- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Kalangan Pesantren


TS
lobesegitelu
10 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Kalangan Pesantren
Quote:
Perjuangan laskar ulama-santri dan jaringan pesantren yang membentuk embrio perjuangan kebangsaan, khususnya pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20, merupakan episode penting pergerakan nasional yang menginspirasi beberapa tokoh bangsa pejuang kemerdekaan. Tapi, dari 168 tokoh yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI, 10 di antaranya berlatar santri-kiai. Mereka adalah sebagai berikut ini.
1. Kiai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Yogyakarta, 1 Agustus 1868
Wafat:
23 Februari 1923
Kiprah:
Mendirikan Muhammadiyah (18 November 1912)
Pahlawan Nasional: 27 Desember 1961
Quote:
K.H. Ahmad Dahlan yang mempunyai nama kecil Muhammad Darwisy adalah seorang pahlawan nasional yang juga pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. Ia bergabung sebagai anggota Boedi Oetomo yang merupakan organisasi kepemudaan pertama di Indonesia. Ia adalah sosok pemuda pembaharu yang sangat mengedapankan idealisme dalam hidupnya terutama dalam bidang pendidikan. Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat.
2. Zainul Arifin
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir: Barus, Sumatera Utara, 2 September 1909
Wafat: Jakarta, 2 Maret 1963
Kiprah:
• Mewakili NU dalam kepengurusan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
• Ikut membentuk pasukan semi-militer, Hizbullah
• Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
• Anggota Majelis Konstituante sekaligus Wakil Ketua DPR, 1955
Gelar Pahlawan: 4 Maret 1963
Quote:
Kiai Haji Zainal Arifin, politisi Nahdlatul Ulama (NU) terkemuka yang sejak remaja di zaman penjajahan Belanda sudah aktif dalam organisasi kepemudaan NU, GP Ansor, jabatan terakhirnya ialah ketua DPRGR sejak 1960 hingga wafatnya 2 Maret 1963.
Arifin lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sebagai anak tunggal raja Barus, Sultan Ramali bin Sultan Sahi Alam Pohan dengan perempuan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing, Siti Baiyah boru Nasution.
Arifin lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sebagai anak tunggal raja Barus, Sultan Ramali bin Sultan Sahi Alam Pohan dengan perempuan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing, Siti Baiyah boru Nasution.
3. KH Hasyim Asy'ari
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Demak, 10 April 1875
Wafat:
Jombang, 25 Juli 1947
Kiprah:
• Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng, 1899
• Pendiri Nahdlatul Ulama, 1926
• Menerbitkan Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945, yang menginspirasi peristiwa 10 November di Surabaya
Gelar Pahlawan: 17 November 1964
Quote:
KH. Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama mujahid. Kiprah beliau dalam perjuangan bangsa, terutama dalam merebut kemerdekaan, sangat besar. Di akhir masa penjajahan Jepang, beliau membentuk laskar perjuangan Hisbullah, Sabilillah, dan Mujahidin. Beberapa saat setelah kedatangan tentara sekutu di bawah Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya, beliau bersama dengan ulama lainnya, mengadakan musyawarah kilat di Bubutan, Surabaya, 21-22 Oktober 1945. Musyawarah tersebut memutuskan kewajiban umat Islam untuk membela kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan hukum fardhu ain. Keputusan ini kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad. Dengan resolusi jihad itu para santri dan umat Islam pada umumnya terpanggil untuk berjuang membela kemerdekaan bangsa dan negara.
4. Kiai Wahid Hasyim
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Jombang, 1 Juni 1914
Kiprah:
• Menerapkan sistem tutorial di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng, dan memasukkan ilmu pengetahuan umum
• Menginisiasi pembentukan laskar Hizbullah pada 4 Desember 1944
• Ikut mendirikan Masyumi
• Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
• Menteri Agama dalam tiga kabinet
Gelar Pahlawan: 17 November 1964
Quote:
1 Juni dikenal sebagai ‘Hari Lahir Pancasila’ karena pada tanggal 1 Juni 1945, istilah ini pertama kali disebut oleh Ir. Sukarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sebelum menjadi lima sila seperti yang resmi digunakan, ada proses pematangan yang melibatkan tokoh-tokoh umat Islam, antara lain KH Abdul Wahid Hasyim, sejawat Sukarno yang paling sering dijadikan tempat bertanya.
Sebagaimana tersebut dalam sejarah, proses penyusunan dasar negara Pancasila dan konstitusi negara UUD 1945 mengakomodasi kemerdekaan seluruh anak bangsa, bukan hanya Islam yang merupakan umat mayoritas. Ada Tim Sembilan perumus dasar negara terdiri dari Sukarno, Mohammad Hatta, KH A. Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Ahmad Subardjo, Muh. Yamin, dan A.A. Maramis. Mereka merumuskan Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Pancasila dengan tolerasi pada sila pertama, “Ketuhanan, dengan Kewajiban Menjalankan Syari’at Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya” menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sebagaimana tersebut dalam sejarah, proses penyusunan dasar negara Pancasila dan konstitusi negara UUD 1945 mengakomodasi kemerdekaan seluruh anak bangsa, bukan hanya Islam yang merupakan umat mayoritas. Ada Tim Sembilan perumus dasar negara terdiri dari Sukarno, Mohammad Hatta, KH A. Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Ahmad Subardjo, Muh. Yamin, dan A.A. Maramis. Mereka merumuskan Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Pancasila dengan tolerasi pada sila pertama, “Ketuhanan, dengan Kewajiban Menjalankan Syari’at Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya” menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Zainal Mustafa
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Singaparna, Tasikmalaya, 1 Januari 1899
Wafat:
Jakarta, 28 Maret 1944
Kiprah:
• Mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah di Kampung Cikembang, 1927
• Wakil Ro’is Syuriah NU Cabang Tasikmalaya, 1933
• Keluar-masuk penjara, 1941-1942, karena dianggap menghasut rakyat melawan kolonial
• Pada 25 Februari 1944 memimpin pemberontakan terhadap Jepang
Gelar Pahlawan: 6 November 1972
Quote:
KH Zainal Mustafa adalah salah satu pahlawan Indonesia yang secara terang – terangan dalam melawan para penjajah. Karena tindakan – tindakannya yang bersebrangan dengan kolonial Belanda. Tak jarang Kiai yang lahir di Tasikmalaya ini diturunkan dari mimbar oleh para Kiai yang pro dengan Belanda. Ketika Belanda lengser dan diganti oleh Jepang, KH Zainal Mustafa tetap menolak kehadiran Jepang di Indonesia. Menurutnya Jepang lebih berbahaya daripada Belanda, oleh karena itu dia dan santrinya mengadakan perang dengan Jepang. Berkat jasanya membangkitkan semangat para santrinya untuk jihad membela negara, KH Zainal Mustafa dianugerahi sebagai pahlawan nasional pada tahun 1972.
6. Raden Mas Antawirya
(Pangeran Diponegoro)
(Pangeran Diponegoro)
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785
Wafat:
Makassar, 8 Januari 1855
Kiprah:
Memimpin Perang Jawa atau Perang Diponegoro melawan Belanda, 1825-1830
Penghargaan:
Babad Diponegoro diakui UNESCO sebagai Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World) pada 21 Juni 2013
Gelar Pahlawan: 6 November 1973[
Quote:
Pangeran Diponegoro adalah anak sulung dari sultan Hamengkubuwana III yang lahir pada 11 November 1785. ia adalah pemimpin perang jawa yang tercatat memakan korban paling banyak di Indonesia. Dengan taktik gerilyanya, Belanda kewalahan dalam melawannya. Banyak uang yang dikeluarkan Belanda pada saat itu untuk menangkap pangeran Dipenogoro namun tidak membuahkan hasil. Pada tahun 1973 dia diakui sebagai pahlawan nasional berkat jasa – jasanya. Dan untuk mengenang jasa – jasanya tersebut, banyak kota di Indonesia yang menamai jalan, stadion, universitas dengan nama Diponegoro.
7. Kiai Noer Ali
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Ujung Harapan, Bekasi, 1914
Wafat:
29 Januari 1992
Kiprah:
• Mendirikan Pondok Pesantren At-Taqwa di Ujungmalang atau Ujung Harapan Bekasi
• Memimpin pertempuran melawan Belanda di Pondok Ungu, 29 September 1945
• Bersama Jenderal Oerip Soemohardjo mendirikan Markas Pusat Hizbullah-Sabilillah
• Memimpin gerilya laskar Rakyat Bekasi Hizbullah di Karawang dan Bekasi, 1947-1948
Gelar Pahlawan: 9 November 2006
Quote:
Kiai Noer Ali lahir pada tahun 1914 di Ujung Harapan, Bekasi, Jawa Barat. Beliau dikenal sebagai singa karawang bekasi karena banyaknya perang yang ia jalani dan salah satu yang melegenda adalah perang melawan sekutu inggris di Pondok Ungu pada tahun 1945. selain itu beliau juga mendirikan markas pasukan semi militer hisbullah. Dan berkat jasa – jasanya beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 9 November 2016.
8. Abdul Halim
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Jatiwangi, Majalengka, 26 Juni 1887
Wafat:
Majalengka, 7 Mei 1898
Kiprah:
• Pada 1911 mendirikan Majelis Ilmi di Majalengka untuk mendidik santri-santri di daerah tersebut. Lalu membentuk Hayatul Qulub.
• Pada 16 Mei 1916 mendirikan lembaga pendidikan baru Jam’iyah al-I’anat al-Muta’alimin. Atas sokongan H.O.S. Tjokroaminoto, namanya berganti menjadi Perserikatan Ulama Indonesia.
• Pada masa pendudukan Jepang, menjadi anggota Cuo Sangi In (semacam dewan perwakilan)
• Mei 1945 menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
• Selama agresi Belanda 1948, menjadi pemasok logistik bagi para gerilyawan
• Dalam periode 1950-an menjadi anggota DPRD Jawa Barat dan anggota Konstituante
Gelar Pahlawan: Sejak 6 November 2008
9. Idham Calid
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921
Wafat:
Jakarta, 11 Juli 2010
Kiprah:
• Menjadi penerjemah dalam beberapa pertemuan petinggi Jepang dengan alim ulama NU
• Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di Kota Amuntai
• Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia
• Pada 1950 menjadi anggota DPRS mewakili Masyumi tapi pada 1952 Idham bergabung dengan Partai Nahdlatul Ulama
• Dalam Pemilu 1955, menjadi wakil perdana menteri. Pada tahun yang sama, dia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada usia 34 tahun.
Gelar Pahlawan: 7 November 2011
Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921
Wafat:
Jakarta, 11 Juli 2010
Kiprah:
• Menjadi penerjemah dalam beberapa pertemuan petinggi Jepang dengan alim ulama NU
• Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di Kota Amuntai
• Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia
• Pada 1950 menjadi anggota DPRS mewakili Masyumi tapi pada 1952 Idham bergabung dengan Partai Nahdlatul Ulama
• Dalam Pemilu 1955, menjadi wakil perdana menteri. Pada tahun yang sama, dia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada usia 34 tahun.
Gelar Pahlawan: 7 November 2011
Quote:
Idham tercatat menakhodai ormas Islam terbesar di Indonesia itu selama 28 tahun mulai 1956 hingga 1984. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)/Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI tahun 1972-1977. Saat memimpin NU, Idham merupakan tokoh kunci dalam berbagai fase krusial perjalanan yang dilalui Indonesia. Bahkan ia menjadi tokoh kunci dalam fase-fase genting yang dijalani Indonesia.
Saat muda Idham ikut berjuang mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi, yang telah diduduki selama 350 tahun lamanya. Begitu juga saat terjadinya peristiwa revolusi fisik yaitu transisi dari era penjajahan ke kemerdekaan, Idham menjadi salah satu tokoh pelaku sejarah.
Idham juga berada di pusat pusaran peristiwa saat penumpasan pemberontakan PKI tahun 1965-1966. "Saat itu NU berhadap-hadapan secara langsung dalam konfrontasi dengan PKI," ujarnya.
Saat Orde Baru berkuasa, ketika semua orang dihantui rasa takut oleh rezim militer yang bertahta selama 32 tahun, Idham pun menjadi tokoh kunci percaturan nasional baik melalui NU maupun melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berdiri tahun 1975.
Saat muda Idham ikut berjuang mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi, yang telah diduduki selama 350 tahun lamanya. Begitu juga saat terjadinya peristiwa revolusi fisik yaitu transisi dari era penjajahan ke kemerdekaan, Idham menjadi salah satu tokoh pelaku sejarah.
Idham juga berada di pusat pusaran peristiwa saat penumpasan pemberontakan PKI tahun 1965-1966. "Saat itu NU berhadap-hadapan secara langsung dalam konfrontasi dengan PKI," ujarnya.
Saat Orde Baru berkuasa, ketika semua orang dihantui rasa takut oleh rezim militer yang bertahta selama 32 tahun, Idham pun menjadi tokoh kunci percaturan nasional baik melalui NU maupun melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berdiri tahun 1975.
10. Wahab Chasbullah
Spoiler for Tkp:
Quote:

Tempat/Tanggal Lahir:
Jombang, 31 Maret 1888
Wafat:
29 Desember 1971
Kiprah:
• Bersama KH Hasyim Asy'ari mendirikan NU dan pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah)
• Pada 1916 mendirikan Organisasi Pemuda Islam (Nahdlatul Wathan)
Gelar Pahlawan: 7 November 2014
Quote:
Sosok Abdul Wahab Hasbullah juga dikenal sebagai pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama, baik dari lingkungan NU, Muhammadiyah, hingga organisasi lainnya. Ia mengenyam pendidikan di berbagai pesantren seperti Pesantren Mojisari di Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, hingga Pesantren Tebuireng di Jombang. Tak berhenti di situ, Abdul Wahab Hasbullah melanjutkan pendidikan hingga ke Makkah untuk berguru pada Syaikh Mahfudz at-Tirmasi dan Syaikh Al-Yamani dan mendapatkan hasil nilai yang istimewa.
Sepulangnya dari Mekah pada 1914, Abdul Wahab Hasbullah kembali mengasuh pesantrennya di Tambakberas. Selain mengasuh pesantren, Abdul Wahab Hasbullah juga aktif dalam melakukan pergerakan nasional karena tidak tega melihat kondisi bangsa yang mengalami kemerosotan hidup, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun kemerdekaan karena penindasan dari para penjajah.
Dalam mengatasi permasalahan bangsa ini, Abdul Wahab Hasbullah mendirikan organisasi pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri) pada 1916. Untuk memperkuat pergerakan ini, Abdul Wahab Hasbullah juga mendirikan Nahdlatul Tujjar (Kebangkitan Saudagar) yang berfungsi sebagai pusat penggalangan dana bagi perjuangan pengembangan Islam serta kemerdekaan Indonesia pada 1918.
Sepulangnya dari Mekah pada 1914, Abdul Wahab Hasbullah kembali mengasuh pesantrennya di Tambakberas. Selain mengasuh pesantren, Abdul Wahab Hasbullah juga aktif dalam melakukan pergerakan nasional karena tidak tega melihat kondisi bangsa yang mengalami kemerosotan hidup, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun kemerdekaan karena penindasan dari para penjajah.
Dalam mengatasi permasalahan bangsa ini, Abdul Wahab Hasbullah mendirikan organisasi pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri) pada 1916. Untuk memperkuat pergerakan ini, Abdul Wahab Hasbullah juga mendirikan Nahdlatul Tujjar (Kebangkitan Saudagar) yang berfungsi sebagai pusat penggalangan dana bagi perjuangan pengembangan Islam serta kemerdekaan Indonesia pada 1918.
Spoiler for Referensi:
http://www.asliindonesia.net/2016/08...sal-dari.html#
http://www.muslimedianews.com/2014/0...i-masyumi.html
http://penachandra.blogspot.co.id/20...im-asyari.html
http://www.gomuslim.co.id/read/news/...lima-sila.html
http://tips-populer.blogspot.co.id/2...am-chalid.html
http://nasional.republika.co.id/beri...mikir-bagian-1
https://x.detik.com/detail/intermeso...tri-/index.php
Quote:
Diubah oleh lobesegitelu 03-06-2017 19:56
0
8.7K
Kutip
47
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan