- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Lima Kesalahan Terbesar Dalam CV Anda


TS
sdmlounge
Lima Kesalahan Terbesar Dalam CV Anda
Ijin share gan
nurut ane ini sangat membantu para jobseeker. Tulisan di bawah ini adalah tulisan seorang HR Director perusahaan multinasional terkenal di negeri ni. Ingin dapat lebih banyak lagi info yang berguna buat karir agan-agan? Find it in www.sdmlounge.com

Saya pernah menjadi HR Director di 3 perusahaan, dan pernah bekerja di 7 negara, CV saya hanya dua halaman.
Malam itu saya bertemu dengan Ita, kenalan saya waktu bekerja di Singapore. Ita memaksa saya bertemu haru Jumat malam yang lalu, setelah saya bilang bahwa saya harus ke Eropa dua minggu.
“Nanti malam dong mas? Kalau enggak, nunggunya dua minggu nih ….”
Ita saat ini bekerja sebagai Marketing Manager di sebuah perusahaan Retail dari Eropa.
Kariernya bagus, performance nya bagus, tapi kelihatan bahwa dia sudah mulai jenuh.
Penyakit klasik dari seorang good performer (hati-hari kalau kita sebagai boss punya anak buah seperti Ita. Kita harus sering memberikan challenge baru dan kalau perlu mempromosikan. Kalau tidak ya mereka akan cepat jenuh).
“Pa kabar mas Pam?”, sapanya malam itu saat kami dinner di sebuah rumah makan Perancis di daerah Senopati.
Kami pun berbasa-basi sebentar, sebelum akhirnya Ita menyampaikan curahan hatinya.
“Sudah lama nih mas di perusahaan yang sama, hampir enam tahun. Gak ada masalah sih, performance ok, boss gua baik, gaji menarik. Tapi kok lama lama gak banyak yang bisa dipelajari lagi ya. Jadinya udah lama nih gak nambah Ilmu. Mas Pam kan keren …. berani pindah industry, dari IT ke consulting ke Banking terus ke Consumer Goods. Pasti belajarnya juga banyak banget.
Nah itu tuh yang saya pengin, supaya banyak belajar, banyak ilmu, lama lama gajinya kan juga naik pesat kayak mas Pam kan?”
Ita tersenyum sambil matanya mengerling nakal, keluar keisengannya.
Malam itu Ita mengenakan baju rapi dan make up tipis, yang tak mampu menyembunyikan kecantikan (dan kecerdasan) alami yang dimilikinya.
“Makanya, sambil minta tolong dong mas. Lihatin CV Ita, cukup menarik gak? Dan apa yang harus dibenahi. Maklum nih, sudah lama gak bikin CV. Sudah hampir enam tahun gak cari kerjaan nih …..”
Ita mengeluarkan iPad nya sambil menunjukkan CV yang dia tulis beberapa tahun yang lalu.
Kita diskusikan hal ini ya, karena saya yakin banyak pembaca yang mengalaminya.
Jadi Ita, sudah bekerja di posisi ini hampir enam tahun dan dia tidak pernah meng-update CV-nya? Hellooooo??? This is a big mistake!
CV itu bukan HANYA alat untuk mencari kerja. CV itu juga alat yang menyimpan record dari semua
– kompetensi yang anda kuasai
– pengalaman yang anda dapatkan
– achievement (result) yang anda raih!
Jadi seharusnya setiap tahun CV anda harus di update, karena idealnya pengalaman anda, kompetensi anda dan achievement anda bertambah!
Atau jangan jangan selama ini, anda hanya bekerja setiap hari, setiap bulan , setiap tahun dan tanpa terasa waktu terus berganti dan ternyata ….
– kompetensi anda gak bertambah
– pengalaman anda tidak meningkat
– achievement (result) juga gak menjadi lebih baik?
Di situlah gunanya mengupdate CV, supaya anda menjadikannya acuan apakah CV anda tahun ini lebih baik dari tahu lalu.
Dan juga agar anda bisa memasang “target”, apa yang akan anda tuliskan di CV anda tahun depan. Supaya kompetensi dan kualifikasi (dan gaji) kita naik setiap tahun kan?
Bukankah kita harus continuous improvement?
Saya pun mengingatkan kepada “Ita”, bukankah orang yang beruntung adalah orang yang masa sekarangnya lebih baik daripada masa lalunya?
Bukankah orang yang masa sekarangnya sama saja dengan masa lalunya adalah orang-orang yang rugi?
Ita mengangguk-angguk sambil tersenyum,”Mas Pam kalau Jumat lagi tobat ya? Ngomongnya suka alim!”
Saya pun tersenyum kecut mendengar godaan nakal Ita.
But actually it is true!
Saya menggunakan CV saya sebagai alat untuk mengukur kompetensi, pengalaman dan achievement saya.
Dan saya sangat banyak menuntut (pada diri saya sendiri) agar terjadi peningkatan pada diri saya dalam tiga hal itu (kompetensi, pengalaman, achievement).
Waktu saya masuk kelas 1 SMA, saya sudah menuliskan Ijasah SMA saya sendiri, dan saya menuliskan angka 9 untuk mata kuliah matematika, fisika dan kimia. Maksudnya saya menuntut pada diri saya sendiri agar saya harus belajar keras agar nanti di Ijasah saya tertulis angka angka itu.
Pada saat saya belajar keras , seringkali motivasi saya naik atau turun. Pada saat motivasi saya turun, saya juga malas belajar (manusiawi lah), tetapi saya bilang pada diri saya sendiri,”Kalau saya gak belajar bagimana saya bisa mendapatkan angka 9?”
Nah, dengan itulah saya akan termotivasi lagi untuk belajar.
Sama, pada saat saya memasuki sebuah pekerjaan baru, saya juga sudah menuliskan apa saja yang akan saya capai tiga tahun lagi dari segi kompetensi, pengalaman dan achievement.
Saya sudah mencetak CV saya tiga tahun lagi (tentunya dengan peningkatan dalam ketiga hal tersebut).
Namanya pekerjaan, ya pasti ada aspek yang kita senang, ada juga aspek yang kita gak suka (susah, membosankan dan menyebalkan). Tetapi setiap kali saya demotivasi dan lagi turun semangat, saya berkata pada diri saya sendiri,”Nanti CV saya gak meningkat.” Dan saya pun menyemangati diri saya sendiri agar bekerja lebih keras lagi.
(Because the only person who can motivate you is yourself).
Jadi , saya harap kita mengerti bahwa CV itu bukan hanya untuk mencari kerja, tetapi juga sebagai alat ukur (kompetensi, pengalaman dan achievement kita), dan juga sebagai alat untuk memotivasi diri kita agar masa depan kita lebih baik dari masa sekarang. Lanjuuuuuut ……
Dan kemudian saya pun melihat CV Ita.
Sekarang kita lihat beberapa kesalahan klasik yang ada di CV Ita (dan saya yakin juga ada di CV beberapa pembaca saya ) ….
Inilah daftar lima kesalahan itu.
1. YOUR CV IS TOO LONG
Ita menunjukkan CV nyang 5 halaman. Please deh. Lu pikir orang punya waktu baca 5 lembar CV.
Kalau orang membaca CV yang terlalu panjang, kesannya bukan orang itu banyak pengalaman, tetapi bahwa anda :
– Tidak mampu meringkas
– Tidak tahu mana yang penting dan mana yang tidak
– Tidak smart
Saya pernah menjadi HR Director di 3 perusahaan, dan pernah bekerja di 7 negara, CV saya hanya dua halaman.
Jangan menulis CV yang terlalu panjang, learn how to summarize!
2. NOT STARTING WITH YOUR DIFFERENTIATORS
Kalau anda melihat sebuah product pasti di labelnya tertulis mengapa product itu berbeda dari yang lain.
Sabun mungkin akan menulis “menghaluskan kulit”, sampo akan menuliskan “anti ketombe”, botol minum Aqua akan bertuliskan “air minum pegunungan”. That is their differentiator!
Jadi anda juga harus memulai CV anda dengan differentiator, apa yang membuat anda berbeda dari yang lain.
Dua atau tiga kalimat, summary dari experience dan achievement anda!
Kalau anda memulai CV anda dengan itu, tentunya mereka akan tertarik membaca kelanjutannya.
Lihat baik baik ya, ada yang masih memulai CV nya dengan alamat rumah dan kode posnya.
Memangnya gua mau datang ke rumah lu, minta sumbangan yayasan sosial?
Think again, and start with the most important points!
3. PUT ALL THE INFORMATiON THAT ARE NOT RELEVANT
Ita juga menuliskan nama SMA, SMP dan SD nya di CV?
Memang SMA favorite sih. But , helloooooo? Memang kenapa orang akan tertarik dengan SMA di mana anda sekolah?
Memangnya perusahaan yang baru akan memulai wawancara dengan: “Wah mbak dulu sekolah SMA yang di Bukit Duri itu ya mbak? Yang suka kebanjiran ya? Yang dulu ada wisma haji di sebelahnya itu kan? Wah di sebelah ada mie ayamnya yang enak tuh mbak? Mbak suka gak?”
No, we dont talk like that in the interview.
We want to understand:
– Your characters and personality
– Your competence
– Your experience
– Your achievement
So, in your CV, go straight to the points! Hanya taruh di situ informasi yang sangat relevant.
4. LISTING YOUR EXPERIENCE STARTING FROM YOUR FIRST JOB
Tentu saja kalau anda di hire, itu karena pekerjaan anda yang terakhir, bukan yang paling awal. Jadi urutkan pekerjaan anda dengan memulainya dari pekerjaan yang paling akhir, dan diurutkan secara terbalik.
Jadi pekerjaan pertama harus jadi yang terakhir di CV anda.
5. ACTION ORIENTED INSTEAD OF RESULT ORIENTED
Di setiap pekerjaan anda jangan hanya menuliskan daftar activity (task) yang anda lakukan.
Kita justru pengin melihat hasilnya.
We are result oriented, not action result.
Jadi jangan menulis kalimat ini:
– Bertanggung jawab pada penjualan product baru
– Melakukan accounting report setiap bulan
– Menjadi HR business partner untuk Opertions team
… etc
Tetapi justru dengan mementingkan hasil yang anda capai…
Contoh:
– Meningkatkan penjualan tahunan dari 300 milyar menjadi 420 milyar
– Menurunkan annual turn over rate karyawan dari 18 persen menjadi 12 persen
– Menurunkan complain pelanggan dari 1200 per tahun menjadi 450
– Menurunkan waktu pembuatan laporan bulanan dari 7 hari menjadi 3 hari
Result oriened, not action oriented!
So, remember this is the list of THE FIVE BIGGEST MISTAKES IN YOUR CV
1. YOUR CV IS TOO LONG
2. NOT STARTING WITH YOUR DIFFERENTIATORS
3. PUT THE INFORMATION THAT ARE NOT RELEVANt
4. LISTING YOUR EXPERIENCE STARTING FROM YOUR FIRST JOB
5. ACTION ORIENTED INSTEAD OF RESULT ORIENTED
Selamat membuka CV anda lagi, dan meng-update-nya.
Bukan hanya untuk mencari kerja, tetapi karena CV anda adalah buku catatan tentang kompetensi yang anda kuasai, pengalaman yang anda peroleh, dan juga achievement dan result yang anda raih.
Semoga dengan meng-update CV anda regularly anda termotivasi untuk bekerja keras, agar anda bisa melengkapi CV anda dengan hal hal baru, setiap tahun !
PS. Terimakasih kepada “Ita”, yang memberikan inspirasi untuk cerita ini.
Sambil pamit, Ita sempet berkata,”Jangan lupa oleh-oleh dari Paris ya mas … Ukuran sepatuku 39 ya?”
Saya pun berjanji akan membawakan sepasang kaos kaki warna hitam berukuran 39 buat “Ita” 🙂
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto
Semoga sukses agan-agan!
Sumber: www.sdmlounge.com


Spoiler for Lima Kesalahan Terbesar Dalam CV Anda:

Saya pernah menjadi HR Director di 3 perusahaan, dan pernah bekerja di 7 negara, CV saya hanya dua halaman.
Malam itu saya bertemu dengan Ita, kenalan saya waktu bekerja di Singapore. Ita memaksa saya bertemu haru Jumat malam yang lalu, setelah saya bilang bahwa saya harus ke Eropa dua minggu.
“Nanti malam dong mas? Kalau enggak, nunggunya dua minggu nih ….”
Ita saat ini bekerja sebagai Marketing Manager di sebuah perusahaan Retail dari Eropa.
Kariernya bagus, performance nya bagus, tapi kelihatan bahwa dia sudah mulai jenuh.
Penyakit klasik dari seorang good performer (hati-hari kalau kita sebagai boss punya anak buah seperti Ita. Kita harus sering memberikan challenge baru dan kalau perlu mempromosikan. Kalau tidak ya mereka akan cepat jenuh).
“Pa kabar mas Pam?”, sapanya malam itu saat kami dinner di sebuah rumah makan Perancis di daerah Senopati.
Kami pun berbasa-basi sebentar, sebelum akhirnya Ita menyampaikan curahan hatinya.
“Sudah lama nih mas di perusahaan yang sama, hampir enam tahun. Gak ada masalah sih, performance ok, boss gua baik, gaji menarik. Tapi kok lama lama gak banyak yang bisa dipelajari lagi ya. Jadinya udah lama nih gak nambah Ilmu. Mas Pam kan keren …. berani pindah industry, dari IT ke consulting ke Banking terus ke Consumer Goods. Pasti belajarnya juga banyak banget.
Nah itu tuh yang saya pengin, supaya banyak belajar, banyak ilmu, lama lama gajinya kan juga naik pesat kayak mas Pam kan?”
Ita tersenyum sambil matanya mengerling nakal, keluar keisengannya.
Malam itu Ita mengenakan baju rapi dan make up tipis, yang tak mampu menyembunyikan kecantikan (dan kecerdasan) alami yang dimilikinya.
“Makanya, sambil minta tolong dong mas. Lihatin CV Ita, cukup menarik gak? Dan apa yang harus dibenahi. Maklum nih, sudah lama gak bikin CV. Sudah hampir enam tahun gak cari kerjaan nih …..”
Ita mengeluarkan iPad nya sambil menunjukkan CV yang dia tulis beberapa tahun yang lalu.
Kita diskusikan hal ini ya, karena saya yakin banyak pembaca yang mengalaminya.
Jadi Ita, sudah bekerja di posisi ini hampir enam tahun dan dia tidak pernah meng-update CV-nya? Hellooooo??? This is a big mistake!
CV itu bukan HANYA alat untuk mencari kerja. CV itu juga alat yang menyimpan record dari semua
– kompetensi yang anda kuasai
– pengalaman yang anda dapatkan
– achievement (result) yang anda raih!
Jadi seharusnya setiap tahun CV anda harus di update, karena idealnya pengalaman anda, kompetensi anda dan achievement anda bertambah!
Atau jangan jangan selama ini, anda hanya bekerja setiap hari, setiap bulan , setiap tahun dan tanpa terasa waktu terus berganti dan ternyata ….
– kompetensi anda gak bertambah
– pengalaman anda tidak meningkat
– achievement (result) juga gak menjadi lebih baik?
Di situlah gunanya mengupdate CV, supaya anda menjadikannya acuan apakah CV anda tahun ini lebih baik dari tahu lalu.
Dan juga agar anda bisa memasang “target”, apa yang akan anda tuliskan di CV anda tahun depan. Supaya kompetensi dan kualifikasi (dan gaji) kita naik setiap tahun kan?
Bukankah kita harus continuous improvement?
Saya pun mengingatkan kepada “Ita”, bukankah orang yang beruntung adalah orang yang masa sekarangnya lebih baik daripada masa lalunya?
Bukankah orang yang masa sekarangnya sama saja dengan masa lalunya adalah orang-orang yang rugi?
Ita mengangguk-angguk sambil tersenyum,”Mas Pam kalau Jumat lagi tobat ya? Ngomongnya suka alim!”
Saya pun tersenyum kecut mendengar godaan nakal Ita.
But actually it is true!
Saya menggunakan CV saya sebagai alat untuk mengukur kompetensi, pengalaman dan achievement saya.
Dan saya sangat banyak menuntut (pada diri saya sendiri) agar terjadi peningkatan pada diri saya dalam tiga hal itu (kompetensi, pengalaman, achievement).
Waktu saya masuk kelas 1 SMA, saya sudah menuliskan Ijasah SMA saya sendiri, dan saya menuliskan angka 9 untuk mata kuliah matematika, fisika dan kimia. Maksudnya saya menuntut pada diri saya sendiri agar saya harus belajar keras agar nanti di Ijasah saya tertulis angka angka itu.
Pada saat saya belajar keras , seringkali motivasi saya naik atau turun. Pada saat motivasi saya turun, saya juga malas belajar (manusiawi lah), tetapi saya bilang pada diri saya sendiri,”Kalau saya gak belajar bagimana saya bisa mendapatkan angka 9?”
Nah, dengan itulah saya akan termotivasi lagi untuk belajar.
Sama, pada saat saya memasuki sebuah pekerjaan baru, saya juga sudah menuliskan apa saja yang akan saya capai tiga tahun lagi dari segi kompetensi, pengalaman dan achievement.
Saya sudah mencetak CV saya tiga tahun lagi (tentunya dengan peningkatan dalam ketiga hal tersebut).
Namanya pekerjaan, ya pasti ada aspek yang kita senang, ada juga aspek yang kita gak suka (susah, membosankan dan menyebalkan). Tetapi setiap kali saya demotivasi dan lagi turun semangat, saya berkata pada diri saya sendiri,”Nanti CV saya gak meningkat.” Dan saya pun menyemangati diri saya sendiri agar bekerja lebih keras lagi.
(Because the only person who can motivate you is yourself).
Jadi , saya harap kita mengerti bahwa CV itu bukan hanya untuk mencari kerja, tetapi juga sebagai alat ukur (kompetensi, pengalaman dan achievement kita), dan juga sebagai alat untuk memotivasi diri kita agar masa depan kita lebih baik dari masa sekarang. Lanjuuuuuut ……
Dan kemudian saya pun melihat CV Ita.
Sekarang kita lihat beberapa kesalahan klasik yang ada di CV Ita (dan saya yakin juga ada di CV beberapa pembaca saya ) ….
Inilah daftar lima kesalahan itu.
1. YOUR CV IS TOO LONG
Ita menunjukkan CV nyang 5 halaman. Please deh. Lu pikir orang punya waktu baca 5 lembar CV.
Kalau orang membaca CV yang terlalu panjang, kesannya bukan orang itu banyak pengalaman, tetapi bahwa anda :
– Tidak mampu meringkas
– Tidak tahu mana yang penting dan mana yang tidak
– Tidak smart
Saya pernah menjadi HR Director di 3 perusahaan, dan pernah bekerja di 7 negara, CV saya hanya dua halaman.
Jangan menulis CV yang terlalu panjang, learn how to summarize!
2. NOT STARTING WITH YOUR DIFFERENTIATORS
Kalau anda melihat sebuah product pasti di labelnya tertulis mengapa product itu berbeda dari yang lain.
Sabun mungkin akan menulis “menghaluskan kulit”, sampo akan menuliskan “anti ketombe”, botol minum Aqua akan bertuliskan “air minum pegunungan”. That is their differentiator!
Jadi anda juga harus memulai CV anda dengan differentiator, apa yang membuat anda berbeda dari yang lain.
Dua atau tiga kalimat, summary dari experience dan achievement anda!
Kalau anda memulai CV anda dengan itu, tentunya mereka akan tertarik membaca kelanjutannya.
Lihat baik baik ya, ada yang masih memulai CV nya dengan alamat rumah dan kode posnya.
Memangnya gua mau datang ke rumah lu, minta sumbangan yayasan sosial?
Think again, and start with the most important points!
3. PUT ALL THE INFORMATiON THAT ARE NOT RELEVANT
Ita juga menuliskan nama SMA, SMP dan SD nya di CV?
Memang SMA favorite sih. But , helloooooo? Memang kenapa orang akan tertarik dengan SMA di mana anda sekolah?
Memangnya perusahaan yang baru akan memulai wawancara dengan: “Wah mbak dulu sekolah SMA yang di Bukit Duri itu ya mbak? Yang suka kebanjiran ya? Yang dulu ada wisma haji di sebelahnya itu kan? Wah di sebelah ada mie ayamnya yang enak tuh mbak? Mbak suka gak?”
No, we dont talk like that in the interview.
We want to understand:
– Your characters and personality
– Your competence
– Your experience
– Your achievement
So, in your CV, go straight to the points! Hanya taruh di situ informasi yang sangat relevant.
4. LISTING YOUR EXPERIENCE STARTING FROM YOUR FIRST JOB
Tentu saja kalau anda di hire, itu karena pekerjaan anda yang terakhir, bukan yang paling awal. Jadi urutkan pekerjaan anda dengan memulainya dari pekerjaan yang paling akhir, dan diurutkan secara terbalik.
Jadi pekerjaan pertama harus jadi yang terakhir di CV anda.
5. ACTION ORIENTED INSTEAD OF RESULT ORIENTED
Di setiap pekerjaan anda jangan hanya menuliskan daftar activity (task) yang anda lakukan.
Kita justru pengin melihat hasilnya.
We are result oriented, not action result.
Jadi jangan menulis kalimat ini:
– Bertanggung jawab pada penjualan product baru
– Melakukan accounting report setiap bulan
– Menjadi HR business partner untuk Opertions team
… etc
Tetapi justru dengan mementingkan hasil yang anda capai…
Contoh:
– Meningkatkan penjualan tahunan dari 300 milyar menjadi 420 milyar
– Menurunkan annual turn over rate karyawan dari 18 persen menjadi 12 persen
– Menurunkan complain pelanggan dari 1200 per tahun menjadi 450
– Menurunkan waktu pembuatan laporan bulanan dari 7 hari menjadi 3 hari
Result oriened, not action oriented!
So, remember this is the list of THE FIVE BIGGEST MISTAKES IN YOUR CV
1. YOUR CV IS TOO LONG
2. NOT STARTING WITH YOUR DIFFERENTIATORS
3. PUT THE INFORMATION THAT ARE NOT RELEVANt
4. LISTING YOUR EXPERIENCE STARTING FROM YOUR FIRST JOB
5. ACTION ORIENTED INSTEAD OF RESULT ORIENTED
Selamat membuka CV anda lagi, dan meng-update-nya.
Bukan hanya untuk mencari kerja, tetapi karena CV anda adalah buku catatan tentang kompetensi yang anda kuasai, pengalaman yang anda peroleh, dan juga achievement dan result yang anda raih.
Semoga dengan meng-update CV anda regularly anda termotivasi untuk bekerja keras, agar anda bisa melengkapi CV anda dengan hal hal baru, setiap tahun !
PS. Terimakasih kepada “Ita”, yang memberikan inspirasi untuk cerita ini.
Sambil pamit, Ita sempet berkata,”Jangan lupa oleh-oleh dari Paris ya mas … Ukuran sepatuku 39 ya?”
Saya pun berjanji akan membawakan sepasang kaos kaki warna hitam berukuran 39 buat “Ita” 🙂
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto
Semoga sukses agan-agan!

Sumber: www.sdmlounge.com
Diubah oleh sdmlounge 14-06-2017 15:49
0
3.1K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan