefak-artefak yang disertai dengan lukisan-lukisan minyak yang menampilkan peristiwa-peristiwa penting dalam karier pemimpin Komunis tersebut. Ia dan para penjabat tingkat yang lebih tinggi memutuskan untuk menggunakan teknik yang sama sesuai yang saat mereka merencanakan Museum Revolusi Tiongkok. Kemudian, mereka mengumpulkan informasi-informasi sejarah Partai tersebut dan menuangkannya dalam bentuk karya-karya. Lukisan-lukisan yang direncanakan diletakkan di musim tersebut belum ada dan belum dibuka sampai 1961. Para pemimpin Tiongkok bersikukuh untuk dipersembahkan dalam lukisan-lukisan tersebut, menunggu pencurahan mereka sebagai tokoh-tokoh utama dalam peristiwa-peristiwa dalam sejarah negara tersebut.
Spoiler for Mao Zedong sedang memproklamasikan RRT:

Tak ada karya yang awalnya ditujukan terhadap museum tersebut yang menggambarkan peristiwa upacara di Lapangan Tiananmen pada 1 Oktober 1949, saat Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat. Para pejabat menuntut karya khusus semacam itu. Dong Xiwen, sebagai seorang artis tersohor dan melek politik, dan seorang profesor di Akademi Seni Rupa Pusat (ASRP) di Beijing, menjadi seorang kandidat yang cocok. Dong telah hadir di upacara 1 Oktober; hubungan pribadinya dengan peristiwa tersebut membantunya membuat pilihan yang ditentukan tersebut. Meskipun Dong kemudian mempermasalahkan ketiadaan kebebasan memilih secara bulat dalam karirnya sesuai dengan subyek-subyek lukisannya, Pendirian Negara membuatnya terkenal
Quote:
Sambutan dan pengaruh
Saat lukisan tersebut dibuka pada 1953, kebanyakan kritikus Tiongkok merasa antusias. Xu Beihong, presiden ASRP dan pionir penggunaan realisme dalam lukisan minyak, memuji temanya dimana karya tersebut memenuhi misi politiknya, namun mengeluhkan warnanya, yang nyaris tak menyerupai lukisan minyak. Meskipun demikian, ia dan yang lainnya memandang bahwa lukisan tersebut membuka bab baru dalam pengembangan seni Tionghoa. Zhu Dan, kepala Rumah Penerbitan Seni Rupa Murni Rakyat, yang memproduksi ulang lukisan tersebut kepada masyarakat, berpendapat bahwa lukisan tersebut lebih ke sebuah poster ketimbang lukisan minyak. Artis-artis lainnya menyatakan bahwa karya-karya Dong sebelumnya, seperti Gembala Perempuan Kazakh (1947) dan Pembebasan (1949), merupakan contoh bagus dari gaya seni nasional baru tersebut. Selain itu, para pemimpin Partai Senior menyetujui lukisan tersebut, seperti yang sejarawan seni Chang-Tai Hung katakan, "memandangnya sebagai sebuah perjanjian kepada identitas yang melibatkan kaum muda negara tersebut dan menumbuhkan kepercayaan diri".
Spoiler for Mao Zedong:

Setelah dibuka, Jiang ingin membuat sebuah pameran dimana para pejabat pemerintah, termasuk Mao, melihat dan membawakan seni Tionghoa baru ke publik. Ia telah menghubungi orang-orang dalam Mao, dan Dong dan orang lainnya menyelenggarakannya bertepatan dengan pertemuan di Zhongnanhai yang Mao pimpin. Hal ini merupakan satu-satu kesempatan dimana Mao menghadiri sebuah pameran seni setelah 1949. Mao mengunjungi pameran tersebut sebanyak tiga kali para masa antar pertemuan dan secara khusus menyukai Pendirian Negara—sebuah foto resmi dari peristiwa yang menunjukkan Mao dan Zhou Enlai tampil di sebuah kanvas buatan Dong. Pemimpin tersebut menyanjung lukisan tersebut dalam jangka panjang dan akhirnya berkata, "Ini adalah sebuah negara besar. Ini benar-benar adalah sebuah negara besar." Mao juga menyatakan bahwa penggambaran Dong Biwu disajikan dengan baik. Karena Dong Biwu berada di baris dua, dan sangat tertutupi oleh Zhu De yang ada di depannya, Mao menganggapnya sebuah candaan, namun tetap diberi tanggapan baik oleh pemimpin negara tersebut atas kesuksesan lukisan tersebut.
Pendirian Negara dihormati sebagai salah satu lukisan minyak terbesar yang pernah dibuat oleh seorang artis Tiongkok menurut para pengulas pada abad tersebut, dan lebih dari 500,000 reproduksi dijual dalam tiga bulan. Pujian Mao membantu lukisan tersebut dan pelukisnya menjadi naik daun. Teknik-teknik Dong dipandang mengirimkan pencampuran antara gaya lukisan minyak elitis dan seni populer, dan mewujudkan keinginan Jiang yang menginginkan seni realistis bernuansa politik. Lukisan tersebut direproduksi dalam buku-buku pelajaran sekolah dasar dan menengah. Lukisan tersebut muncul di halaman depan People's Daily pada September 1953, dan menjadi dekorasi dalam ruangan yang disetujui secara resmi. Sebuah majalah berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh pemerintah Tiongkok untuk didistribusikan di luar negeri menampilkan sebuah model keluarga di sebuah apartemen modern, dengan poster besar Pendirian Negara di dinding. Menurut Chang-Tai Hung, lukisan tersebut "menjadi sebuah karya propaganda yang diselebrasikan".
Quote:
Sejarah berikutnya dan perubahan politik
Pada Februari 1954, Gao Gang, kepala Dinas Perencanaan Negara, dikeluarkan dari pemerintah; ia bunuh diri berbulan-bulan kemudian. Keberadaannya dalam lukisan tersebut di kiri Mao membuat para pejabat kesenian melakukan tindakan. Dalam rangka meraih ketenarannya pada para perwira dan rakyat, Pendirian Negara ditampilkan di Pameran Kesenian Nasional Kedua (1955), namun lukisan tersebut tidak menampilkan Gao, yang dituduh sebagai pengkhianat. Menurut pengakuannya, Dong diperintahkan untuk menghapus Gao dari gambar tersebut, dan ia melakukannya.
Spoiler for Revisi 1954:

Spoiler for Gao Gang:

Dalam menghapus Gao, Dong meluaskan keranjang krisantemum merah jambu yang berdiri di kaki para pejabat, dan menyelesaikan penggambaran gerbang Yongdingmen, yang pada lukisan aslinya hanya terlihat sebagian di belakang Gao. Ia dipaksa untuk meluaskan bagian langit yang terlihat di atas rakyat yang berkumpul di Lapangan Tiananmen, yang menempatkan Mao menjadi pusat perhatian. Ia dikompensasi untuk melakukan hal tersebut, untuk beberapa alasan, dengan menambahkan lebih dari dua mikrofon di kanan Mao. Lukisan yang dimodifikasi tersebut ditampilkan di pameran 1955, dan pada 1958 di Moskwa. Dalam bukunya tentang kesenian Republik Rakyat, Julia Andrews berpendapat bahwa solusi Dong tidak sepenuhnya memuaskan karena mikrofon-mikrofonnya mendominasi bagian tengah lukisan tersebut, dan Mao diperkecil karena perluasan ruang di sekitarnya. Meskipun lukisan tersebut kemudian dikembalikan lagi dalam tampilan semula dan tidak lagi dalam bentuk tersebut, versi tersebut menjadi versi yang paling umum direproduksi.
Saat Museum Revolusi Tiongkok dibuka di Lapangan Tiananmen pada 1961, lukisan tersebut disimpan di sebuah tembok di galeri yang didevosikan kepada kejayaan Komunis, namun pada 1966, saat Revolusi Kebudayaan, kaum radikal menutup museum tersebut, dan masih ditutup sampai 1969. Pada masa itu, Liu Shaoqi, yang dituduh mengambil "jalan kapitalis", dikeluarkan dari pemerintahan.
Spoiler for Liu Shaoqi:

Penghapusannya dari lukisan tersebut diperintahkan pada 1967, dan Dong ditugaskan untuk melaksanakannya. Dong sedang sakit saat Revolusi Kebudayaan: dituduh sayap kanan, ia dikeluarkan dari Partai selama dua hari, dikirim ke kamp kerja pedesaan, dan kemudian "direhabilitasi" dengan dijadikan buruh baja. Tugas Dong menjadi sulit, karena Liu merupakan salah satu figur paling berpengaruh pada baris pertama, yang berdiri di sebelah kiri Madame Song. Para pejabat ingin Liu digantikan dengan Lin Biao, yang lebih disukai Mao pada masa itu.
Spoiler for Lin Biao:

Dong tak mengkehendaki penempatan Lin yang tidak ada disana pada waktu itu, dan, meskipun ia tidak menolak pelucutan pada masa berbahaya Revolusi Kebudayaan, ia kemudian meminta ijin untuk menghapus Liu. Figur tersebut terlalu besar untuk dihapus, sehingga Liu digambar ulang sebagai Dong Biwu, dan menampilkannya di baris kedua.
Spoiler for Dong Biwu:
Spoiler for Revisi 1967:

Menurut Andrews, upaya tersebut merupakan sebuah kegagalan: "Dong Biwu sebenarnya tidak ingin ditempatkan pada baris kedua. Sehingga, ia menampilkannya sebagai figur yang cerah dan mengerling, sebuah karakter laki-laki di tengah-tengah sekelompok orang lainnya yang bertubuh lebih besar". Para pejabat menuntut karya yang direvisi tersebut tidak dipamerkan. Andrews berkesimpulan bahwa Dong berupaya untuk menyabotase perubahan tersebut, atau diakibatkan oleh stres sepanjang masa Revolusi Kebudayaan.
Pada 1972, sebagai bagian dari renovasi Museum Revolusi Tiongkok, para pejabat ingin memamerkan lagi lukisan Dong. Namun, mereka menginginkan agar Lin Boqu, yang merupakan figur berambut putih di bagian ujung kiri, dihapuskan. Hal ini karena Geng Empat, yang masa waktu itu menguasai Tiongkok, menuduh Lin Boqu (yang telah wafat pada 1960) menentang pernikahan Mao dengan Jiang Qing (salah satu anggota dari Geng Empat) pada masa-masa revolusi.
Spoiler for Lin Boqu:

Sumber-sumber berbeda memberikan penjelasan terkait lukisan tersebut: Chang-Tai Hung mengaitkan bahwa Dong tidak dapat melakukan pengubahan karena sedang mengidap kanker, sehingga muridnya Jin Shangyi dan artis lainnya, Zhao Yu, ditugaskan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Keduanya yang ragu-ragu menghancurkan kanvas aslinya, sehingga membuat sebuah replika namun untuk melakukan perubahan yang diinginkan, mereka menemui Dong di rumah sakit untuk berkonsultasi. Menurut Andrews, Jin dan Zhao membuat versi baru tersebut karena Dong tidak dapat melakukan apa-apa terhadap lukisannya. Jin kemudian menyatakan bahwa lukisan tersebut juga menampilkan dunia dalam Dong, meskipun berefek politik.
Spoiler for Revisi 1979:

Dengan berakhirnya Revolusi Kebudayaan pada 1976 dan kemudian pengangkatan Deng Xiaoping, beberapa figur yang dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya direhabilitasi, dan pada 1979, otoritas memutuskan untuk memberikan akurasi yang lebih historis kepada lukisan tersebut. Dong telah wafat pada 1973; keluarganya sangat menentang siapapun mengubah lukisan aslinya, dan pemerintah menaati keinginan mereka. Jin sedang berada di luar Tiongkok, sehingga pemerintah meminta Yan Zhenduo untuk membuat perubahan pada replikanya. Ia menempatkan Liu, Lin Boqu dan Gao dalam lukisan tersebut dan membuat perubahan lainnya: seorang pria yang tak teridentifikasi sebelumnya di baris belakang yang sekarang dinyatakan sebagai Deng Xiaoping. Lukisan replika tersebut direstorasi pada Museum Revolusi Tiongkok.
Lukisan tersebut merupakan contoh modern dari damnatio memoriae, sebuah pengubahan terhadap karya seni atau subyek lainnya untuk menghapus gambar atau nama dari seseorang yang tidak disukai.
Quote:
Diubah oleh dragonroar 02-07-2017 11:27
0
22.3K
Kutip
88
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan