Djarot: Saya Pastikan Makanan di Jakarta Sehat



Jakarta - Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menerima laporan dari Kepala BPOM Penny Lukito soal menurunnya temuan bahan pangan takjil yang mengandung bahan berbahaya di Jakarta. Djarot lantas menyebut makanan khususnya takjil di Jakarta sehat.

"Sekalipun masih ada, namun jumlah temuan pangan takjil mengandung bahan berbahaya terus menunjukkan penurunan selama 3 tahun terakhir. Demikian pula dengan temuan di Jakarta, yaitu 21,16 persen takjil yang tidak memenuhi syarat di tahun 2014 lalu turun menjadi 12,46 persen di tahun 2015 dan kembali turun di tahun 2016," kata Penny Lukito saat mendampingi Djarot meninjau Pasar Benhil Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2017).

Di Pasar Benhil, Penny menyebut ada penurunan temuan bahan berbahaya yang cukup signifikan. Meski masih ditemukan 2 jenis makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti rhodamin dan boraks, namun makanan olahan di Pasar Benhil disebut masih aman dari bahan berbahaya.

"Tadi dari 52 sampel ada 2 jenis ya kandungan rhodamin pewarna merah tekstil di kue mangkok dan satu lagi adalah kerupuk gendar kandungannya boraks," sebut Penny.

"Penurunan jauh dibandingkan dua atau tiga tahun yang lalu, tadinya kita temukan 25 persenan sekarang cuma sekitar 5 persen, bisa dikatakan aman yang di sini dari bahan-bahan yang berbahaya untuk di Benhil. Mudah-mudahan di tempat lain pun seperti itu," imbuh Penny.

Atas laporan itu, Djarot mengaku lega karena bahan makanan di Jakarta masih dalam kategori aman. Ini membuktikan makanan di Jakarta, utamanya takjil di Pasar Benhil aman dan tidak berbahaya.

"Saya terima kasih yang mengandung bahan (berbahaya) ini cuma sedikit sehingga saya pastikan makanan di Jakarta sehat, takjilnya sehat," ujar Djarot,

Dengan begitu diharapkan masyarakat akan lebih percaya pada produk industri kecil dan menengah sehingga bisa menjadi keuntungan bagi para pedagang lokal. Djarot juga mengucapkan terima kasih pada BPOM yang mengawasi kualitas makanan di Jakarta.

"Ini bukan dalam arti kita mengurangi atau membikin pedagang rugi, justru dengan operasi seperti ini pedagang kita untung karena masyarakat percaya dan aman untuk mengkonsumsi produk takjil, makanan minuman takjil yang dihasilkan masyarakat industri kecil menengah," lanjutnya.

"Jadi dengan seperti ini saya terima kasih kepada BPOM yang membantu kami sehingga industri rumahan tumbuh, kualitasnya meningkat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Djarot.
(nth/fdn)

sumber

Djarot Cek Takjil Benhil Bersama BPOM



Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengunjungi Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, Jumat sore. Kedatangan Djarot untuk memastikan takjil (makanan berbuka puasa) yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya.

Pada kunjungannya ini, Djarot didampingi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Penny Kusumastuti Lukito, serta Kepala Balai Besar BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari.

"Bahkan kepala BPOM saja belanja untuk buka dan sekaligus sahur, berarti aman. Percaya betul makanan dijual di sini aman untuk dikonsumsi dan menyehatkan," kata Djarot.

Pada kesempatan itu, BPOM juga mengambil sampel makanan dan menguji kandungannya. Sejumlah makanan terbukti mengandung bahan berbahaya.

Oleh karena itu, Djarot meminta pedagang yang menjual makanan dengan kandungan berbahaya mengembalikannya ke penyuplai.

"Tadi saya sampaikan, kalau ada yang mengandung rodamin kembalikan pada yang buat dan bilang jangan buat lagi. Satu lagi kerupuk gendar itu mengandung boraks ya," kata Djarot, Jumat (2/6/2017).

Penny mengatakan, dari 52 sampel makanan yang dijual di Pasar Benhil, dua di antaranya mengandung bahan berbahaya.

"Ada dua jenis ya, kandungan rodamin pewarna merah tekstil di kue mangkok dan satu lagi adalah kerupuk gendar kandungannya boraks," kata Penny.

Ketika berkeliling melihat-lihat takjil yang dijual, Djarot juga belanja makanan favorit seperti tempe mendoan, pempek, lemang, tapai ketan hitam, dan sayur jengkol.

sumber