- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Waspadai Penyebaran Terorisme melalui Internet


TS
raisafans
Waspadai Penyebaran Terorisme melalui Internet
Quote:
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin memudahkan penyebaran paham radikal dan ekstrimis, membuat permasalahan terorisme di Indonesia maupun seluruh dunia sudah memasuki tahapan yang cukup rumit. Ibaratkan sebuah permainan, aktifitas dan kegiatan terorisme saat ini telah memasuki level akut, sehingga membutuhkan sebuah keseriusan dalam penanganan dan pencegahan perkembangan paham terorisme di publik. Secara umum, Teorisme diartikan sebagai serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme acapkali tidak tunduk pada tata cara peperangan. Para pelaku teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang kebebasna, militan, mujahidin, dan lain-lain. Namun dalam pembenaran dimata seorang teroris, makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil. Selain dilakukan oleh individu, terorisme juga bisa dilakukan oleh negara. Seperti yang dikemukakan salah satu professor lingustik dari Institut Teknologi Massachussets Noam Chomsky yang menyebut bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu bagian dari hal tersebut. Hal ini digambarkan dari hasil pelibutan media yang menunjukan bahwa Amerika Serikat sering kali melakukan tindakan terorisme yang mengerikan lantaran melanggar konvensi hukum perdamaian yang telah disepakati bersama. Sejauh ini belum ada batasan baku untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan terorisme. Namun yang pasti, melalui European Convention on The Supression of Terrorism (ECST) tahun 1977 di Eropa, makna Terorisme mengalami suatu pergeseran dan perluasan paradigma, yaitu sebagai suatu perbuatan yang semula dikategorikan sebagai Crimes against State (termasuk pembunuhan dan percobaan pembunuhan Kepala Negara atau anggota keluarganya), menjadi Crimes against Humanity, di mana yang menjadi korban adalah masyarakat sipil
Terorisme dan Internet
Masifnya perkembangan teknologi internet disatu sisi telah memberikan kemajuan yang signifikan diberbagai macam aspek. Namun disisi lain, internet juga dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan peradaban umat manusia. Sudah menjadi teori umum apabila sesuatu yang bermanfaat diawali dari niat dan siapa yang menjadi penggunanya. Demikian halnya dengan internet, diibaratkan sebuah mata pisau, internet adalah objek yang pada dasarnya dapat digunakan untuk keperluan positif, namun disisi lain juga dapat digunakan sebagia alat pembunuh. Sama halnya dengan kehadirian internet dewasa ini di tangan kelompok radikalisme dan terorisme. Di tangan kelompok radikal dan ekstrimis, internet merupakan media yang paling berguna bagi mereka untuk melakukan propaganda, pencitraan, penggalangan, atau bahkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membentuk jaringan dan rekrutmen anggota baru.
Internet memiliki perangan yang sangat signifikan bagi peningkatan gerakan kelompok radikal di dunia, salah satu pendapat dari tokoh Gary R Bunt yang menganggap bahwa globalisasi merupakan salah satu bidang yang telah membidani lahirnya terorisme di dunia. Gambaran tersebut dilanjutkan dengan beberapa fakta yang menggambarkan keberadaan internet yang memfasilitasi kegiatan terorisme, seperti: ditemukannya website-website yang berisikan kounter propaganda kelompok teroris hingga hilangnya salah satu remaja Korea Selatan yang bernama Kim pada Januari 2015, yang diduga telah bergabung dengan ISIS lantaran fakta serangkaian pesan di akun twitternya Kim yang berisikan tentang permintaan terhadap bantuan untuk bergabung dalam kelompok yang menamakan dirinya sebagai mujahid.
Dalam spektrum yang lebih luas, penggunaan internet oleh kelompok terorisme dinilai sebagai katalisator yang merupakan suatu pola, modus, dan strategi baru yang menggejala secara global. Hal ini berkaca dari tindakan dan perlikau kelompok terorisme yang dewasa ini tidak lagi bergerakan secara perseorangan tetapi melalui jejaring media yang terhubung secara global. Sebagaimana pendapat salah satu sosiolog, Manuel Castells yang mengatakan bahwa hubungan antara terorime dan media dapat dilihat dari dua tujuan inti terorisme, yakni teror yang diarahkan untuk menyentuh kesadaran dan politik media yang digunakan sebagai upaya pembentukan terhadap opini publik.
Terorisme dan Internet
Masifnya perkembangan teknologi internet disatu sisi telah memberikan kemajuan yang signifikan diberbagai macam aspek. Namun disisi lain, internet juga dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan peradaban umat manusia. Sudah menjadi teori umum apabila sesuatu yang bermanfaat diawali dari niat dan siapa yang menjadi penggunanya. Demikian halnya dengan internet, diibaratkan sebuah mata pisau, internet adalah objek yang pada dasarnya dapat digunakan untuk keperluan positif, namun disisi lain juga dapat digunakan sebagia alat pembunuh. Sama halnya dengan kehadirian internet dewasa ini di tangan kelompok radikalisme dan terorisme. Di tangan kelompok radikal dan ekstrimis, internet merupakan media yang paling berguna bagi mereka untuk melakukan propaganda, pencitraan, penggalangan, atau bahkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membentuk jaringan dan rekrutmen anggota baru.
Internet memiliki perangan yang sangat signifikan bagi peningkatan gerakan kelompok radikal di dunia, salah satu pendapat dari tokoh Gary R Bunt yang menganggap bahwa globalisasi merupakan salah satu bidang yang telah membidani lahirnya terorisme di dunia. Gambaran tersebut dilanjutkan dengan beberapa fakta yang menggambarkan keberadaan internet yang memfasilitasi kegiatan terorisme, seperti: ditemukannya website-website yang berisikan kounter propaganda kelompok teroris hingga hilangnya salah satu remaja Korea Selatan yang bernama Kim pada Januari 2015, yang diduga telah bergabung dengan ISIS lantaran fakta serangkaian pesan di akun twitternya Kim yang berisikan tentang permintaan terhadap bantuan untuk bergabung dalam kelompok yang menamakan dirinya sebagai mujahid.
Dalam spektrum yang lebih luas, penggunaan internet oleh kelompok terorisme dinilai sebagai katalisator yang merupakan suatu pola, modus, dan strategi baru yang menggejala secara global. Hal ini berkaca dari tindakan dan perlikau kelompok terorisme yang dewasa ini tidak lagi bergerakan secara perseorangan tetapi melalui jejaring media yang terhubung secara global. Sebagaimana pendapat salah satu sosiolog, Manuel Castells yang mengatakan bahwa hubungan antara terorime dan media dapat dilihat dari dua tujuan inti terorisme, yakni teror yang diarahkan untuk menyentuh kesadaran dan politik media yang digunakan sebagai upaya pembentukan terhadap opini publik.
Spoiler for :
http://forum.viva.co.id/indeks/threads/waspadai-penyebaran-terorisme-melalui-internet.2405681/
0
1.1K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan