BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Isi ulang e-money bakal kena biaya

Sejumlah kendaraan antre membayar tol di gerbang Tol Cibubur, Jagorawi, Jakarta, Jumat (5/5). Penambahan saldo e-money akan dikenakan fee.
Bank Indonesia (BI) mengizinkan bank menarik biaya pengisian ulang (top up) kartu uang elektronik (e-money). Tujuannya agar perbankan lebih semangat menerbitkan kartu uang elektronik dan mengurangi transaksi tunai di masyarakat.

Gubernur BI Agus Martowardojo menilai perbankan perlu untung dari bisnis uang elektroniknya, salah satunya dari biaya isi ulang. Namun, keuntungan yang diizinkan tidak besar. Agar tak memberatkan nasabah.

"BI mengizinkan fasilitas top up (uang elektronik) menggunakan fee, tapi tidak besar," kata Agus di kantornya, Jakarta, Rabu (31/5) seperti dikutip dari Katadata.co.id.

Agus menilai, transaksi pembayaran nontunai cara yang cukup baik untuk mengatasi rente ekonomi. Maka, transaksi ini diharapkan bisa meluas ke semua sektor, tidak hanya untuk pembayaran tarif tol yang akan diwajibkan menggunakan uang elektronik.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Eny V Panggabean BI bakal mengeluarkan Peraturan BI.

Eny menjelaskan BI menimbang isi ulang e-money perlu dikenakan biaya sebab perbankan butuh biaya untuk pengadaan dan maintenance infrastruktur bagi bisnis ini. "Supaya sama-sama sustain (berkelanjutan) bisnisnya," kata dia seperti dipetik detikFinance.

Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan biaya pada top-up akan menjadi insentif bagi bank untuk mengembangkan infrastruktur uang elektronik.

"Sejauh ini menurut kajian, fee top-up di kisaran Rp1.500 hingga Rp2.000" ujar Anggoro di Jakarta, Rabu (31/5) seperti dikutip dari CNN Indonesia. Anggoro yang juga direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memperkirakan pengenaan biaya top-up bisa dilakukan sebelum Oktober 2017.

Anggoro tidak cemas biaya ini membuat nasabah alergi atas uang elektronik. Pasalnya, perbankan meyakini pembayaran nontunai akan menjadi kebutuhan dan kebiasaan masyarakat ke depan.

Sebab, uang nontunai yang lebih efisien dan aman bagi pengguna. Hal ini seiring kewajiban pembayaran nontunai pada transaksi pembayaran jalan tol.

Berdasarkan data statistik BI, mesin reader per April 2017 tercatat 401.838 unit. Naik 7.807 unit dibandingkan periode Maret 2017 sebanyak 394.031 unit.

Jumlah uang elektronik yang beredar per April 2017 tercatat 57,76 juta lebih tinggi dibandingkan periode Desember 2016 51,2 juta.

Sedangkan untuk volume transaksi hingga April 2017 mencapai 235,61 juta transaksi, dengan nilai Rp2,85 triliun. Periode akhir 2016 volume transaksi mencapai 683,133 juta transaksi dengan nilai Rp7,06 triliun.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...kal-kena-biaya

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Sinyal tegas pemerintah untuk menjaga Pancasila

- Kepolisian Filipina buru tujuh WNI yang diduga teroris

- Pasal tambahan buat Buni Yani

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
45.4K
303
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan