- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Perempuan Bukanlah Permen Karet Atau Sejenisnya.


TS
evsus.
Perempuan Bukanlah Permen Karet Atau Sejenisnya.
Sista-sista mohon perhatiannya sebentar ya, Ini tentang kita para perempuan.
Dan para agan, ane mohon pengertiannya sejak dini. 

Terima kasih atas perhatian kamu selama ini, sekarang aku harus pergi, setidaknya meminimalkan percakapan dan memperbesar jarak antara kita.
Kita adalah aku kamu yang menyusun cerita tentang masa, masa lalu masa depan dan masa - masa di mana kita sedang berlalu seperti saat ini.
Sebelumnya, maaf. Kuberitahu padamu perihal rasa. Jelas di setiap cinta hal yang paling pasti adalah luka. Dan di setiap luka memiliki takaran masing-masing dari pemiliknya. Karena takaran luka yang kumiliki melebihi rasa yang dibimbing selama ini, untuk itu aku putuskan untuk pergi.
Jadi begini, aku perempuan, dia perempuan, kamu perempuan, kita memiliki catatan luka masing-masing. Jelas, iya.
Kamu laki-laki, kamu juga, apalagi kamu, kalian paham persoalan takaran luka setiap wanita? Tidak.
Kamu, perempuan, katakan padanya bahwa rindu adalah beban terberat yang tercipta dari ruang tunggu. Menunggu... menunggu kamu memberi kabar, menunggu kamu datang menjemput, menunggu kamu memahami apa yang dituntut, menunggu kita duduk tanpa ada centinya.
Kamu, perempuan. Katakan padanya bahwa perempuan bukanlah permen karet yang manis untuk dikecup berulang kali kemudian pergi.
Kamu, perempuan, katakan padanya, bahwa menahan Luka lebih mudah daripada menjaga perasaan
Takaran cinta, takaran cinta, takaran cinta. Entahlah, entah dengan apa rasa menetap di setiap tempat, jika tuhan saja masih maha membolak balikkan hati untuk menetap.



Terima kasih atas perhatian kamu selama ini, sekarang aku harus pergi, setidaknya meminimalkan percakapan dan memperbesar jarak antara kita.
Kita adalah aku kamu yang menyusun cerita tentang masa, masa lalu masa depan dan masa - masa di mana kita sedang berlalu seperti saat ini.
Sebelumnya, maaf. Kuberitahu padamu perihal rasa. Jelas di setiap cinta hal yang paling pasti adalah luka. Dan di setiap luka memiliki takaran masing-masing dari pemiliknya. Karena takaran luka yang kumiliki melebihi rasa yang dibimbing selama ini, untuk itu aku putuskan untuk pergi.
Jadi begini, aku perempuan, dia perempuan, kamu perempuan, kita memiliki catatan luka masing-masing. Jelas, iya.
Kamu laki-laki, kamu juga, apalagi kamu, kalian paham persoalan takaran luka setiap wanita? Tidak.
Kamu, perempuan, katakan padanya bahwa rindu adalah beban terberat yang tercipta dari ruang tunggu. Menunggu... menunggu kamu memberi kabar, menunggu kamu datang menjemput, menunggu kamu memahami apa yang dituntut, menunggu kita duduk tanpa ada centinya.
Kamu, perempuan. Katakan padanya bahwa perempuan bukanlah permen karet yang manis untuk dikecup berulang kali kemudian pergi.
Kamu, perempuan, katakan padanya, bahwa menahan Luka lebih mudah daripada menjaga perasaan
Takaran cinta, takaran cinta, takaran cinta. Entahlah, entah dengan apa rasa menetap di setiap tempat, jika tuhan saja masih maha membolak balikkan hati untuk menetap.
0
3.4K
43


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan