Kaskus

Entertainment

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Nah, jika kamu masih kurang begitu yakin dengan pesona yang dimiliki Myanmar, kamu layaknya membaca artikel ini. Dan jika memang kamu sudah tertarik dengan negeri berjuluk ‘Tanah Emas’ ini sebagai tujuan wisata, semoga artikel ini bisa membantu menjadi referensi. Jangan lupa, baca juga artikel sebelumnya sebagai bahan informasi.


1. Pagoda Shwedagon
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Golden Pagoda, Shwedagon via phubaotours.com.vn

Belum ke Myanmar katanya kalau belum ke Pagoda Shwedagon. Lokasinya yang berada di Kota Yangon menjadikan pagoda ini semakin layak saja untuk disambangi. Bagi orang Myanmar sendiri, Kuil Buddha ini dianggap sangat sakral nan suci serta tentunya sebagai kebanggan tak ternilai.

Pagoda Shwedagon yang berlapiskan emas ini membuatnya sudah sangat nyentrik bahkan dari kejauhan. Ketika siang hari, pantulan cahaya matahari sudah bisa dipastikan membuat Kuil ini bersinar cerah, namun sinar itu bukan berarti redup kala malam karean lampu-lampu sudah siap menyorot setiap sisi pagoda.

Pagoda yang dikabarkan dibangun sejak abad ke 6 masehi ini, bisa dikatakan sebagai perpaduan antara kuil, stupa, dan patung. Setiap elemen memiliki detil yang khas sehingga butuh cukup banyak waktu untuk menikmatinya di setiap bagian.

Buka setiap hari, untuk dapat masuk ke Pagoda ini turis asing dikenakan tarif sebesar US$ 8 atau sekitar IDR 100k. Ya, cukup mahal memang, tapi karena sudah menjadi landmark negara, rasanya tak ada salahnya untuk tetap masuk kesana.

Untuk memasuki kawasan kuil, pengunjung harus melepaskan alas kaki. Di kawasan dalam kuil inilah suasana terang nan bersih akan langsung menyambut. Spot fotopun tersedia di banyak titik dan paling utama tentu saja pagoda utamanya yaitu Shwedagon yang menjulang sekitar 110 meter. Jangan khawatir juga jika ingin langsung update di media sosial, karena di komplek kuil ini terdapat wifi gratis.

Nah, sebagai tambahan info, kembaran pagoda ini juga ada di indonesi, loh ! yaitu di Brastagi, Sumatera Barat. Namanya, Pagoda Taman Lumbini. Jadi kalau kamu mau merasakan nuansa Myanmar di Indonesia, kamu bisa juga datang ke Brastagi.


2. Pagoda Sule
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Pagoda Sule via commons.wikimedia.org

Sule? Eits, tidak ada hubungannya dengan Sule si Pelawak kocak itu ya. Pagoda Sule ini masih berada di pusat Kota Yangon di perempatan jalan sehingga tak akan sulit mencapainya. Bentuknya juga secara sepintas masih serupa dengan Pagoda Shwedagon hanya saja sedikit lebih kecil dengan luas semua wilayah sekitar 8.000 meter persegi dan tinggi pagodanya sendiri mencapai sekitar 43,9 meter.

Usianya juga tak berbeda jauh dengan Shwedagon. Jika Shwedagon sudah mencapai 2500 tahun, maka Pagoda Sule sudah mencapai 2000 tahun. Karenanya juga, Pagoda ini memiliki peranan penting bagi masyarakat Myanmar bahkan juga berperan dalam kesejarahan negara tersebut.

Sama seperti Shwedagon, turis yang hendak masuk ke Pagoda Sule juga harus membayar tiket, hanya saja nilainya hanya sebesar 4000 Kyat atau sekitar IDR 40k. Pengunjung juga harus melepaskan alas kaki untuk dapat menikmati kawasan pagoda dan kuil-kuil yang mengelilinginya.

Di area luar kawasan Pagoda Sule ini juga kalian bisa menikmati bangunan-bangunan berarsitektur kolonial. Bangunan-bangunan ini memang peninggalan Inggris yang dahulunya digunakan sebagai kantor. Ada juga gereja dengan warna putih dominan yang nampaknya juga peninggalan era kolonial. Tambah menarik lagi, masih disekitaran kawasan tersebut juga ada sebuah Masjid dengan dua menara nya. Jika sepintas, mungkin tidak ada yang tahu akan bangunan ini bahwa merupakan masjid, tetapi dengan kubah kecil di kedua menaranya, simbol masjid baru bisa dirasakan. Pagoda, Gereja, dan Masjid di satu kawasan berdekatan ini menjadi pemandangan yang menyejukkan.


3. Patung Buddha Monywa
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Monywa Buddha via myanmartravel.cc

Bergeser jauh ke Kota Monywa, kota di sisi Timur Sungai Chindwin, sekitar 726 km Utara di Yangon, ada satu destinasi wisata yang sangat menarik yaitu Patung Buddha Raksasa. Memang ada banyak Patung Buddha di berbagai negara termasuk di Myanmar sendiri, tetapi patung satu ini memiliki daya pikat kuatnya sendiri yaitu Patung Buddha Tidur dan Patung Buddha Berdiri di satu area. Keduanya berada bersebelahan di sebuah bukit dan memandang arah yang sama. Di dekatnya juga ada sebuah pagoda yang tetap memiliki ciri khas berupa warna emas.

Patung Buddha tidurnya memiliki panjang 90 meter dan tinggi badan 20 meter sedangkan Patung Buddha berdiri memiliki tinggi mencapai 116 meter. Berwarna pakaian emas khas Buddha, kedua patung ini nampak sangat menarik dari kejauhan. Bahkan menariknya lagi, sisi dalam patung merupakan ruang sehingga pengunjung bisa masuk ke sana. Untuk Patung Buddha Tidur yang sudah dibangun sejak tahun 1991, bagian dalamnya berisikan 9.000 patung buddha kecil sebagai display. Sama menariknya, bagian dalam Patung Buddha Berdiri yang baru selesai dibangun tahun 2008 lalu ini juga diisi oleh display patung buddha. Karena memiliki tinggi lebih dari 100 meter, maka jika turis naik ke sisi teratas patung, pemandangan akan secara luas tersaji.

Di buka untuk turis dari jam 8 pagi sampai 8 malam, Maha Bodhi Ta Htaung –begitu objek ini juga biasa dikenal- mematok tarif sebesar US$ 3 per orangnya.


4. Pagoda Kyaiktiyo (Golden Rock Pagoda)
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Golden Rock Pagoda via dulichhe.com

Tidak soal Pagoda dengan bentuk seperti kerucut yang menjadi ciri khas pagoda-pagoda di sana, Myanmar juga punya Pagoda yang unik, bahkan tak berlebihan pula jika dikatakan sangat menakjubkan. Bukan soal besar dimenasinya atau lapisan emas murni yang melapisinya, tetapi ini soal letak Pagodanya itu sendiri.

Berada di atas batu garnit yang mana batunya itu sendiri terletak di ujung sebuah tebing pegunungan. Ya, keunikan inilah yang menjadikan Pagoda di Gunung Kyaiktiyo ini terkesan aneh dan mistis karena seakan melawan hukum gravitasi. Dikenal juga dengan nama Golden Rock Pagoda, karena selain pagodanya yang sebenarnya hanya setinggi sekitar 7,3 meter yang berwarna emas, juga batu besar yang menjadi dasar pagoda juga diwarnai emas.

Pagoda Kyaiktiyo terletas di utara garis pantai Tenaserim di atas ketinggian sekitar 1.100 meter. Dari Yangon memang jauh yaitu mencapai 210 km. Perjalanan bisa ditempuh menggunakan Bus atau kendaraan pribadi dengan tujuan daerah Kinpun. Namun tidak hanya disitu sesampainya di Kinpun, perjalanan masih harus dilakukan dengan mobil angkutan khusus berupa truk yang sudah dimodifikasi untuk tujuan pengangkutan wisatawan. Truk ini dalam sekali jalan bisa mengangkut sekitar 50 orang penumpang. Biayanya sendiri yaitu sebesar 3000 Kyat atau sekitar IDR 30k jika duduk di samping sopir dan 2500 Kyat jika dibagian belakang.

Jarak terminal truk itu menuju perhentian Pagoda ialah hanya 11 km, tetapi karena merupakan jalan pegunungan yang menanjak dan berkelok serta truk yang harus berhenti untuk check point, jadilah perjalanan harus ditempuh hingga 30 sampai 45 menit.

Eits tapi jangan senang dulu, selesainya diombang ambing di atas truk, bukan berarti perjalanan berkahir begitu saja. Masih ada sekitar 1,2 km lagi jalan menanjak yang harus dituju. Bisa berjalan kaki atau bisa menggunakna jasa tandu. Ya, setelah turun truk, akan ada beberap orang yang menyediakan jasa tandu ini.

Barulah setelah perjalanan itu, wisatawan bisa menikmati keajaiban yang dimiliki pagoda ini. Tiket masuknya sendiri ialah 6000 kyat untuk wisatawan asing, lalu diberi sticker sebagai bukti tiketnya. Sama seperti pagoda atau kuil lain, pengunjung juga wajib membuka alas kaki untuk memasuki kawasan pagoda.

Meskipun jauh dan nampak melelahkan tetapi sebenarnya semua itu bisa terbayar dengan melihat langsung keajaiban letak pagoda ini, bonus yang tak kalah menakjubkannya ialah jika kamu datang saat sore, karena berada di atas pegunungan maka sunset menjadi pemandangan yang siap tersuguhkan didepan mata. Dua hal mempesona yang bisa kamu nikmati secara bersamaan.

Namun akan ada resiko jika tetap ingin menikmati sunset berlama-lama yaitu soal truk untuk turun. Truk angkutan ini beroperasi terakhir untuk turun ialah di jam 6 sore, dan biasanya akan banyak pengunjung yang pulang di jam terakhir ini sehingga seringkali penumpang harus berdiri karena tidak tersedia lagi tempat duduk.


5. Kota Tua Bagan
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Hamparan Pagoda di Bagan via redsavannah.com

Masih soal yang Wajib didatangi, sempatkan pula datang ke Bagan Kota yang berjuluk ‘Seribu Kuil’. Julukan ini tentu sesuai dengan kondisi yang ada disana, jika dilihat dari ketinggian, akan tampak banyak sekali tersebar Kuil atau Candi yang menjulang.

Kota yang kabarnya dibangun sejak sebelum abad ke 10 ini menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Pagan. Kerajaan terkenal yang juga menjadi cikal bakal dari bangsa Burma itu sendiri. Karena jejak sejarah inilah maka tak heran jika tersebar ribuan candi di Bagan ini. Awalnya dipercaya ada sekitar 10.000 candi disana, tetapi seiring waktu, sekarang hanya tersisa sekitar 2.200 candi saja. Jumlah yang sangat banyak sehingga hampir di setiap sisi jalan hingga pelosok bisa ditemukan candi..

Karena merupakan sebuah kota atau area luas dengan banyak objek eksotis, maka Bagan cocok rasanya untuk dinikmati setidaknya 2-3 hari alias dengan menginap disana. Ada banyak jenis penginapan yang bisa dipilih dengan kisaran harga bervariasi. Hanya saja memang kabarnya biaya di sana sedikit lebih mahal dibanding kota lain. Sesuatu yang wajar karena Bagan menjadi pusat wisata di Myanmar.

Berkeliling Bagan bisa dilakukan dengan menaiki Delman. Tarif sewanya sekitar USD 15 untuk satu hari. Atau jika kamu ingin bersepeda juga tersedia penyewaan sepeda dengan tarif hanya sekitar USD 2 perharinya.

Kesan tua nan eksotis dari Bagan juga sangat cocok untuk spot fotografi, jadi ada baiknya persiapkan bekal alat fotografi semaksimal mungkin bagi kamu pecinta fotografi. Waktu terbaik mendapatkan nuansa dramatis ialah saat matahari terbit dan tenggelam. Jika bingung mencari spot, kamu bisa naik di sebuah Menara yang memang dikhususkan untuk wsiata. Menara ini mematok tarif sekitar USD 10 untuk turis yang hendak menaikinya.

Kamu yang berbudget lebih, disarankan juga mencoba menaiki balon udara. Ya, negara Myanmar terkhusus Bagan patut berbangga karena atraksi wisata Balon Udara tersedia disana. tarifnya tentu tak murah, yaitu sekitar USD 300- 350 alias bisa mencapai IDR 5 juta. Namun semua tentu sebanding dengan panorama yang akan didapatkan dari kota tua satu ini dengan ribuan candi-candinya yang menjulang.


6. Goa Pindaya
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Pindaya Cave via yourenotfromaroundhere.com

Tak Cuma di bangunan kuil untuk bisa berwisata religi di Myanmar karena di daerah Pindaya ada juga objek wisata yang sangat menarik yaitu sebuah goa dengan ribuan patung Buddhadi dalamnya.

Daerah Pindaya berada di bagian tengah daratan Myanmar, sekitar 260 km dari ibukota Naypitaw atau sekitar 620 km dari Kota Yangon. Berlokasi di wilayah pegunungan, menjadikan Goa Pindaya tampak sangat menarik untuk tujuan wisata.

Keunikan dari Goa yang berada di bukit kapur ini ialah karena didalamnya kita tidak hanya melihat stalagtit atau stalagmit yang umumnya dijumpai di Goa goa lain. Di Pindaya ini, Goa menjadi lokasi peribadatan penting bagi umat Buddha. Kabarnya, ada 3 goa di sana, tetapi hanya satu goa yang terbuka untuk tujuan umum atau wisata.

Buka setiap hari dari pagi hingga sore, wisatawan dikenakan biaya tiket sebesar USD 3. Untuk dapat masuk ke dalam goa, pengunjung harus berjalan menaiki anak tangga. Di depan mulut goa, terdapat Pagoda Shwe U Min dengan patung laba-laba besar didepannya dan seorang tengah memegang busur. Apa kaitan laba-laba dan seorang pemanah dengan sebuah Goa? Ternyata, menurut cerita rakyat setempat goa ini awalnya dihuni oleh seekor laba-laba raksasa yang dianggap menculik tujuh orang putri yang tengah mandi di dekat goa. Namun ketujuh putri itu berhasil diselamatkan seorang Pangeran Kummabhaya dari Yanghwe yang juga berhasul mengalahkan laba-laba itu.

Ketika memasuki Goa maka pengunjung akan disambut deretan, barisan, jajaran patung Buddha berwarna emas dengan segala ukuran. Setidaknya ada 8.000 patung yang tersebar di setiap sisi altar-altar goa. Menurut cerita, patung-patung ini diletakkan berkala ibarat seuah tradisi yang berlangsung sejak tahun 1750an.


7. Kota Mrauk U
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Candi Koethaung di Mrauk U via myanmarbeautifulplaces.wordpress.com

Hampir serupa dengan Bagan, Mrauk U juga merupakan kota yang memiliki peninggalan sejarah yang kaya. Berada di Utara Negara Bagian Rakhine atau bagian Barat dari daratan Myanmar, kota ini menjadi pusat kerajaan Arakan di tahun 1430 hingga 1785.

Dikelilingi oleh perbukitan, pesona alam ini berpadu dengan reruntuhan peninggalan candi atau kuil. Pemandangan yang juga menarik mengingat keeksotisan candi-candi disini yang sangat memukau bagi pecinta nuansa kuno. Sekitar 700 Kuil atau Candi bisa dijadikan objek kunjungan di kota ini. Setiap kuil memiliki cirinya sendiri, beberapa diantaranya sangat berbeda dengan kuil lain di Myanmar, Bahkan salah satu candi bernama Candi Koethaung memiliki tipe bentuk mirip dengan Candi Borobudur dengan jajaran stupa bertingkat mengelilingi satu stupa terbesar dan tertinggi di bagian tengahnya.

Bagi pecinta fotografi, Mrauk U juga sangat direkomendasikan. Nuansa kuno dari kuil atau candi yang ada tidak hanya tampil dari bangunannya itu sendiri tetapi beberapa diantaranya juga nampak sangat eksotis karena sudah ditumbuhi lumut dan rerumputan yang menjadikannya nampak lembab dan seolah mengajak pengunjung masuk ke dimenasi berbeda.


8. Pagoda Bukit Mandalay
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Mandalay hills via wikimedia.org

Menuju ke bagian utara, sekitar 635 km dari Yangon, terdapat sebuah kota yang dikenal sebagai ibukotanya Kebudayaan di Myanmar. Dari julukan ini sudah bisa dibayangkan betapa pentingnya Mandalay sebagai suatu daerah di perbukitan bagi perkembangan budaya di Myanmar. Di kota itu juga menjadi rumah terakhir bagi kerajaan sebelum Inggris memulai masa kolonialismenya.

Dari begitu luasnya Mandalay, ada salah satu lokasi yang terkenal sebagai destinasi wisata, itu adalah Bukit Mandalay. Berada di ketinggian sekitar 230 meter dari daratannya, Bukit Mandalay tidak hanya soal wisata religi, mengunjungi Bukit Mandalay juga cocok bagi pemburu keindahan alam dari atas ketinggian. Namun memang dengan keberadaan pagoda dari kuil-kuil yang ada di atas bukit, maka pemandangan yang ada akan nampak lebih indah menawan.

Untuk bisa naik ke atas bukit, pengunjung bisa saja memilih menggunakan mobil, tetapi harus melalui jalan berkelok. Jika dirasa kurang menarik, pengunjungpun bisa saja menaiki ribuan anak tangga. Resikonya? Tentu kelelahan yang akan hadir menemani perjalananan.

Sesampainya di titik awal kuil, seperti umumnya pengunjung harus melepaskan alas kakinya. Lalu tersedia anak tangga yang harus dilalui serta juga ada eskalator untuk memudahkan pendakian. Hanya saja eskalator ini hanya untuk satu arah yaitu naik, jadi untuk turun harus tetap menggunakan tangga.

Pagoda pertama yang ditemui ialah Pagoda Su Taw Pyan. Pagoda ini kabarnya dibangun oleh Raja Anawratha pada tahun 414 kalender Myanmar. Dari sini, selain menjulangnya pagoda berwarna emasnya, pengunjungpun bisa menikmati pemandangan alam secar penuh.


9. Pagoda Kuthadow
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Barisan Stupa Putih dan Pagoda Kuthadow via travelingyuk.com

Masih di Kota Mandalay, sempatkan pula untuk singgah di Pagoda Kuthadow yang berada tepat di kaki Bukit Mandalay. Dibangun pada masa pemerintahan Raja Mindon min, pagoda ini tidak sekedar sebuah bangunan ibadah. Dimulai sejak tahun 1860, Sang raja dengan sengaja menggagas hal unik dan fenomenal yaitu membuat ukiran di ratusan lempengan batu besar berisikan seluruh teks kitab suci tripitaka. Hal ini dilakukan menyusul kekhawatiran hilangnya ajaran Buddha akibat invasi Inggris di sana saat itu.

Ukiran teks Tripitaka itu sekarang tentu masih bisa dilihat dimana dinaungi sebanyak 729 stupa bermarmer putih. Deretan stupa putih inilah yang nampak sangat menarik dan khas. Karenanya juga, Pagoda Kuthodaw ini dijuluki sebagai ‘The World’s Largest Book’. Tepat di bagian tengah dari barisan stupa putih, terdapat stupa utama berwarna emas yang membuatnya seakan menjadi pusat dari kawasan kuil.


10. Pagoda Thambuddhei Paya
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Pagoda Thambuddhei via travelmediate.nl

Rasanya tak akan ada habisnya jika membahas soal keindahan pagoda atau kuil-kuil di Myanmar. Dengan ciri berupa warna emasnya dan julangan kerucut dari pagoda itu sendiri, Myanmar bisa dikatakan menjadi rumahnya pesona pagoda di dunia. Dan satu pagoda yang juga terkenal sangat indah ialah Pagoda Thambuddhei yang berada di Monywa.

Keunikan dan pesona utama dari Pagoda ini ialah tidak hanya soal menjulangnya Stupa besar seperti kebanyakan kuil di Myanmar, tetapi dari ratusan stupa-stupa kecil yang mengelilingi Stupa utama. Dibangun tahun 1303 dan rekonstruksi ulang di tahun 1939, Pagoda yang dikelilingi pephonan alam luas ini nampak sangat megah dan dramatis dari reruncingan stupa kecil dan dipertegas dengan stupa besar sebagai pagoda utamanya. Warnanya yang emas dominan dengan snetuhan warna merah juga nampak sangat dominan diantara hijaunya pepohonan sekitar.


11. Pagoda Kaunghmudaw
MENYAMBANGI PESONA WISATA RELIGI DI MYANMAR
Via myanmartour.com

Jika kebanyakan Pagoda yang sudah kita lihat berbentuk stupa atau seperti kerucut, maka Pagoda satu ini justru berbentuk berbeda yaitu seperti kubah atau lonceng raksasa. Ya, bentuknya memang setengah lingkaran dengan bagian bawah yang lebih membesar. Namun, warna emas tetap masih menjadi identitas seperti kebanyakan pagoda disana.

Berada di Kota Sagaing, Pagoda ini kabarnya sudah dibangun sejak tahun 1636 M oleh Raja Thalun dan putranya. Keunikan bentuk pagoda ini dibanding pagoda lain menurut cerita terbilang unik. Sang raja meminta arsitek membangun pagoda namun dirasa besarnya bangunan yang diminta dianggap tidak proporsional dan menurut teori tidak bisa dibangun. Dalam kebingungan itulah para arsitek yang ditekan waktu akhirnya menemui ratu. Sang ratulah yang akhirnya mendapat ide untuk membuat bentuk menyerupai buah dada. Terlepas dari benar tidaknya cerita ini, nyatanya bentuk pagoda yang berbeda berhasil menarik perhatian. Selain itu, sebenarnya warna pagoda ini ialah putih sebagai lambang kemurnian, tetapi sering waktu sekarang sudah diubah menjadi berlapis emas.


SUMBER
0
2.6K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan