~Mari Perbaiki Hubungan Suami Isteri ~

Tidak bisa dipungkiri, kadang kita sebagai lelaki selalu memiliki ego yang sangat tinggi. Kita menganggap sebagai seorang kepala keluarga kita memiliki power yang bisa memerintah siapa saja di dalam rumah. Tidak peduli apakah orang yang kita suruh tersebut dalam keadaan lelah ataupun letih. Kita sebagai ayah, sebagai suami wajib diutamakan!

Tidak sedikit dari kita yang kadang membentak anak atau isteri tanpa peduli mereka akan terluka ketika apa yang kita inginkan tidak berjalan sesuai dengan kemauan kita. Bahkan parahnya, seorang suami tega melakukan kekerasan fisik kepada orang yang seharusnya kita sayangi dan kita lindungi.

Ane juga seorang suami, gan! Ane juga kadang pernah emosi kalau isteri atau anak ane berbuat ulah. Apalagi ditahun-tahun pertama menikah dan punya baby. Itu sangat berat dan dipenuhi dengan tantangan yang tidak mudah. Tidur yang biasanya tidak pernah terganggu kini harus tergaduh oleh tangisan dan rengekan anak. Atau ane kudu bantuin isteri yang kadang ngerawat si debay yang terlihat kelelahan. Walau kadang ane sendiri juga ngerasain lelah yang teramat sangat.

Kadang ane mikir, gila ye, ane udah kerja seharian di kantor, sekarang ditambah lagi dengan ngurusin anak. WTH. Sampai kadang ane ngerasa pengen kabur saja dari rumah karena ane bener-bener kehilangan waktu tidur ane yang nyenyak. Belum lagi kadang isteri komplen ketika ane sering pulang ngantor lewat dari jam enam sore. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai rumah tangga ane karena masalah yang teramat sepele.

Seiring berjalannya waktu, ane semakin menyadari kalau pengen rumah tangga berjalan baik gue harus pinter-pinter membagi waktu. Begitupun dengan bini ane. Kita sepakat tidak akan bertengkar gara-gara anak dan gara-gara ane telat pulang ngantor.

Di bulan ramadhan yang penuh berkah ini, ane yang dulunya malas banget bangun selepas subuh sekarang ane usahakan untuk tidak tidur sehabis sahur. Ane memberikan kesempatan kepada bini ane yang terlihat lelah semalaman nyusuin anak ane yang usianya baru dua puluh bulan. Di waktu yang lumayan panjang itu, imsak pukul lima kurang sampai pukul tujuh pagi ane gunain untuk nyuci baju, nyuci piring, masakin air hangat buat mandi anak ane dan nyapu lantai yang kotor.

Dan ketika semua udah kelar ane merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Waktu ane bener-bener diisi sempurna. Tidak ada rasa kesal, kemarahan ataupun rasa dongkol di dalam hati. Inikah yang namanya ikhlas?

Ketika anak ane terbangun, ane menatapnya dengan penuh haru. Dia dengan matanya yang bercahaya membuat ane merasakan rasa cinta yang meluap-luap. Isteri anepun terbangun dan terkejut melihat jam yang sudah berada di angka tujuh. Ane tertawa lebar ketika dia mendapati rumah sudah bersih. Dia cek ke dapur, air mandi anakpun sudah siap sedia. Dia jadi salah tingkah. Malu mungkin. Tapi ane katakan kepadanya, inilah yang namanya keluarga. Kamu juga berhak mendapatkan quality time untuk merehatkan badan dan pikiran, ujar ane sambil tersenyum manis kepadanya.

Jadi maksud ane posting pengalaman ane ini, mengajak para suami untuk tidak selalu menjadi RAJA di rumah sendiri. Bagaimanapun mengasuh dan merawat anak itu tidak mudah. Berikan juga rasa bahagia untuk anak dan isteri-isteri ente, gan!

Sekian dulu semoga positif thinking aja yah dengan tulisan ane ini.

#hikmahpuasa