Kontras sekali, budaya manusia berabad-abad waktu yang lalu sangat terbuka untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan seks dan seksualitas, antara bagaimana hal terbuka tentang sifat seksual dibanding keadaan sekarang seks dibenturkan dengan agama dogmatik modern sebagai hal yang Tabu dan dikaitkan dengan dosa dan salah.

Perilaku seksual, dampak sosiopolitik dan tabu, berpengaruh besar pada masyarakat sejak masa pra-sejarah. Seksualitas adalah ‘jalan para dewa’, melakukan hubungan seks adalah hal yang suci dan saat orgasme dianggap sebagai berhubungan dengan para dewa. Istilah Prancis untuk orgasme, “la petite mort” (kematian kecil), adalah puncak bahagia setiap manusia.

Budaya awal yang berhubungan seks dengan kekuatan supranatural, arsitektur keagamaan dan seni saling terkait dengan penggambaran itu. Citra seksual ditemukan di patung, tembikar, lukisan, pahatan, seni dramatis, bangunan keagamaan, monumen dan musik.

Ribuan tahun sebelum kata-kata tertulis, masyarakat kuno memperluaskan seksualitas dan praktik seksual mereka ke dalam lanskap sekitarnya dan pada tanggal-tanggal penting dalam kalender pertanian dan ritual, orang menjadi hiper-seksual dan spiritual di tempat-tempat alami yang dianggap berlimpah dengan energi sihir. Acapkali hubungan seks dilakukan di tempat yang dianggap agung, seperti gunung, gua, hutan, sungai.

Konsepsi Ibu Bumi untuk perempuan dapat ditemukan di hampir setiap budaya kuno dan umumnya dikaitkan dengan perbukitan yang lembut, aliran sungai yang mengalir deras, mata air segar dan gua-gua terdalam, dianggap sebagai rahim, di mana kekuatan kesuburannya yang melimpah disembah.

Pegunungan, perbukitan, sungai, air terjun dan gua yang berbentuk seperti payudara, penis dan vagina dianggap sebagai tempat yang sangat sakral dimana budaya kuno terlibat dalam ritual seks yang berkepanjangan untuk memastikan keberhasilan panen, peternakan hewan, keamanan, namun yang terpenting adalah ritual seks tersebut dilakukan untuk menjamin kembalinya matahari setiap hari. Yang saat itu dipercaya sebagai sumber kehidupan.

Berikut ini gerbang kuno menuju alam magis yang memberi kita wawasan tentang obsesi manusia dewasa dengan seks, bagaimana nenek moyang kita berhubungan seks dan bagaimana mereka berusaha memahami dan memanfaatkan seksualitas mereka.

Gua Batu Karang di Utah

Ada kata-kata bijak suku Indian kuno “lebih besar selalu lebih baik”. Jika demikian, maka Taman Nasional Arches, sebelah utara Moab di negara bagian Utah menawarkan yang terbaik. Berbatasan dengan Sungai Colorado di tenggara lebih dari 2.000 formasi geologi batu pasir alami mencakup lengkungan yang luas untuk ritual kesuburan suku Indian. Ada Yoni yang cukup besar, peninggalan sejarah seksualitas masyarakat Indian kuno.



Terletak 5.800 kaki (1.767,8 m) di atas permukaan laut, Taman Nasional Arches menampilkan beberapa lingga paling luhur di dunia. Spesimen khusus ini dapat diakses dari selatan dengan mengikuti jalan tanah dari Page Arizona ke Cannonville, lumayan aman untuk dilalui kendaraan saat kering namun licin dan berbahaya saat basah.

Gunung Kembar Guizhou, Cina

Di Cina terdapat beberapa payudara terberat di dunia yang berbentuk batu terbaik, misalnya; Puncak payudara di Zhenfeng County, Guizhou. Tidak ada yang pernah berkelana ke puncak, karena diyakini sebagai tempat tinggal suci seorang Dewi. Pemandangan sekitarnya adalah lahan sawah yang lembab, subur dan sangat disakralkan oleh petani setempat.



Kuil Khajuraho, India.

Budaya Veda kuno India membawa ritual seksual ke tingkat yang sama sekali berbeda, yang sebagian besar saat ini dianggap salah atau tabu. Terletak di hutan, abad ke-10 Kuil Khajuraho adalah sekelompok kuil Hindu dan Jain di Madhya Pradesh yang terdiri dari candi seks yang dibangun dengan tujuan dan ruang kejasmanian. Setiap inci persegi dinding telah diukir dengan puluhan ribu gambar seksual yang sangat grafis untuk meningkatkan gairah untuk melakukan ritual. Kuil inilah yang menjadi sangat terkenal di dunia dengan kitab kamasutera.


Kandariya Mahadeva Temple, Khajuraho, Madhya Pradesh, India , UNESCO heritage site



Burung Phallic di Delos, Yunani

Di Yunani kuno, artefak phallic termasuk jimat, nazar, figur, lampu, ornamen dan tembikar sering ditempatkan di luar rumah, di ambang pintu, dinding, batas, kuburan. Simbol burung phallic digunakan dalam ritual kesuburan Yunani Kuno dimana peserta membawa tiang dengan anggota bersayap di atasnya. Pembukaan siluet bersayap merupakan ritual penting perayaan Dionysiac. Contoh ini ditemukan dari Kuil Dionysus, Pulau Delos, Yunani, dan bertanggal sekitar 300 SM.



Batu Penis Cappadocia, Turki

Terletak di Lembah Cinta dekat Cappadocia, Turki, koleksi batuan phallic yang benar-benar aneh dikenal secara lokal sebagai ‘Rocks Kokis’. Beberapa spesimen megah ini setinggi 130 kaki (40 meter) dan diciptakan oleh letusan gunung berapi sekitar 9 juta tahun yang lalu. Erosi dari angin dan air hanya menyisakan unsur-unsur yang sulit dibalik yang telah membentuk pemandangan yang tidak biasa yang sering digambarkan sebagai kerucut, pilar, puncak, jamur, peri cerobong asap dan penis, tergantung pada bagaimana orang melihat mereka.



Candi Sukuh, Indonesia

Di lereng Gunung Lawu di Desa Berjo Kabupaten Karanganyar, Jateng, terdapat sebuah candi yang memiliki struktur bangunan yang unik karena bentuknya mirip bangunan piramid bangsa Maya. Menurut promosi Dinas Pariwisata Karanganyar, candi yang dibangun masyarakat Hindu Tantrayana tahun 1437 itu selain merupakan candi berusia paling muda di Bumi Nusantara juga candi paling erotis.



Relief-relief seks itu menggambarkan lambang kesucian antara hubungan wanita dan pria yang merupakan cikal bakal kehidupan manusia. Hubungan pria dan wanita melalui relief ini dilambangkan bukan melampiskan hawa nafsu, tapi sangat sakral yang merupakan curahan kasih sayang anak manusia untuk melahirkan sebuah keturunan.







(worldmysterious/seksualitas)
Sumber