Wonder Womanmencetak rekornya sebagai film yang disutradarai oleh perempuan, Patty Jenkins.

Biaya produksi Wonder Woman sekitar 149 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun. Angka yang cukup fantastis jika dibandingkan film jagoan perempuan lainnya.

[Baca juga: Penantian 76 Tahun untuk Film Wonder Woman]

Besarnya biaya produksi itu terbayar dengan rekor film yang disutradarai perempuan dan mampu meraih pendapatan kotor sekitar Rp 1,4 triliun di hari pertamanya tayang di bioskop. Angka ini tentu saja cukup jauh jika dibandingkan Fifty Shades of Grey yang disutradarai oleh Sam Taylor Johnson dengan pendapatan di hari pertamanya sebesar Rp 226 miliar.

Setelah empat hari ditayangkan di 4.165 layar di seluruh dunia, fillm yang dibintangi oleh Gal Gadot ini diperkirakan telah meraup keuntungan sebesar Rp 3,24 triliun.

Selain itu, film ini juga menduduki peringkat ke-6 film adaptasi komik --di luar sekuel-- yang mendapat sambutan luar biasa di hari pertamanya.

Film berdurasi 2 jam 21 menit ini menjadi salah satu DC terlaris setelah The Dark Knight Rises (2012), The Dark Knight (2008), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016), Suicide Squad (2016), dan Man of Steel (2013).

Banyak pihak memuji film yang dibintangi oleh Gal Gadot dan Chris Pine ini sebagai salah satu film DC terbaik.

[Baca juga: 8 Selebriti ini Puji Habis Film Wonder Woman]

Banyak film DC sebelumnya yang menuai kritik, seperti Suicide Squad dan Dawn of Justice. Namun kali ini, Wonder Woman banyak menuai pujian, baik dari segi alur cerita maupun karakter. Kesuksesan Wonder Woman menjadi salah satu upaya melawan seksisme di dunia Hollywood.

Film dengan 52 persen penontonnya berjenis kelamin perempuan ini dinilai memiliki alur cerita yang jelas dan masuk akal. Mulai dari latar belakangnya yang hidup di antara para pejuang perempuan, visinya untuk menyelamatkan dunia tertanam sejak awal.

Wonder Woman juga dibuat tidak terlalu lebay dan memiliki selera humor apik yang dibangun oleh Gal Gadot dan Chris Pine. Selain itu, tentu saja film ini menawarkan karakter superhero baru. Jika biasanya para superhero selalu saja laki-laki dan berkulit putih, maka Wonder Woman menawarkan tokoh baru: perempuan.

[Baca juga: Karakter Wonder Woman Diciptakan oleh Psikolog yang Terobsesi Feminisme]

Film ini juga memberi banyak inspirasi, terutama perempuan.

Tak heran jika kemudian akan lahir sekuel Wonder Woman, meskipun Patty Jenkins belum secara resmi menandatangani kontraknya. Namun Jenkins menyatakan kesiapannya jika Gal Gadot pun bersedia.

"Mungkin ceritanya akan sangat berbeda. Aku tidak tahu apakah aku akan membuat (sekuel) film ini jika pemeran utama Wonder Woman bukan seseorang yang kupercaya," ujar Jenkins seperti dikutip dari CNN.

Jenkins menjelaskan bahwa Gal Gadot sangat membantunya dalam mewujudkan karakter Wonder Woman ini. Jenkins juga menyatakan bahwa sekuelnya barangkali akan berlatar belakang Amerika Serikat.

"Dia Wonder Woman, harus datang ke Amerika. Ini waktunya," ujarnya.

Jadi, siap menonton Wonder Woman selanjutnya?





Sumber: https://kumparan.com/rina-nurjanah/w...an-cetak-rekor