- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PDIP dan Gerindra Pilih Gus Ipul di Pilgub Jatim


TS
User telah dihapus
PDIP dan Gerindra Pilih Gus Ipul di Pilgub Jatim
JawaPos.com- Kontestasi pilkada Jawa Timur (Jatim) diprediksi bakal menghadirkan persaingan seru yang bisa berakhir antiklimaks. Sebab, potensi terjadinya calon tunggal di provinsi dengan 37 kabupaten/kota itu begitu sangat terbuka.
Hasil survei Poltracking Jakarta menunjukkan bahwa elektabilitas Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) unggul atas lawan-lawannya. Dari berbagai simulasi, mantan menteri kabinet Gus Dur itu selalu menempati peringkat atas. Mulai simulasi tujuh kandidat, lima kandidat, hingga empat kandidat.
Satu-satunya lawan yang memiliki selisih elektabilitas tidak lebih dari 10 persen adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. ”Untuk simulasi empat kandidat, bahkan selisihnya hanya 5 persen,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda.
Meski Risma memiliki elektabilitas cukup tinggi, PDIP sebagai induk partai yang menaungi Risma belum percaya diri untuk mengusungnya sebagai cagub. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, hingga saat ini, mendukung Gus Ipul -sapaan Saifullah Yusuf- maju di pilgub masih menjadi opsi pertama.
Hasto menegaskan, PDIP bersikap realistis dalam memandang pilkada Jatim. Bukan hanya kalkulasi parpol, di Jatim pihaknya harus menggunakan perspektif yang berbeda. Arah dukungan politik ulama menjadi variabel yang penting. ”Itu pertimbangan yang penting, selain juga (pertimbangkan arah dukungan, Red) PKB,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini Gus Ipul telah didukung mayoritas ulama di Jatim. Dari kawasan mataraman, pantura, sampai tapal kuda. PKB sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak juga sudah bulat mendukung orang nomor dua di Jatim tersebut.
Hasto menambahkan, potensi tersebut kemudian diperkuat jika melihat tradisi panjang PDIP bersama Nahdlatul Ulama (NU) maupun PKB sebagai motor politiknya. Dari perjuangan melawan Orde Baru hingga kini sama-sama menjadi partai pendukung pemerintah. ”Kami lebih nyaman dengan PKB,” imbuhnya.
Untuk itu, jika koalisi tersebut benar-benar terealisasi, pihaknya berencana mengajukan wakil. Menurut dia, ada sejumlah nama yang potensial. Salah satunya Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
Lantas, mengapa PDIP tidak mengusung Risma sebagai cagub? Hasto menyatakan, Risma memiliki komitmen yang kuat untuk bertahan dan memajukan Kota Surabaya. Namun, tidak berarti potensi memajukan Risma sebagai orang nomor satu di Jatim tertutup. Jika ada desakan publik yang kuat, itu bukan hal yang mustahil. ”Kalau rakyat menghendaki, (majunya) Bu Risma juga saya kira tidak bisa menghalangi,” ujarnya diplomatis. Dengan sisa waktu yang masih panjang, Hasto menilai segala kemungkinan masih bisa terjadi. Rencananya, kepastian dukungan ditetapkan setelah Lebaran.
Pernyataan senada disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Julianto. Menurut dia, Gerindra condong memberikan dukungan kepada Gus Ipul. Sama halnya dengan PDIP, Gerindra berusaha realistis dalam menghadapi pilkada Jatim. ”Gerindra kemungkinan akan ke Gus Ipul,” ujarnya.
Meski demikian, dia masih berharap PDIP bersedia mengajukan Risma dalam pilgub. Tujuannya, ada kontestasi dan alternatif pilihan yang menarik bagi masyarakat. Sebab, kata Ferry, praktis hanya Risma yang bisa menjadi lawan sepadan bagi Gus Ipul. Namun, jika PDIP kukuh mendukung Gus Ipul, dia mengaku tak mempersoalkan harus ”rujuk” dengan PDIP.
Dia optimistis, meski belakangan memiliki pandangan politik berbeda dengan NU dalam situasi nasional, tak berarti faktor itu menjadi penghambat. ”Pakde Karwo (Soekarwo, gubernur Jatim) yang berlatar GMNI saja bisa beradaptasi dengan NU,” ujarnya.
http://www.jawapos.com/read/2017/06/12/136950/pdip-gerindra-cenderung-pilih-gus-ipul-di-pilgub-jatim

Hasil survei Poltracking Jakarta menunjukkan bahwa elektabilitas Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) unggul atas lawan-lawannya. Dari berbagai simulasi, mantan menteri kabinet Gus Dur itu selalu menempati peringkat atas. Mulai simulasi tujuh kandidat, lima kandidat, hingga empat kandidat.
Satu-satunya lawan yang memiliki selisih elektabilitas tidak lebih dari 10 persen adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. ”Untuk simulasi empat kandidat, bahkan selisihnya hanya 5 persen,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda.
Meski Risma memiliki elektabilitas cukup tinggi, PDIP sebagai induk partai yang menaungi Risma belum percaya diri untuk mengusungnya sebagai cagub. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, hingga saat ini, mendukung Gus Ipul -sapaan Saifullah Yusuf- maju di pilgub masih menjadi opsi pertama.
Hasto menegaskan, PDIP bersikap realistis dalam memandang pilkada Jatim. Bukan hanya kalkulasi parpol, di Jatim pihaknya harus menggunakan perspektif yang berbeda. Arah dukungan politik ulama menjadi variabel yang penting. ”Itu pertimbangan yang penting, selain juga (pertimbangkan arah dukungan, Red) PKB,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini Gus Ipul telah didukung mayoritas ulama di Jatim. Dari kawasan mataraman, pantura, sampai tapal kuda. PKB sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak juga sudah bulat mendukung orang nomor dua di Jatim tersebut.
Hasto menambahkan, potensi tersebut kemudian diperkuat jika melihat tradisi panjang PDIP bersama Nahdlatul Ulama (NU) maupun PKB sebagai motor politiknya. Dari perjuangan melawan Orde Baru hingga kini sama-sama menjadi partai pendukung pemerintah. ”Kami lebih nyaman dengan PKB,” imbuhnya.
Untuk itu, jika koalisi tersebut benar-benar terealisasi, pihaknya berencana mengajukan wakil. Menurut dia, ada sejumlah nama yang potensial. Salah satunya Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
Lantas, mengapa PDIP tidak mengusung Risma sebagai cagub? Hasto menyatakan, Risma memiliki komitmen yang kuat untuk bertahan dan memajukan Kota Surabaya. Namun, tidak berarti potensi memajukan Risma sebagai orang nomor satu di Jatim tertutup. Jika ada desakan publik yang kuat, itu bukan hal yang mustahil. ”Kalau rakyat menghendaki, (majunya) Bu Risma juga saya kira tidak bisa menghalangi,” ujarnya diplomatis. Dengan sisa waktu yang masih panjang, Hasto menilai segala kemungkinan masih bisa terjadi. Rencananya, kepastian dukungan ditetapkan setelah Lebaran.
Pernyataan senada disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Julianto. Menurut dia, Gerindra condong memberikan dukungan kepada Gus Ipul. Sama halnya dengan PDIP, Gerindra berusaha realistis dalam menghadapi pilkada Jatim. ”Gerindra kemungkinan akan ke Gus Ipul,” ujarnya.
Meski demikian, dia masih berharap PDIP bersedia mengajukan Risma dalam pilgub. Tujuannya, ada kontestasi dan alternatif pilihan yang menarik bagi masyarakat. Sebab, kata Ferry, praktis hanya Risma yang bisa menjadi lawan sepadan bagi Gus Ipul. Namun, jika PDIP kukuh mendukung Gus Ipul, dia mengaku tak mempersoalkan harus ”rujuk” dengan PDIP.
Dia optimistis, meski belakangan memiliki pandangan politik berbeda dengan NU dalam situasi nasional, tak berarti faktor itu menjadi penghambat. ”Pakde Karwo (Soekarwo, gubernur Jatim) yang berlatar GMNI saja bisa beradaptasi dengan NU,” ujarnya.
http://www.jawapos.com/read/2017/06/12/136950/pdip-gerindra-cenderung-pilih-gus-ipul-di-pilgub-jatim

0
1.8K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan