- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
2 Bulan Berlalu , Peneror Novel Baswedan Masih Bebas


TS
User telah dihapus
2 Bulan Berlalu , Peneror Novel Baswedan Masih Bebas
Jakarta - Pihak kepolisian hingga saat ini masih belum juga menangkap peneror penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Padahal, teror dengan penyiraman air keras yang dialami Novel terjadi pada Selasa (11/4) lalu atau lebih dari dua bulan lalu.
Jubir KPK, Febri Diansyah mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih menunggu perkembangan pengusutan yang dilakukan kepolisian.
"Hari ini kan sudah lebih dari dua bulan, tepatnya 62 hari sejak Novel diserang. Untuk penanganan perkara masih kita koordinasikan lagi dengan kepolisian karena sampai saat ini memang kita masih menunggu perkembangan investigasi kepolisian," kata Febri di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/6).
Meski selama dua bulan ini tidak ada perkembangan berarti, KPK masih mempercayai kepolisian mampu mengusut dan menangkap pelaku teror. Dikatakan, pengungkapan kasus ini tidak hanya menjadi pekerjaan rumah bagi kepolisian tetapi juga bagi KPK. Hal ini lantaran Novel merupakan pegawai KPK. Selain itu, masyarakat terutama yang menaruh perhatian pada pemberantasan korupsi sangat menunggu hasil investigasi kepolisian.
"Kami sadar betul ini menjadi PR bagi KPK juga karena Novel pegawai KPK. Namun sekaligus kami paham publik pasti akan menunggu apa yang dihasilkan dari tim investigasi. Jadi KPK dan polri punya kepentingan di sini yang sangat besar untuk memastikan investigasi berhasil dan pelaku ditemukan," katanya.
Untuk itu, KPK, kata Febri akan berupaya membantu kepolisian mengungkap kasus ini. Dikatakan, KPK berharap adanya metode-metode baru dalam mengungkap kasus ini. Termasuk pembentukan tim gabungan jika diperlukan.
"Secara kelembagaan tentu kami akan terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk penuntasan ini. Kami berharap kalau memang ada metode-metode atau penguatan lain yang bisa digunakan tentu kita nanti bisa bicarakan bersama. Apa yang bisa dilakukan untuk bisa mengungkap kasus penyerangan ini," katanya.
Novel diketahui diteror oleh dua orang tak dikenal dengan disiram air keras usai menjalani Salat Subuh di masjid sekitar rumahnya, Selasa (11/4). Akibat peristiwa ini, kedua mata dan kening Novel mengalami luka serius.
Novel sempat dirawat di ICU RS Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Rumah Sakit Jakarta Eye Centre (JEC) hingga akhirnya dibawa ke salah satu rumah sakit di Singapura pada Rabu (12/4) untuk dirawat intensif. Di Singapura, Novel telah menjalani operasi membran sel terhadap kedua matanya pada Kamis (18/5) lalu.
Febri mengatakan, saat ini kondisi mata kanan Novel telah mengalami perkembangan berarti. Namun, untuk mata kiri, kondisinya tidak mengalami perubahan terutama untuk pertumbuhan jaringan.
"Jadi kami berharap nanti akan ada tindakan yang lebih baik ke depan dari aspek perawatan kesehatan ini. Namun dokter menyampaikan belum bisa diketahui estimasi atau perkiraan waktu kapan Novel kembali ke Indonesia untuk dilakukan rawat jalan ataupun perawatan di luar perawatan intensif yang terjadi sekarang," katanya.
Menurut Febri lambannya perkembangan kondisi mata kiri disebabkan lantaran mata tersebut bagian yang paling signifikan tersiram air keras. Tim dokter, kata Febri akan mendiskusikan dengan Novel, keluarga dan KPK untuk penanganan lebih lanjut terkait mata kiri Novel.
"Mengingat perkembangan mata kiri sangat lambat. Kalau kita lihat kejadian awal diduga mata kiri yang diduga paling signifikan terkena serangan air keras," ungkapnya.
http://www.beritasatu.com/nasional/436193-2-bulan-berlalu-peneror-novel-baswedan-masih-bebas.html
Tito Karnavian - Argo Yuwono For Indonesia 2019
Jubir KPK, Febri Diansyah mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih menunggu perkembangan pengusutan yang dilakukan kepolisian.
"Hari ini kan sudah lebih dari dua bulan, tepatnya 62 hari sejak Novel diserang. Untuk penanganan perkara masih kita koordinasikan lagi dengan kepolisian karena sampai saat ini memang kita masih menunggu perkembangan investigasi kepolisian," kata Febri di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/6).
Meski selama dua bulan ini tidak ada perkembangan berarti, KPK masih mempercayai kepolisian mampu mengusut dan menangkap pelaku teror. Dikatakan, pengungkapan kasus ini tidak hanya menjadi pekerjaan rumah bagi kepolisian tetapi juga bagi KPK. Hal ini lantaran Novel merupakan pegawai KPK. Selain itu, masyarakat terutama yang menaruh perhatian pada pemberantasan korupsi sangat menunggu hasil investigasi kepolisian.
"Kami sadar betul ini menjadi PR bagi KPK juga karena Novel pegawai KPK. Namun sekaligus kami paham publik pasti akan menunggu apa yang dihasilkan dari tim investigasi. Jadi KPK dan polri punya kepentingan di sini yang sangat besar untuk memastikan investigasi berhasil dan pelaku ditemukan," katanya.
Untuk itu, KPK, kata Febri akan berupaya membantu kepolisian mengungkap kasus ini. Dikatakan, KPK berharap adanya metode-metode baru dalam mengungkap kasus ini. Termasuk pembentukan tim gabungan jika diperlukan.
"Secara kelembagaan tentu kami akan terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk penuntasan ini. Kami berharap kalau memang ada metode-metode atau penguatan lain yang bisa digunakan tentu kita nanti bisa bicarakan bersama. Apa yang bisa dilakukan untuk bisa mengungkap kasus penyerangan ini," katanya.
Novel diketahui diteror oleh dua orang tak dikenal dengan disiram air keras usai menjalani Salat Subuh di masjid sekitar rumahnya, Selasa (11/4). Akibat peristiwa ini, kedua mata dan kening Novel mengalami luka serius.
Novel sempat dirawat di ICU RS Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Rumah Sakit Jakarta Eye Centre (JEC) hingga akhirnya dibawa ke salah satu rumah sakit di Singapura pada Rabu (12/4) untuk dirawat intensif. Di Singapura, Novel telah menjalani operasi membran sel terhadap kedua matanya pada Kamis (18/5) lalu.
Febri mengatakan, saat ini kondisi mata kanan Novel telah mengalami perkembangan berarti. Namun, untuk mata kiri, kondisinya tidak mengalami perubahan terutama untuk pertumbuhan jaringan.
"Jadi kami berharap nanti akan ada tindakan yang lebih baik ke depan dari aspek perawatan kesehatan ini. Namun dokter menyampaikan belum bisa diketahui estimasi atau perkiraan waktu kapan Novel kembali ke Indonesia untuk dilakukan rawat jalan ataupun perawatan di luar perawatan intensif yang terjadi sekarang," katanya.
Menurut Febri lambannya perkembangan kondisi mata kiri disebabkan lantaran mata tersebut bagian yang paling signifikan tersiram air keras. Tim dokter, kata Febri akan mendiskusikan dengan Novel, keluarga dan KPK untuk penanganan lebih lanjut terkait mata kiri Novel.
"Mengingat perkembangan mata kiri sangat lambat. Kalau kita lihat kejadian awal diduga mata kiri yang diduga paling signifikan terkena serangan air keras," ungkapnya.
http://www.beritasatu.com/nasional/436193-2-bulan-berlalu-peneror-novel-baswedan-masih-bebas.html
Tito Karnavian - Argo Yuwono For Indonesia 2019

0
2K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan