Al Fatih GAJ (Ghufron Awaluddin Jamal) Ahmada alias Patih Gajah Mada adalah panglima perang dari Sultan Hajj Zam al Farouq (Hayam Wuruk) yang pernah mengucapkan Sumpah Al Favva (Palapa) di negeri Majd al Wahid (Majapahit).Ternyata kekhalifahan sudah ada di Indonesia sejak jaman dulu.
Pendiri kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya sebenarnya juga seorang muslim yang bernama Sayyid Wijaya.Begitu juga Ken Arok pendiri kerajaan Singhasari sebenarnya juga adalah muslim yang bernama Ken Arrokhman.Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Syailendra juga sebenarnya seorang muslim yang bernama Syaikh al Handra.Tunggul Ametung sebenarnya juga adalah leluhur sekaligus tokoh sejarah pelopor FPI purba yang nama aslinya adalah Dzun Ghul al Fentung.....
Jadi jika ada yang bilang bahwa Śrī Kṛtarājasa Jayawarddhana (gelar bagi Raden Wijaya setelah bertahta) pendiri Kerajaan Majapahit adalah Narārya Sanggrāmawijaya (versi prasasti Kudadu),Dyah Wijaya (sumbernya Nāgarakṛtāgama) atau Rahadyan Wijaya (sumbernya Pararaton) itu semuanya sebenarnya adalah hoax,konspirasi dan rekayasa yang dibuat oleh sejarawan kafir untuk menghapuskan jejak Islam di Indonesia.
Donald Duck dan Mickey Mouse pun sebenarnya adalah nama rekayasa yang setelah dicuri kemudian diakui oleh dunia Barat serta diubah dari nama aslinya yang adalah Dzun al Dagh dan Mikhya Mahussa.Pencipta aslinya pun sebenarnya bukan Walt Disney tapi Wal Disniyyah yang sudah ada sejak abad hula-hula.....
Bahkan Presiden Amerika yang sekarang pun Donald Trump ternyata aslinya masih keturunan Arab,namanya Dzun al Tharam.Satu lagi rahasia besar yang terungkap,Jokowi yang jadi pujaan umat kecebong itu sebenarnya adalah keturunan aseng,nama aslinya Cho Ko Wei,paham?
Makanya lain kali kalo belajar sejarah itu sehari penuh,jangan bolos.Jangan lupa makan micin yang banyak sambil minum Equill sampe mabok,biar pinter kayak eike.....
Meluruskan Hoax "Gajah Mada itu Muslim yang Aslinya Gaj Ahmada"
Kajian Lesbumi PBNU
Belakangan ini cukup banyak repost dan viral sebuah tulisan dengan judul MELURUSKAN SEJARAH!!! (dengan tanda seru) yang justru berisi sebuah distorsi luar biasa,bahkan bisa diartikan sebagai dongeng menyesatkan.Tulisan tersebut berisi sebuah narasi yang pada intinya ingin mengatakan bahwa Mahapatih Gajah Mada adalah seorang sosok Muslim luar biasa yang sebenarnya bernama Gaj Ahmada.
Dalam kaitan tersebut kita harus dapat dengan jernih melihat bahwa sejarah bukanlah dongeng yang cukup hanya dibuktikan dengan argumen otak atik matuk alias dengan nalar cocoklogi berdasarkan kemauan sendiri atau tujuan-tujuan tendensius.
Masyarakat Nusantara harus cerdas dalam menangkap informasi yang tidak jelas latar kesejarahannya dengan berbagai bukti yang melingkupinya.
Viral tulisan tersebut sangat dimungkinkan didasarkan pada buku berjudul Kesultanan Majapahit ditulis oleh Herman Sinung Janutama,lulusan UMY Yogyakarta yang menulis buku tersebut tanpa didasari keilmuan selain otak-atik gathuk alias cocoklogi.
Jika nama GAJAH MADA dipaksakan menjadi bahasa Arab Gaj Ahmada,pertanyaannya adalah memangnya hal tersebut dapat ditemui ada dalam prasasti,naskah kuno Negara krtagama? Atau ada dalam kitab Pararaton,Kidung Sunda,Usana Jawa?
Apakah ada satu saja yg menulis Kosa Kata Jawa "Gaj" dan "Ahmada"? Lalu apa arti kosa kata "Gaj"? Ia merupakan kosa kata Jawa atau Arab? Lalu apa arti dari kata Ahmada? Adakah orang Arab memakai nama Ahmada?
Dalam buku yang cenderung awur-awuran itu,penulis secara tegas menyatakan bahwa Raden Wijaya adalah dzuriyah (keturunan) Nabi
Muhammad SAW dan beragama lslam.
Pertanyaanya simpel saja,apa dasarnya? tidakkah penulis itu tahu bahwa Sanggrama Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana itu saat mangkat jenazahnya dibakar dan abunya dicandikan di Simping dan Weleri? Memangnya Dzuriyah Rasulullah SAW yang Muslim matinya dibakar?
Mari kita baca naskah-naskah Majapahit mulai Negara krtagama,Kutaramanawa Dharmasastra,Kidung Banawa Sekar,Kidung Ranggalawe,Kidung Panji Wijayakrama,Kidung Sudamala,Kakimpoi Sutasoma,dll,termasuk prasasti-prasasti.Adakah pengaruh bahasa Arab dalam naskah-naskah tersebut?
Tulisan Bodoh Yang Membodohkan Bangsa
Tulisan-tulisan bodoh yang tanpa dasar ilmu tentang sejarah bangsa,sepintas bisa dianggap sebagai tulisan picisan yg tidak memiliki pengaruh apa-apa terhadap sejarah mainstream bangsa lndonesia.Tapi jika tulisan "sampah" dalam keilmuan itu ditopang oleh organisasi besar dan institusi negara dan akademisi,bisa merubah eksistensi dan citra bangsa.
Jika Borobudur bikinan Nabi Sulaiman dan Majapahit didirikan orang Arab keturunan Nabi SAW,akan terdapat simpulan bahwa Pribumi lndonesia itu kumpulan manusia primitif yang tidak memiliki peradaban dan kebudayaan.
Bagaimana Bangsa lndonesia disebut beradab jika membikin candi saja tidak becus,menunggu kedatangan Bani lsrael.Nah,jika Bani lsrael dapat membangun candi yg sangat megah di Negeri seberang lautan,adakah situs bangunan candi seperti Borobudur di lsrael?
Jika Majapahit didirikan oleh dzuriyah Rasul SAW,maka tentu terbukti bangsa ini primitif dan tolol sampai-sampai untuk membangun sistem pemerintahan saja tidak mampu,dan harus menunggu kedatangan orang Arab yang lebih beradab dan memiliki iptek canggih.
Jika itu benar bahwa bangsa ini tolol primitif sehingga untuk membangun kerajaan saja musti menunggu kedatangan orang Arab,adakah data sejarah yg menunjuk bahwa di Jazirah Arab pernah ada Kerajaan Nasional seluas Majapahit dengan administratif sangat canggih?
Sumber:Lesbumi PBNU
Spoiler for :
Gaj Ahmada dalam Pusaran Tragedi Pertanyaan “Kapan Kimpoi"?
Oleh : Cepi Sabre Cepi Sabre
Lebaran sebentar lagi.Tinggal menghitung hari kalau kata Krisdayanti.Di tengah rindu yang membuncah pada kampung halaman,saya rasa tidak sedikit yang di dalam hatinya terselip ketakutan pada pertanyaan “Kapan kimpoi?” dari keluarga besar dan handai taulan.Tepat seperti itulah perasaan Gaj Ahmada ketika menjemput rombongan Dyah Pitaloka yang akan diperistri junjungannya.
Ya,Anda tidak keliru.Kita memang sedang membicarakan Mahapatih Majapahit yang menurut penelitian terbaru ternyata bernama Gaj Ahmada atau Syaikh Mada.Penelitian ini mau tidak mau membuat universitas yang bermarkas di Bulaksumur,Yogyakarta,harus mengganti namanya menjadi UGA,Universitas Gaj Ahmada,atau USM,Universitas Syaikh Mada.
Sementara nama asli sang mahapatih sudah diketahui,nama sang raja justru tidak disebut di penelitian itu.Tapi tenang saja,teori bisa dibuat dan untuk nama sang raja,saya kira mengerucut pada tiga kemungkinan.
Pertama,Ia orang asing yang memperkenalkan diri,“I am Wuruk.” Orang Jawa mengira itulah namanya dan melafalkannya “Hayam Wuruk”.
Teori ini agak lemah mengingat rakyat Majapahit terkenal anti Asing dan Aseng.Jangan lupa,Prabu Kertanegara pernah memotong telinga utusan Kubilai Khan sambil menghardik,“Bilang sama rajamu,Singasari tak sudi dijajah aseng!”
Kedua,kasus salah panggil Bro Wengker (buku sejarah menyebutnya Bhre Wengker,Penguasa Kerajaan Timur) kepada sohibnya yang berkuasa di Kerajaan Barat,Amwuruk,pada satu kesempatan reuni kedua kerajaan.
Sapaan Masbro Wengker, “Hai, Amwuruk,piye kabare,Dab?” kemungkinan disalahtafsirkan oleh rakyat Kerajaan Timur sebagai “Haiam Wuruk”.
Sebagai catatan,buat nambah-nambah pengetahuan sejarah kalian yang buruk,pada tahun 1295 Raden Wijaya membagi dua Majapahit untuk membalas jasa Arya Wiraraja yang membantunya mendirikan Kerajaan Majapahit.Baru pada tahun 1316,putra Raden Wijaya,Jay Anagara,berhasil mempersatukan kembali kedua kerajaan.
Perhatikan bagaimana nama-nama orang Majapahit selalu diawali dengan huruf A: Ahmada,Amwuruk,dan Anagara.Makanya,sekolah sehari penuh,Masbro….
Saya rasa nama asli junjungan Gaj Ahmada memang Amwuruk,walaupun nama Hayam Wuruk bukan berasal dari kasus salah panggil Masbro Wengker.Kemungkinan besar nama itu berasal dari panggilan sayang Dyah Pitaloka kepada calon suaminya.
Dyah Pitaloka memanggil Amwuruk “Ay” untuk mengimbangi Amwuruk yang memanggilnya “Beb”.Ay Amwuruk dan Bebeb Dyah.
Kembali ke soal perasaan Gaj Ahmada ketika mengawal rombongan keluarga Kerajaan Sunda,semua orang tahu kisah Perang Bubat yang berujung dengan dihabisinya seluruh keluarga itu,termasuk Dyah Pitaloka,oleh pasukan Bhayangkara Mahapatih Gaj Ahmada.
Teori paling terkenal menyebut bahwa Gaj Ahmada melihat kedatangan Raja Sunda dan keluarganya dengan sedikit pengawalan adalah kesempatan untuk memenuhi sumpahnya: sumpah tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil mempersatukan Nusantara—hal yang mendorong rakyat Majapahit beramai-ramai membuat status “Saya Majapahit,saya Palapa”.Dan begitulah segalanya terjadi.
Tapi itu adalah sejarah versi para pemenang.Pahlawan-pahlawan mereka selalu gagah,tidak mungkin galau,melankolis,dan menye-menye.
Siapa yang berani menulis kalau gara-gara sumpahnya,Gaj Ahmada jadi kesulitan menemukan jodoh?
Bung Hatta tidak mau menikah sebelum Indonesia merdeka,Tan Malaka bahkan tidak sempat merasakan keduanya walaupun tahu negara yang diperjuangkannya sudah merdeka.
Putri raja seperti Dyah Pitaloka pasti ditemani oleh dayang-dayang,dan perempuan mana yang tidak kesengsem melihat seorang pemuda gagah yang sudah memegang jabatan begitu penting di Majapahit tapi masih jomblo?
Di tengah gegap gempita kabar akan disatukannya dua kerajaan besar lewat pernikahan,bukan tidak mungkin salah satu dayang itu dengan lancang bertanya kepada Gaj Ahmada.
“Junjunganku dan Junjungan Sampean mau kimpoi,Mas.Sampean kapan?”
Tragedi memang kadang terjadi hanya karena seseorang salah bicara.Atau salah nanya.
Konon,setelah peristiwa itu hubungan Gaj Ahmada dan Ay Amwuruk tidak pernah bisa baik lagi.Amwuruk bahkan tercatat mengirim utusan dari Bali untuk meminta maaf kepada Kerajaan Sunda.
Bahkan untuk menunjukkan penyesalannya,Amwuruk akhirnya menikahi sepupunya sendiri yang bernama Sri Sudewi,anak Bro Wengker dari Kerajaan Timur.Sang permaisuri kemudian diberi gelar Paduka Sori,mungkin untuk menunjukkan betapa menyesalnya Ay Amwuruk.
Kepada Gaj Ahmada,Amwuruk cuma bisa berkata,“Yang kamu lakukan itu jahat,Gaj.
”Ini mengutip kata-kata kakeknya,Raden Wijaya,yang pada 1295 mengucapkan “Yang kamu lakukan itu jahat,Rangga” ketika mendengar kabar pemberontakan Adipati Tuban,Ranggalawe.
Gaj Ahmada sendiri tentu saja menyesal.Konon beliau bahkan mengganti namanya menjadi Gal Ahmada lalu mengasingkan diri.Tapi,seperti kata pepatah Tiongkok,
“Macan tidak pernah melahirkan anjing,” keturunan Gal Ahmada,walaupun perempuan,juga gagah berani.Kita sekarang mengenalnya sebagai Gal Gadot,sang Wonder Woman.
Lah,Gal Gadot kan orang Yahudi?
Jangan lupa,Borobudur itu juga peninggalan Nabi Sulaiman.