Di Mesir, datangnya bulan Ramadan disambut oleh gemerlapnya lampu di sepanjang jalan dan rumah-rumah. Lampu-lampu tersebut biasa disebut dengan lampu Fanus. Lampu fanus memiliki bentuk dan warna khas Timur tengah. Tidak hanya berukuran kecil, lampu yang dipasang pun ada yang berukuran besar.

Biasanya orang berbuka puasa dengan yang manis sesuai yang dianjurkan. Namun, di Mesir minuman asam justru menjadi favorit untuk berbuka puasa. Misalnya qamar aldin dan tamar hindi. Qamar aldin adalah minuman yang terbuat dari buah apricot yang dikeringkan, sedangkan tamar hindi adalah minuman yang terbuat dari asam jawa. Biasanya kedua minuman itu diminum dalam keadaan dingin.

Bulan puasa bisa dibilang bulan penuh berkah. Bagi mahasiswa yang kuliah di sana tidak perlu khawatir kehabisan pasokan makanan atau uang. Pada bulan Ramadan penduduk Mesir kerap kali memberikan sumbangan berupa uang atau makanan kepada para mahasiswa.

Tak hanya di Indonesia masjid menjadi ramai di bulan Ramadan, di Mesir pun masjid akan dipenuhi oleh Jama’ah. Mulai magrib hingga subuh menjelang. Tidak perlu khawatir masjid di sana biasanya menyediakan air minum dan kurma untuk berbuka puasa.

Bagi kamu yang tiba-tiba kehabisan ongkos di Mesir saat bulan Ramadan, tak perlu khawatir. Saat bulan puasa para dermawan Mesir membangun tempat-tempat yang dinamakan Maidatur Rahmah, yaitu tempat yang dibangun untuk para muslim yang berpuasa. Tempat ini biasanya terdiri dari beberapa tenda yang tertutup. Sumber dana dari maidatur rahmah adalah para dermawan muslim di Mesir.

Menu yang disajikan di setiap Maidatur Rahman berbeda-beda karena terkadang para dermawan langsung menyumbang dalam bentuk makanan. Ada yang menyumbangkan minuman, seperti tamar hindi (minuman dari asam) dan subiya (minuman yan terbuat dari santan kelapa). Menu makanannya pun beragam seperti buah-buahan, roti gandum, dan daging ayam.

Demikian ulasan serba-serbi bulan Ramadan di Mesir. Apakah kamu berminat tinggal di sana?