Kamu tahu jika kamu dan rekanmu harus berkerja sebagai tim untuk mengalahkan musuh serta akan ada hukuman khusus untuk mereka yang membunuh rekan timnya sendiri. Namun selalu pasti ada saat dimana kamu iseng menembaki temanmu hingga tewas untuk memastikan apakah friendly fire-nya nyala atau tidak atau hanya untuk melihat apa reaksi yang akan dikeluarkan oleh rekan yang baru saja kau bunuh tersebut. Tapi tenang saja, kamu selalu bisa gunakkan alasan “lag” untuk masalah ini, 100% works everytime.

Disaat game yang kamu mainkan memiliki ragdoll serta gedung atau bukit yang tinggi, kalian pasti pernah setidaknya satu kali mencoba untuk menjatuhkan diri dari ketinggian yang tinggi dan melihat karaktermu jatuh ke tanah dan memantul bagaikan bola basket. Ya, kamu tentunya tewas karena hal tersebut namun melihat karaktermu tewas karena ketinggian ini terkadang memberikan rasa puas yang aneh untuk para gamer.

“Waduh, gak sengaja ngebuang satu peluru tadi. Masih ada 29 peluru lagi sih, tapi siapa tahu bakal gak cukup saat ketemu musuh nanti.”

Jujur saja, kalian pasti pernah terpikir yang begituan saat bermain game FPS. Namun tak jarang kamu malah terbunuh oleh musuh karena terlalu menghargai tiap peluru yang ada di magazine-mu tersebut.

Walau saya tidak melakukan kebiasaan yang satu ini, namun saya tahu banyak dari kalian yang kebiasaan ikut membelokkan controllernya seakan-akan benar-benar menyetir mobil sesungguhnya. Apakah gamer tersebut terlalu terbawa suasana atau agar belokkannya terasa lebih immersive? Saya takkan pernah tahu dan hanya kalian yang kebiasaan melakukan ini yang tahu.

Developer terkadang memberikan peti dan vas bunga sebagai isi interior sebuah ruangan atau sebagai sebagai wadah yang jika dipecahkan akan memberikan item tertentu. Dan mungkin karena alasan yang kedua itu gamer menjadi kebiasaan untuk memecahkan seluruh peti dan vas bunga yang ada di game, bahkan jika kedua barang tersebut berada di rumah milik NPC.

Di beberapa game tertentu seperti Fallout New Vegas atau The Legend of Zelda yang diisi dengan open world yang luas, melompat ataupun juga rolling membuat karaktermu bergerak sedikit lebih cepat ketimbang berjalan biasa. Hal ini membuat gamer lebih memilih bermain bagaikan kelinci ketimbang manusia normal dan terus menekan tombol lompat tersebut hingga game tamat.

Kamu baru saja dapatkan senjata atau skill baru setelah berhasil menyelesaikan sebuah misi, kamu penasaran seperti apa senjata atau skill yang baru saja kamu dapatkan itu. Namun karena tak ada musuh yang berada disekitarmu, kamu memilih untuk mengetesnya ke NPC tak berdosa yang mungkin keluarganya sedang menunggu di rumah untuk makan malam. Tapi hey… Senjata atau skillnya sebagus yang kamu harapkan, dan lagipula kamu pahlawan di game tersebut, jadi kurasa takkan masalah.

Terkadang kamu merasa seluruh item yang ada di game akan penting untuk petualanganmu, maka dari itu kamu memutuskan untuk mengambil seluruh item yang kamu lihat. Dan kemungkinan besar seluruh item tersebut akan kamu simpan di peti pribadimu dan disaat benar-benar perlu kamu lupa menaruhnya di peti yang mana.

Tong merah di video game hanya memiliki satu arti … BOOOM, dan terkadang disaat musuh tak berada dekat dengan tong merah ini. Naluri para gamer selalu memerintah kita untuk menembaki tong tersebut hanya untuk melihat seindah apa ledakan yang dihasilkan oleh tong tersebut. Jika dipikir-pikir, mungkin kita semua adalah keturunan dari Michael Bay.

Kita semua tahu jika headshot adalah cara memuaskan untuk membunuh musuh yang sekaligus membuatmu terlihat seperti pemain pro. Maka dari itu, pada saat musuh tidak sadar jika kamu akan menyerangnya, tak jarang kita mencoba untuk membidik selambat mungkin untuk memastikan tembakanmu itu akan tepat di kepalanya.

Setiap kali melihat api ungun atau sumber api lainnya, tak sedikit dari kita berpikir apakah developer benar-benar telah membuat game ini serealistik mungkin, kemudian melompat ke atas api tersebut untuk melihat apakah apinya akan membakarmu. Jawabannya 90% iya, akan tetapi tak sedikit video game yang tak melakukan demikian.

Oh … CS_Italy, map yang tak hanya dihiasi oleh suara nyanyian yang merdu, namun juga diisi dengan ayam yang meledak jika ditembak. Bagi kalian para pemain Counter Strike, jujur saja kalian pasti akan menembaki ayam ini tiap kali muncul di hadapanmu tanpa alasan sama sekali.

Game Crysis pada saat dirilis tak hanya mengejutkan gamer karena kualitas grafis yang menakjubkan namun juga karena pemain bisa melihat kakinya saat melihat kebawah. Mungkin karena game ini kebanyakan orang sekarang merasa terganggu setiap kali mereka tak mampu melihat kakinya di game FPS.

Pernahkah kamu menemui merchant yang menjual barang-barang yang menggiurkanmu tapi uangmu tak cukup untuk membeli barang tersebut? Dalam kondisi seperti ini ada dua kemungkinan yang biasa dilakukan oleh gamer, grinding uang hingga cukup atau membunuh merchantnya dengan harapan bisa mendapatkan barang yang kamu inginkan tadi secara gratis. Sayangnya, barang yang kamu inginkan terkadang dibawa mati oleh sang pemilik dan kamu takkan bisa mendapatkan barang tersebut selamanya.

Kenapa seluruh gameplay demo yang ditunjukkan di E3 terlihat begitu sinematik? Karena yang memainkan game tersebut menggerakan kameranya selambat mungkin yang membuatnya seperti pergerakan cameraman di film-film. Hal ini menginspirasi beberapa gamer untuk membuat gamenya serasa seperti interactive movie walau pada akhirnya nanti mereka akan bermain seperti biasa karena terbawa bosan.