Whuaah..
jadi HT ..
Thanks ya Mod dan/atau Officer
Btw, thread ane ada yg lebih bagusan (dari segi konten dan tampilan) dan viewernya dan sharenya udah tinggi, mending itu aja yg dijadikan HT 
Terus itu thread ane yg udah di share hampir 10k orang kok bisa balik nol ya jumlah sharenya? dari segi marketing jelas merugikan penulis, ada yg tw?
Quote:
Orang Berpakaian Lusuh
Siang itu seorang bapak-bapak dengan tampilan agak lusuh terlihat mondar mandir di halaman SD Bojong Gede. Raut mukanya menggambarkan wajah tergesa-gesa dan khwatir. Belum lagi tampilan dan cara berjalannya yang kesana-kemari menarik perhatian banyak orang. Sesekali ia mengechek telepon genggamnya, seperti menunggu telepon dari seseorang. Waktu itu memang jam pulang sekolah, jadi memang banyak wali murid yang memenuhi halaman sekolah.
Beberapa saat kemudian, entah kenapa terdengar teriakan keras dan iringi tangis dari seorang anak kecil di dekat bapak tadi. Spontan dengan heroiknya seorang pemuda yang tengah memegang HP pun meneriaki bapak itu penculik. Tindakan pemuda itu bukannya tanpa alasan, karena ia baru saja membaca berita penculikan yang disahre di grup WA. Selain itu si bapak memang panatas diteriaki penculik atau maling, karena penampilannya yang lusuh dan mencurigakan.
Teriakan heroik itu pun langsung disambut dengan gegap gempita oleh para pahlawan lainnya. Ada yang langsung spontan ikutan teriak penculik, ada yang lalu mencari-cari kayu untuk memukul, ada pula yang langsung mendadak menjadi reporter berita dengan HP ditangannya. Sisanya pun tak hanya diam, namun juga mendukung para pahlawan dengan tatapan asyik, menonton para pahlawan yang menghakimi penjahat.
Hanya butuh sepersekian mili detik (flash aja kalah), massa pun telah berkumpul untuk menumpas kejahatan. Tak perlu hitungan jam, si bapak tadi telah menghembuskan nafas terakhirnya. Kemudian timbul lah tangis kedua dari arah penonton para pahlawan hebat kita. Namun tangis kedua ini muncul dari anak berseragam SD yang terkejut menyaksikan ayahnya tergulai dikeroyok pahlawan kita.
Di pasar tradisional Bojong Gede terlihat seorang pedagang yang terjongkok lesu dibalik dagangannya. Sambil memegang HP matanya berkaca-kaca. Terdengar dari mulutunya kalimat agung yang menandakan tak berdayanya seorang hamba,
Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. Rupanya ia baru saja mendengar kabar bahwa istrinya baru saja meninggal karena kecelakaan.
Cukup beberapa hela nafas untuk menenangkan diri dengan mengingat kuasa Penciptanya, pedagang tadi pun lantas memberitahu teman disampingnya akan musibah yang menimpa dirinya. Setelah itu tanpa pikir panjang pun ia berlari menuju arah SD Bojong Gede yang tak jauh dari pasar. Ya, ia berlari untuk menjemput anak semata wayangnya dan memberitahu kabar kematian ibu dari anak itu.
Ia tak lagi memperdulikan penampilannya yang kotor sehabis memindahkan dagangan di pasar. Yang ada dipikarannya hanyalah secepat mungkin untuk bisa memeluk anak sulungnya, satu-satunya anggota keluarga yang dimiliknya saat ini. Sesampainya disekolah ia baru teringat, bahwa hari ini anaknya masih mengikuti ulangan akhir. Ia pun memutuskan untuk menunggu sebentar hingga ulangan selesai. Rasa sedih, cemas, dan sedikit kebingungan tentang cara menjelaskan pada anaknya bercampur menjadi wajah kekhwatiran.
Akhirnya yang hanya bisa ia lakukan saat itu hanyalah mondar mandir samabil berdzikir ke pada Penciptanya. Beberapa kali juga ia membuka HP nya, siapa tahu ada sanak saudara yang menghubungi. Ketika melihat tak ada satupun pesan di HP nya ia masukkan kembali lagi kesakunya. Begitu terus, ia ulangi sambil berdzikir dan menunggu si anak. Namun di pengulangan terakhirnya merogoh saku, ia dikejutkan oleh seorang anak kecil yang berteriak dan menangis di sampingnya.
-The End.
Ok, cerita diatas cuman fiktif karangan ane aja ya.. Kalau disandarkan menjadi berita dan disebarkan, maka akan menjadi HOAX. Tapi berita dibawah ini beda, yang ini valid Insyaallah, udah ane check juga kebenarannya.
Quote:
Berita Hoax Penculikan Memakan Korban
Berita hoax sungguh keji. Masyarakat menjadi was-was dan resah karena isu hoax, salah satunya tentang penculikan anak. Dan MM, seorang pria paruh baya di Mempawah Kalimantan Barat menjadi korban.
Seperti dilansir dari situs resmi Tribarata News Polda Kalimantan Barat, Senin (27/3) , peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu (26/3).
MM warga Pontianak asal Kota Bandung, menjadi korban hoax isu penculikan anak. Dia diamuk massa hingga tewas. Saat itu sebenarnya MM sudah dievakuasi polisi, tetapi massa beringas dan memukuli korban hingga nyawanya tidak bisa diselamatkan.
"Massa beringas dan menerobos pintu tempat korban diamankan dan massa membabi buta mengeroyok korban dan akhirnya korban meninggal dunia lalu korban dibawa ke RS.Rubini Mempawah," ujar Ka SPK Polres Mempawah Ipda Bambang.
Hasil penyelidikan diperoleh informasi, bahwa korban sedang mencari alamat anak kandungnya yang sudah menikah dengan warga setempat. MM bertujuan untuk mengunjungi cucunya. Tetapi pada saat di perjalanan, korban tidak tahu persis rumah anaknya tersebut sehingga menimbulkan kecurigaan masyarakat setempat karena gerak geriknya dinilai mencurigakan.
Masyarakat setempat dikompori isu penculikan anak, tanpa konfirmasi langsung bertindak sendiri anarkis dan membabi buta.
Kapolda Kalbar Irjen Musyafak ikut berkomentar atas kasus ini. Menurut dia, hal ini menjadi perhatian serius jajaran Kepolisian. Dia meminta warga masyarakat jangan mudah percaya hoax.
"Hukum harus ditegakkan, kita akan memproses siapapun yang bertindak melawan hukum," tegas Musyafak.
https://kumparan.com/indra-subagja/b...ewas-di-kalbar
Quote:
Kronologi Para Pahlawan Penumpas Kejahatan Membunuh Korbannya
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Tewasnya seorang warga pendatang menjadi bulan-bulanan massa di Desa Amawang kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah lantaran diduga penculik terjadi Minggu (26/3/2017) sekitar pukul 15.40 wib.
Dikatakan Kapolres Mempawah, AKBP Dedi Agustono melalui Kapolsek Toho, Iptu Gatot Poewarno bahwa terjadinya penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia ini lantaran salah paham sekelompok masyarakat Desa Amawang Kecamatan Sadaniang dengan korban bernama Maman Budiman.
Baca: Anak Sulung Korban Sedih Saat Temukan Bapaknya Tewas Diamuk Massa
Saat itu, aparat sendiri mendapatkan informasi dari pihak Desa Amawang Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah, menginformasikan bahwa ada masyarakat yang mengamankan seseorang yakni korban ke balai desa Amawang yang diduga oleh masyarakat bahwa orang tersebut sebagai penculik anak sekitar pukul 15.40 wib.
Baca: Kembali Terjadi, Diduga Penculik, Seorang Warga Tewas Dihakimi Massa di Mempawah
"Sebagaimana isu yang berkembang saat ini tentang penculikan anak,"ujarnya.
Dijelaskannya, korban ini sebenarnya mau mengantarkan beras ke rumah kerabatnya di Desa Amawang Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah dan membeli petei untuk di bawa ke Pontianak.
Mendapat laporan, pihaknya dengan anggota lengkap dengan piket fungsi berangkat ke TKP.
Setibanya di TKP, beserta anggota yang berangkat mengamankan korban dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak main hakim sendiri.
Namun masyarakat tidak mengindahkan imbauan Polisi dan memaksa melakukan penganiayaan terhadap korban tersebut.
Kapolsek saat itu bahkan memberikan negosiasi dan imbauan, namun karena semakin beringas dan petugas yang ada di TKP tidak seimbang lantaran massa saat itu mencapai ratusan orang.
Sementara di tempat tersebut jaringan telekomunikasi sulit, tidak ada signal sehingga susah untuk meminta bantuan personel.
Namun lantaran tidak kuat bertahan, korban akhirnya meninggal pukul 17.30 wib akibat pengaaniayaan hingga akhirnya diberangkatkan ke rumah sakit di Mempawah untuk dilakukan langkah visum sebelum akhirnya diserah terimakan ke pihak keluarga.
http://pontianak.tribunnews.com/2017...sa-di-mempawah
Kalau berita tentang bapak di mempawah yang dituduh penculik padahal bukan dan kemudian dibunuh massa itu dipastikan betul.
Tapi kalau soal bumbu-bumbu pemanis berita tersebut valid apa gak, ane gak bisa pastiin.
Sekarang entah kenapa jadi berfikir satu sengah kali buat menolong orang di tempat umum, apalagi anak kecil yang nangis -_-
Nasib gak baik bisa ketemu sekumpulan pahlawan super dengan kekuatan supernya, main hakim sendiri.
Tapi jangan pula gara-gara ini kita jadi phobia dan apatis untuk menolong orang dijalan, apalagi anak kecil.
Tapi susah juga sih, gak ada indikator jelas antara penipu, pengemis professional, dan orang yang benar-benar kesusahan di jalan.
Dilema,
Quote:
Gampangnya Manusia Berkumpul dan Seketika Menjadi Pemberani
Manusia itu mahluk sosial, saking sosialnya gampang sekali berkumpul untuk menonton sesuatu. Terkadang sebagian mereka malah tak tau apa yang sedang mereka tonton. Ketika ditannya mereka hanya menjawab, "iya.. gak tau juga ini bang, rame-rame apa". Ternyata si penanya dan yang ditanya juga sama-sama tidak tahu dan akhirnya hanya menjadi penonton fenomena dadakan di tempat umum.
Belum lagi mereka mudah sekali untuk berkumpul, melihat tiga sampai lima orang termenung melihat sesuatu, orang dibelakangnya lantas akan ikut-ikutan karena hanya sekedar ingin tahu. Dan ketika mereka sudah berkumpul menjadi massa, maka mereka berubah menjadi sekolompok orang pemberani yang seakan-akan dapat melakukan apa saja.
Ya.. gak selalu buruk sih. Misalnya aja mereka berkumpul dan menyatukan tenaga dan emosi untuk menolang orang. Nah masalah muncul, orang yang banyak ini butuh peneriak atau pengarah untuk bergerak secara bersama dan searah. Kalau ia meneriakkan keburukan untuk memancing emosi massa, maka dinamai lah ia provokator. Hukuman maksimalnya sih katanya KUHP, 6 tahun, ditambah denda maksimal empat ribu lima ratus rupiah.