Full day school adalah mesin pencetak generasi koruptor
TS
kancild
Full day school adalah mesin pencetak generasi koruptor
Spoiler for pembukaan:
mungkin bahasa di judul terlalu kasar, saya hanya merasa sedikit marah dengan kebijakan FDS itu. Coba kita urai sedikit kerugian jika harus sekolah seharian.
Spoiler for gambar pemanis:
Spoiler for 1:
1. Pikiran akan menjadi penat
Tentu semua setuju dengan ini, seharian belajar berhitung, bahasa, memikirkan rumus. Aduh bikin pusing.
Spoiler for 2:
2. Waktu mengaji berkurang
Ini yang paling penting, ada kesesuaian dengan judul. Selama ini kita tak pernah berhenti mendengar, melihat dan menyaksikan berita tentang korupsi. Tentu semua setuju kalau salah satu sebabnya adalah kekurangan pendidikan moral. Karena pendidikan yang tinggi, gelar didapat, tapi moral kurang baik dan kuat, mereka dengan tega mengambil uang rakyat. Pengajian memang hanya pendidikan nonformal, tapi pendidikan inilah yang terpenting. Kejujuran itulah yang dibutuhkan oleh negeri ini, bukan hanya sarjana dengan gelar elit.
Spoiler for 3:
3. Terlalu banyak pelajaran yang mengajarkan untuk mengurus duniawi
Ini masih ada hubungan dengan poin ketiga. Memang apa sih yang ada dalam otak para koruptor itu? Memang kalau uangnya sudah berlimpah, mereka akan bahagia? Tentu tidak. Pasti yang mereka makan ya masih satu piring. Sehari makan dua atau tiga piring.
Spoiler for 4:
4. Biaya belajar membengkak
Inipun jadi masalah besar kalau untuk orang Indonesia. Karena para guru itu harus dibayar lebih besar. Biaya untuk bersekolah pun jadi mahal.
Spoiler for 5:
5. Kurangnya waktu untuk bermasyarakat
Kita ini hidup di Indonesia, negara yang menjunjung tinggi kesopanan. Hidup bermasyarakat adalah keindahan di Indonesia, mengenal tetangga, menyapa saat bertemu dan saling membantu untuk mengerjakan sesuatu adalah adat negeri kita.
Spoiler for penutup:
Yang terpenting juga, wahai pak menteri, pak presiden, pendidikan di Indonesia ini bukan hanya sekolah formal yang mendapatkan ijazah dan pengakuan pemerintah. Tapi ada juga pendidikan pesantren, TPQ, Madin dan bermasyarakat yang harus kita jaga. Karena kita adalah Indonesia yang beragama dan beradat istiadat. Bukan hanya berijazah dan bersarjana.