Kaskus

Entertainment

berita24jamAvatar border
TS
berita24jam
'Bakar Tongkang', Memoar Kejayaan Maritim Bagansiapiapi
'Bakar Tongkang', Memoar Kejayaan Maritim Bagansiapiapi


Arah - Bakar Tongkang yang merupakan ritual tahunan masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, kabupaten Rokan Hilir, Riau, akan kembali digelar pada Sabtu-Minggu (10-11/6). Seperti festival serupa tahun-tahun yang lalu, kali ini puluhan ribu wisatawan domestik dan mancanegara diperkirakan akan datang ke Bagansiapiapi.

Sejatinya, Ritual Bakar Tongkang merupakan kegiatan budaya untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi sejak tahun 1820. Pembakaran tongkang dilakukan sebagai simbol bahwa masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi tak akan kembali lagi ke tanah leluhur. Mereka berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang punya julukan Hong Kong van Andalas itu.

Di luar makna tersebut, Bakar Tongkang bisa juga menjadi semacam memoar atau catatan peristiwa masa lampau, tentang kejayaan maritim Bagansiapiapi. Kota di muara sungai Rokan itu, pada dahulu kala dikenal sebagai "kota ikan". Ini karena wilayah lautnya sangat kaya ikan, dan mata pencaharian utama penduduknya pun adalah sebagai nelayan.

Hal ini pula yang menarik para penjelajah Tiongkok asal Fujian, China Selatan. Setelah berlayar dari Songkhla di Thailand, mereka tiba di perairan muara sungai Rokan. Dari atas tongkang yang mereka gunakan mengarungi lautan, terlihat percikan-percikan api di atas bagan (wadah tempat ikan).

'Bakar Tongkang', Memoar Kejayaan Maritim Bagansiapiapi


Setelah mendarat, barulah diketahui percikan-percikan api itu ternyata kunang-kunang yang mengerubungi ikan di atas bagan. Inilah salah satu versi soal asal mula nama Bagansiapiapi.

Sentra Ikan dan Industri Perkapalan
Kemasyhuran Bagansiapiapi sebagai sentra perikanan, dikenal tak hanya di wilayah Nusantara tapi juga dunia. Surat kabar terkemuka asal Belanda yang terbit antara 1878-1940, De Indische Mercuur pernah menurunkan laporan soal Bagansiapiapi. Pada 1928, Mercuur menyebut Bagansiapiapi adalah kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah kota Bergen di Norwegia.

'Bakar Tongkang', Memoar Kejayaan Maritim Bagansiapiapi


Selain dikenal dengan potensi perikanan dan kehidupan nelayan, Bagansiapiapi sebagai kota maritim juga banyak memiliki industri galangan kapal.

Tokoh Masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, Hasanto mengatakan pada masa jayanya kota ini dikenal sebagai penghasil tongkang. Banyak masyarakat Tionghoa yang bekerja di dok atau galangan kapal, sebagai pembuat tongkang.

Kualitas kapal buatan Bagansiapiapi dikenal baik dan cocok digunakan di berbagai karakter perairan laut. Sehingga kapal Bagansiapiapi juga banyak dipesan nelayan di Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku. Bahkan sampai ke manca negara seperti India dan Bangladesh.

'Bakar Tongkang', Memoar Kejayaan Maritim Bagansiapiapi


Namun kini pamor Bagansiapiapi sebagai kota maritim sudah pudar. Industri pembuatan kapal banyak yang tutup seiring makin sulit dan mahalnya harga kayu sebagai bahan baku tongkang.

Demikian juga potensi perikanannya yang terus merosot. Kawasan pesisirnya mengalami pendangkalan parah, akibat lumpur yang terbawa dari hulu ke muara sungai Rokan. Kini penghidupan sebagai nelayan, tinggal dilakoni puluhan penduduk Bagansiapiapi.

Pembakaran tongkang yang semula menjadi simbol para penjelajah Tiongkok untuk tak kembali pulang ke negeri asalnya, kini juga jadi semacam ode berakhirnya kejayaan maritim Bagansiapiapi.

Meriahnya Festival 'Bakar Tongkang' di Riau
0
3.3K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan