- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penerbit ALQURAN tanpa ALMAIDAH 51. Beberkan Fakta


TS
dangdut_yes
Penerbit ALQURAN tanpa ALMAIDAH 51. Beberkan Fakta
http://www.jawapos.com/read/2017/05/...beberkan-fakta
Begini kalau salinan asli, Tanpa saduran, tanpa pengenalan budaya, tanpa analisa konteks, tanpa revisi
Semua orang bisa nerjemahin sesuka hati.
Kasihan orang awamnya..
Quote:
JawaPos.com - Tidak adanya Surah Al Maidah ayat 51-57 dalam Alquran terbitan PT Suara Agung bukan disengaja melainkan kesalahan cetak. Buktinya, surah tersebut masih ada pada halaman yang berbeda.
Meski demikian, keluarga dari pemilik PT Suara Agung khawatir permasalaahan yang sensitif ini dikaitkan dengan situasi politik yang masih panas. Termasuk vonis Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama terkait surat Al Maidah.
Oleh karena itu, Tati Suparwati, besan pemilik percetakan PT Suara Agung, meluruskan permasalahan awal mengapa surat Al Maidah ayat 51-57 dalam Alquran terbitan PT Suara Agung bisa dikabarkan hilang. Tati juga tidak terima jika Alquran tersebut dinyatakan palsu.
“Ini sudah viral di Facebook, kami dibully katanya itu palsu. Itu bukan palsu, itu hanya salah cetak, tidak sengaja. Kalau palsu, ini kan ada penerbitnya, jangan bilang gitu dong. Kami juga umat muslim dan Alquran pedoman tertinggi kami,” tegas Tati kepada JawaPos.com, Senin (29/5).
Rupanya awal masalah terjadi saat tahun 2015 lalu, saat PT Suara Agung bekerja sama dengan lembaga pendidikan tertentu di Jawa Timur untuk membuat pengadaan Alquran. Jumlahnya ada 400 buah Alquran. Saat itu, terjadilah kesalahan penempatan halaman surat Al Maidah.
“Ini kejadian dari sebelum tahun 2015. Jauh terjadi sebelum kasus Ahok lho. Itu hanya ada kekeliruan halaman. Ada yang pesan, tetapi memang kami akui bahwa kami salah. Bagian Al Maidah 51-57 ada di halaman 113. Harusnya kan di halaman 117-118. Jadi memang tidak sengaja,” paparnya.
Tati mengakui adanya kesalahan tersebut dan sudah mengonfirmasi hal itu ke Kementerian Agama pada waktu itu. Tati juga memiliki berbagai dokumen lengkap dari mulai permintaan maaf hingga penggantian Alquran yang tercetak dengan benar.
“Tahun 2016 tak ada kesalahan percetakan, memang kami akui sudah ada quality control. Tetapi yang namanya percetakan ya, tetap saja bisa salah. Enggak ada unsur apa-apa atau politik, karena itu kejadiannya tahun 2015,” tegasnya.
Menurut Tati, saat itu pihak percetakan sudah membuat pengumuman sebanyak 400 Alquran itu untuk ditarik atau dikembalikan. Namun barangkali, kata dia, masih ada masyarakat yang menyimpan Alquran tersebut hingga akhirnya ditemukan oleh seseorang yang paham dan hapal Alquran.
“Kami dengar katanya yang menemukan di Bandung. Tetapi ini waktu itu kejadiannya di Surabaya. Mungkin masih ada yang menyimpan dan enggak dibalikin, dan mungkin kebetulan sangat paham lalu dicari-cari, hingga muncul isu ini,” ungkap Tati.
Tati menegaskan tak ada niat bagi pihak penerbit untuk mencari popularitas atau sengaja menyebarkan isu sensitif seperti ini. Pihaknya mengaku khilaf dan sudah melakukan klarifikasi kepada Kementerian Agama.
“Klarifikasi Kemenag sudah semua. Sudah pernah. Ada semua dokumennya. Alquran yang salah itu juga sudah kami ganti. Sekali lagi kami enggak ada niat untuk meramaikan isu sensitif ini, kami minta maaf,” tutup Tati. (cr1/JPG)
Meski demikian, keluarga dari pemilik PT Suara Agung khawatir permasalaahan yang sensitif ini dikaitkan dengan situasi politik yang masih panas. Termasuk vonis Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama terkait surat Al Maidah.
Oleh karena itu, Tati Suparwati, besan pemilik percetakan PT Suara Agung, meluruskan permasalahan awal mengapa surat Al Maidah ayat 51-57 dalam Alquran terbitan PT Suara Agung bisa dikabarkan hilang. Tati juga tidak terima jika Alquran tersebut dinyatakan palsu.
“Ini sudah viral di Facebook, kami dibully katanya itu palsu. Itu bukan palsu, itu hanya salah cetak, tidak sengaja. Kalau palsu, ini kan ada penerbitnya, jangan bilang gitu dong. Kami juga umat muslim dan Alquran pedoman tertinggi kami,” tegas Tati kepada JawaPos.com, Senin (29/5).
Rupanya awal masalah terjadi saat tahun 2015 lalu, saat PT Suara Agung bekerja sama dengan lembaga pendidikan tertentu di Jawa Timur untuk membuat pengadaan Alquran. Jumlahnya ada 400 buah Alquran. Saat itu, terjadilah kesalahan penempatan halaman surat Al Maidah.
“Ini kejadian dari sebelum tahun 2015. Jauh terjadi sebelum kasus Ahok lho. Itu hanya ada kekeliruan halaman. Ada yang pesan, tetapi memang kami akui bahwa kami salah. Bagian Al Maidah 51-57 ada di halaman 113. Harusnya kan di halaman 117-118. Jadi memang tidak sengaja,” paparnya.
Tati mengakui adanya kesalahan tersebut dan sudah mengonfirmasi hal itu ke Kementerian Agama pada waktu itu. Tati juga memiliki berbagai dokumen lengkap dari mulai permintaan maaf hingga penggantian Alquran yang tercetak dengan benar.
“Tahun 2016 tak ada kesalahan percetakan, memang kami akui sudah ada quality control. Tetapi yang namanya percetakan ya, tetap saja bisa salah. Enggak ada unsur apa-apa atau politik, karena itu kejadiannya tahun 2015,” tegasnya.
Menurut Tati, saat itu pihak percetakan sudah membuat pengumuman sebanyak 400 Alquran itu untuk ditarik atau dikembalikan. Namun barangkali, kata dia, masih ada masyarakat yang menyimpan Alquran tersebut hingga akhirnya ditemukan oleh seseorang yang paham dan hapal Alquran.
“Kami dengar katanya yang menemukan di Bandung. Tetapi ini waktu itu kejadiannya di Surabaya. Mungkin masih ada yang menyimpan dan enggak dibalikin, dan mungkin kebetulan sangat paham lalu dicari-cari, hingga muncul isu ini,” ungkap Tati.
Tati menegaskan tak ada niat bagi pihak penerbit untuk mencari popularitas atau sengaja menyebarkan isu sensitif seperti ini. Pihaknya mengaku khilaf dan sudah melakukan klarifikasi kepada Kementerian Agama.
“Klarifikasi Kemenag sudah semua. Sudah pernah. Ada semua dokumennya. Alquran yang salah itu juga sudah kami ganti. Sekali lagi kami enggak ada niat untuk meramaikan isu sensitif ini, kami minta maaf,” tutup Tati. (cr1/JPG)
Begini kalau salinan asli, Tanpa saduran, tanpa pengenalan budaya, tanpa analisa konteks, tanpa revisi
Semua orang bisa nerjemahin sesuka hati.
Kasihan orang awamnya..

0
6.9K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan