- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Akhirnya Sang Legenda pun Gantung Sepatu


TS
reivenom
Akhirnya Sang Legenda pun Gantung Sepatu
Quote:
Francesco Totti menutup kariernya di AS Roma setelah seperempat abad lebih berseragam I Giallorossi.
Laga melawan Genoa di stadion Olimpiade Roma, Senin (29/5) dini hari WIB jadi pertandingan perpisahan Totti dengan seluruh elemen AS Roma.
Seusai pertandingan, Totti melakukan victory lap ke segala penjuru stadion untuk membalas aplaus penonton. Setelah itu, dia mengucapkan salam perpisahan sambil membaca surat kepada suporter sambil berlinang air mata.

"Kita semua berada di sini. Momen itu akhirnya tiba. Ini momen yang sebenarnya saya harapkan tidak pernah terjadi," kata Totti kepada publik Olimpico, seperti dilansir dari Football Italia.
"Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak hal dikatakan soal saya, hal-hal indah. Kalian semua berada di belakang saya, mendukung saya dalam periode sulit. Karena itulah, saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua."
Saat melakukan ucapan perpisahan, Totti ditemani oleh sang istri, Ilary Blasi, yang dinikahinya sejak 2005.
"Saya menangis karena kebersamaan selama 25 tahun ini tak mungkin dilupakan. Terima kasih semuanya, meski ini tak mudah bagi saya. Saya telah berbicara dengan istri saya tentang tahun-tahun tersebut."
"Saya mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, saudara, dan teman-teman. Terima kasih kepada istri dan ketiga anak saya. Saya memulainya dari mereka karena tak yakin bisa mengakhirinya."
"Sulit melukiskan perjalanan 28 tahun dalam beberapa frasa. Saya sebenarnya ingin melakukannya dengan nyanyian atau puisi. Namun, saya tak jago dalam keduanya."
"Saya hanya mencoba menunjukkan dengan kaki-kaki saya. Sebab, segalanya terlihat mudah dengan cara itu."
Totti mengakhiri karier setelah bermain untuk AS Roma selama 24 musim atau 25 tahun sejak melakoni debutnya. Dia mempersembahkan gelar juara Liga Italia alias scudetto pada musim 2000-2001.
Total, dia mengabdi selama 28 tahun sejak bergabung dengan Akademi AS Roma pada 1989.
"Apakah kalian tahu mainan favorit saya ketika kecil? Bola sepak dan masih hingga saat ini. Namun, dalam titik tertentu, Anda harus bertambah dewasa. Itulah yang orang lain katakan bahwa waktu telah membuat keputusan."
"Waktu berjalan begitu cepat, sama seperti pada 17 Juni 2001 (ketika AS Roma menjalani laga penentuan juara). Saya tak sabar mendengar wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Hal itu masih membuat saya merinding."
"Kini, waktu memberi tahu bahwa saya harus tumbuh. Dia mengatakan, mulai besok, saya akan menjadi orang dewasa. Melepas kostum dan sepatu sepak bola."
"Mulai sekarang, saya adalah laki-laki yang tak bakal lagi mencium bau rumput, merasakan terpaan cahaya matahari di wajah, adrenalin, dan kepuasan ketika merayakan."
Putusan Totti mundur sudah bulat. Ketika kontraknya rampung pada akhir musim ini, pemain berusia 40 tahun itu pun akan memutuskan gantung sepatu.
"Dalam tiga bulan terakhir, saya selalu bertanya kenapa harus bangun dari mimpi ini. Ini seperti ketika sedang mimpi pada masa kecil dan ibumu membangunkan karena harus sekolah. Kamu mencoba tidur dan bermimpi, tetapi tidak dapat mimpi serupa."
"Kali ini bukanlah mimpi. Ini realitas. Saya ingin mendedikasikan surat ini kepada seluruh anak kecil yang mendukung saya dan berharap tumbuh seperti saya."
"Perjalanan karier saya mungkin seperti dongeng, dan bagian terburuk adalah sudah akan tamat. Saya akan melepas kostum untuk terakhir kali. Namun, saya takkan siap untuk mengatakan bahwa ini telah berakhir."
Berita pensiunnya Totti juga dirumorkan akibat tak lagi cocok dengan pelatih Luciano Spalletti. Hal itu dikarenakan Totti tak pernah lagi mendapat kepercayaan penuh dan jarang sekali dimainkan. Namun, Totti tak menjelaskannya secara rinci.
"Saya minta maaf apabila selama periode tersebut tidak memberi wawancara untuk mengklarifikasi apa yang ada di pikiran saya. Tak mudah untuk mematikan lampu."
"Kini, saya takut. Ketakutan ini berbeda dengan ketika berada di depan gawang dan harus mencetak gol melalui penalti. Saat ini, saya tak bisa melihat melalui lubang di jaring gawang dan apa yang berada di baliknya."
"Maka, izinkanlah saya sedikit takut. Saat ini, saya adalah orang yang membutuhkan kalian dan kehangatan kalian. Seperti kalian tunjukkan selama ini, dengan afeksi. Dengan begitu, saya akan bisa membuka lembaran baru dan petualangan baru."
"Pada momen ini, saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan setim, pelatih, direktur, presiden, dan seluruh pihak yang telah bekerja sama dengan saya. Terutama suporter di Curva Sud, rujukan bagi pemain dan warga Kota Roma."
"Sebagai pemain dan warga Roma merupakan keistimewaan bagi saya. Menjadi kapten tim ini juga sebuah kebanggaan. Saya mungkin tak bisa bermain-main lagi dengan kaki saya, tetapi hati saya selalu bersama kalian semua."
"Kini, saya akan berjalan menuruni tangga, menuju kamar ganti yang menyambut saya ketika kecil, lalu meninggalkannya sebagai pria dewasa."
"Saya senang dan bangga atas 28 tahun bersama Roma yang saya cinta. Saya cinta kalian semua..."
Berikut ucapan perpisahan Totti yang ia tuangkan ke dalam sebuah surat :
Laga melawan Genoa di stadion Olimpiade Roma, Senin (29/5) dini hari WIB jadi pertandingan perpisahan Totti dengan seluruh elemen AS Roma.
Seusai pertandingan, Totti melakukan victory lap ke segala penjuru stadion untuk membalas aplaus penonton. Setelah itu, dia mengucapkan salam perpisahan sambil membaca surat kepada suporter sambil berlinang air mata.

"Kita semua berada di sini. Momen itu akhirnya tiba. Ini momen yang sebenarnya saya harapkan tidak pernah terjadi," kata Totti kepada publik Olimpico, seperti dilansir dari Football Italia.
"Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak hal dikatakan soal saya, hal-hal indah. Kalian semua berada di belakang saya, mendukung saya dalam periode sulit. Karena itulah, saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua."
Saat melakukan ucapan perpisahan, Totti ditemani oleh sang istri, Ilary Blasi, yang dinikahinya sejak 2005.
"Saya menangis karena kebersamaan selama 25 tahun ini tak mungkin dilupakan. Terima kasih semuanya, meski ini tak mudah bagi saya. Saya telah berbicara dengan istri saya tentang tahun-tahun tersebut."
"Saya mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, saudara, dan teman-teman. Terima kasih kepada istri dan ketiga anak saya. Saya memulainya dari mereka karena tak yakin bisa mengakhirinya."
"Sulit melukiskan perjalanan 28 tahun dalam beberapa frasa. Saya sebenarnya ingin melakukannya dengan nyanyian atau puisi. Namun, saya tak jago dalam keduanya."
"Saya hanya mencoba menunjukkan dengan kaki-kaki saya. Sebab, segalanya terlihat mudah dengan cara itu."

Totti mengakhiri karier setelah bermain untuk AS Roma selama 24 musim atau 25 tahun sejak melakoni debutnya. Dia mempersembahkan gelar juara Liga Italia alias scudetto pada musim 2000-2001.
Total, dia mengabdi selama 28 tahun sejak bergabung dengan Akademi AS Roma pada 1989.
"Apakah kalian tahu mainan favorit saya ketika kecil? Bola sepak dan masih hingga saat ini. Namun, dalam titik tertentu, Anda harus bertambah dewasa. Itulah yang orang lain katakan bahwa waktu telah membuat keputusan."
"Waktu berjalan begitu cepat, sama seperti pada 17 Juni 2001 (ketika AS Roma menjalani laga penentuan juara). Saya tak sabar mendengar wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Hal itu masih membuat saya merinding."
"Kini, waktu memberi tahu bahwa saya harus tumbuh. Dia mengatakan, mulai besok, saya akan menjadi orang dewasa. Melepas kostum dan sepatu sepak bola."
"Mulai sekarang, saya adalah laki-laki yang tak bakal lagi mencium bau rumput, merasakan terpaan cahaya matahari di wajah, adrenalin, dan kepuasan ketika merayakan."
Putusan Totti mundur sudah bulat. Ketika kontraknya rampung pada akhir musim ini, pemain berusia 40 tahun itu pun akan memutuskan gantung sepatu.
"Dalam tiga bulan terakhir, saya selalu bertanya kenapa harus bangun dari mimpi ini. Ini seperti ketika sedang mimpi pada masa kecil dan ibumu membangunkan karena harus sekolah. Kamu mencoba tidur dan bermimpi, tetapi tidak dapat mimpi serupa."
"Kali ini bukanlah mimpi. Ini realitas. Saya ingin mendedikasikan surat ini kepada seluruh anak kecil yang mendukung saya dan berharap tumbuh seperti saya."
"Perjalanan karier saya mungkin seperti dongeng, dan bagian terburuk adalah sudah akan tamat. Saya akan melepas kostum untuk terakhir kali. Namun, saya takkan siap untuk mengatakan bahwa ini telah berakhir."

Berita pensiunnya Totti juga dirumorkan akibat tak lagi cocok dengan pelatih Luciano Spalletti. Hal itu dikarenakan Totti tak pernah lagi mendapat kepercayaan penuh dan jarang sekali dimainkan. Namun, Totti tak menjelaskannya secara rinci.
"Saya minta maaf apabila selama periode tersebut tidak memberi wawancara untuk mengklarifikasi apa yang ada di pikiran saya. Tak mudah untuk mematikan lampu."
"Kini, saya takut. Ketakutan ini berbeda dengan ketika berada di depan gawang dan harus mencetak gol melalui penalti. Saat ini, saya tak bisa melihat melalui lubang di jaring gawang dan apa yang berada di baliknya."
"Maka, izinkanlah saya sedikit takut. Saat ini, saya adalah orang yang membutuhkan kalian dan kehangatan kalian. Seperti kalian tunjukkan selama ini, dengan afeksi. Dengan begitu, saya akan bisa membuka lembaran baru dan petualangan baru."
"Pada momen ini, saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan setim, pelatih, direktur, presiden, dan seluruh pihak yang telah bekerja sama dengan saya. Terutama suporter di Curva Sud, rujukan bagi pemain dan warga Kota Roma."
"Sebagai pemain dan warga Roma merupakan keistimewaan bagi saya. Menjadi kapten tim ini juga sebuah kebanggaan. Saya mungkin tak bisa bermain-main lagi dengan kaki saya, tetapi hati saya selalu bersama kalian semua."
"Kini, saya akan berjalan menuruni tangga, menuju kamar ganti yang menyambut saya ketika kecil, lalu meninggalkannya sebagai pria dewasa."
"Saya senang dan bangga atas 28 tahun bersama Roma yang saya cinta. Saya cinta kalian semua..."

Berikut ucapan perpisahan Totti yang ia tuangkan ke dalam sebuah surat :
Quote:
Terima kasih Roma.
Terimakasih untuk ibuku, ayahku, saudara-saudaraku, para kerabat, dan teman-temanku.
Terimakasih untuk istri dan ketiga anakku.
Saya ingin memulai ini dari bagian akhir, dari ucapan perpisahan, karena saya sendiri tak tahu apakah sanggup membaca tulisan ini.
Tak mungkin merangkum 28 tahun perjalanan karier saya hanya ke dalam beberapa kalimat.
Saya sebenarnya ingin menyampaikan ini dengan sebuah lagu atau pusi. Tapi saya tak ahli membuat keduanya.
Selama hidup, saya selalu mengekspresikan diri lewat kedua kaki saya. Cara ini memang yang paling sederhana bagi saya sejak masih bocah dulu.
Bicara soal masa kanak-kanak, anda tentu bisa menebak apa permainan favorit saya?. Ya tentu saja sepak bola, dan sampai sekarang masih sama.
Pada beberapa titik, kita harus menjadi dewasa. Ini lah yang saya bahas sehingga saya harus mengambil keputusan.
Terkutuklah Waktu.
Kembali ke 17 Juni 2001, kami semua ingin agar waktu berjalan cepat. Kami tak bisa menunggu lagi hingga wasit meniupkan peluit panjang (saat itu Roma menang 3-1 atas Parma untuk memastikan scudetto musim 2000/2001).
Saya masih merinding setiap membayangkan momen itu.
Kini, saatnya saya mengatakan :
'Kita semua harus tumbuh dewasa. Esok hari kita semua akan menua. Hari saatnya melepaskan jersey dan sepatu akan tiba, saat itu waktunya menjadi seorang pria seutuhnya. Tak selamanya kita bisa menikmati aroma rumput lapangan, sinar matahari, andrenalin pertandingan serta kebahagiaan menikmati kemenangan,'.
Dalam beberapa bulan terakhir, saya berpikir ; mengapa saya harus bangun dari mimpi indah ini?.
Coba bayangkan, saat anda bermimpi indah tapi ibu meminta anda bangun dan pergi ke sekolah.
Anda tentu masih ingin terus dalam mimpi tersebut. Anda mencoba kembali ke mimpi itu tapi tak akan pernah bisa.
Inilah waktunya bagi saya. Kini semua bukan lagi mimpi. Ini adalah realita. Dan saya tak akan bisa lagi kembali.
Saya ingin mendedikasikan ini kepada anda semua. Kepada semua anak yang sudah mendukung saya.
Kepada anak-anak dulu yang kini sudah dewasa dan menjadi orang tua. Juga kepada anak-anak masa kini yang mungkin masih mengucapkan 'Tottigol' (julukan Totti).
Saya ingin kalian berpikir begitu. Perjalanan karier saya bagaikan cerita dongeng yang menemani anda sekalian.
Kini semua benar-benar sudah memasuki fase tamat.
Saya menggunakan jersey ini untuk terakhir kalinya. Kini saya akan melipat jersey ini meskipun saya tidak bisa mengatakan 'sudahi cukup di sini'. Dan mungkin saya memang tidak akan pernah bisa mengatakan itu.
Maafkan saya karena sebelumnya tak pernah mengumumkan (rencana berhenti) ini. Karena sungguh, tak mudah memalingkan wajah dari cahaya.
Saya takut. Tapi bukan ketakutan yang sama dengan ketika kita menghadapi bola di depan gawang saat akan menendang penalti.
Untuk saat ini, saya tak tahu soal masa depan saya dibalik jaring gawang lawan.
Izinkan saya untuk takut.
Sekarang adalah saat dimana saya yang sebenar-benarnya sangat membutuhkan cinta dari kalian seperti selama ini sudah anda semua tunjukkan.
Dengan dukungan kalian, saya akan berhasil membuka lembaran baru dan memulai petualangan setelah ini.
Sekarang, saya ingin ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan setim, para pelatih, para direktur klub, presiden klub, dan semua yang sudah berkerja bersama saya selama ini.
Kepada pendukung dan tifosi, terimaksih atas cahaya yang menuntun saya selama ini.
Menjadi orang Roma dan Romanisti (pendukung Roma) adalah sebuah kebanggaan.
Menjadi kapten tim ini adalah sebuah kehormatan.
Kalian selamanya adalah bagian hidup saya. Saya tak akan bisa lagi menghibur dengan kaki saya tapi percayalah, hati saya selalu berada di dekat anda sekalian.
Sekarang saya akan turun menuju ruang ganti. Menuju tempat dimana dulu menyambut saya sebagai seorang bocah dan kini harus saya tinggalkan sebagai seorang pria.
Saya bangga dan bahagia telah memberikan 28 tahun hidup saya kepada anda semua dengan penuh cinta.
Saya mencintai kalian.
Francesco Totti.
Terimakasih untuk ibuku, ayahku, saudara-saudaraku, para kerabat, dan teman-temanku.
Terimakasih untuk istri dan ketiga anakku.
Saya ingin memulai ini dari bagian akhir, dari ucapan perpisahan, karena saya sendiri tak tahu apakah sanggup membaca tulisan ini.
Tak mungkin merangkum 28 tahun perjalanan karier saya hanya ke dalam beberapa kalimat.
Saya sebenarnya ingin menyampaikan ini dengan sebuah lagu atau pusi. Tapi saya tak ahli membuat keduanya.
Selama hidup, saya selalu mengekspresikan diri lewat kedua kaki saya. Cara ini memang yang paling sederhana bagi saya sejak masih bocah dulu.
Bicara soal masa kanak-kanak, anda tentu bisa menebak apa permainan favorit saya?. Ya tentu saja sepak bola, dan sampai sekarang masih sama.
Pada beberapa titik, kita harus menjadi dewasa. Ini lah yang saya bahas sehingga saya harus mengambil keputusan.
Terkutuklah Waktu.
Kembali ke 17 Juni 2001, kami semua ingin agar waktu berjalan cepat. Kami tak bisa menunggu lagi hingga wasit meniupkan peluit panjang (saat itu Roma menang 3-1 atas Parma untuk memastikan scudetto musim 2000/2001).
Saya masih merinding setiap membayangkan momen itu.
Kini, saatnya saya mengatakan :
'Kita semua harus tumbuh dewasa. Esok hari kita semua akan menua. Hari saatnya melepaskan jersey dan sepatu akan tiba, saat itu waktunya menjadi seorang pria seutuhnya. Tak selamanya kita bisa menikmati aroma rumput lapangan, sinar matahari, andrenalin pertandingan serta kebahagiaan menikmati kemenangan,'.
Dalam beberapa bulan terakhir, saya berpikir ; mengapa saya harus bangun dari mimpi indah ini?.
Coba bayangkan, saat anda bermimpi indah tapi ibu meminta anda bangun dan pergi ke sekolah.
Anda tentu masih ingin terus dalam mimpi tersebut. Anda mencoba kembali ke mimpi itu tapi tak akan pernah bisa.
Inilah waktunya bagi saya. Kini semua bukan lagi mimpi. Ini adalah realita. Dan saya tak akan bisa lagi kembali.
Saya ingin mendedikasikan ini kepada anda semua. Kepada semua anak yang sudah mendukung saya.
Kepada anak-anak dulu yang kini sudah dewasa dan menjadi orang tua. Juga kepada anak-anak masa kini yang mungkin masih mengucapkan 'Tottigol' (julukan Totti).
Saya ingin kalian berpikir begitu. Perjalanan karier saya bagaikan cerita dongeng yang menemani anda sekalian.
Kini semua benar-benar sudah memasuki fase tamat.
Saya menggunakan jersey ini untuk terakhir kalinya. Kini saya akan melipat jersey ini meskipun saya tidak bisa mengatakan 'sudahi cukup di sini'. Dan mungkin saya memang tidak akan pernah bisa mengatakan itu.
Maafkan saya karena sebelumnya tak pernah mengumumkan (rencana berhenti) ini. Karena sungguh, tak mudah memalingkan wajah dari cahaya.
Saya takut. Tapi bukan ketakutan yang sama dengan ketika kita menghadapi bola di depan gawang saat akan menendang penalti.
Untuk saat ini, saya tak tahu soal masa depan saya dibalik jaring gawang lawan.
Izinkan saya untuk takut.
Sekarang adalah saat dimana saya yang sebenar-benarnya sangat membutuhkan cinta dari kalian seperti selama ini sudah anda semua tunjukkan.
Dengan dukungan kalian, saya akan berhasil membuka lembaran baru dan memulai petualangan setelah ini.
Sekarang, saya ingin ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan setim, para pelatih, para direktur klub, presiden klub, dan semua yang sudah berkerja bersama saya selama ini.
Kepada pendukung dan tifosi, terimaksih atas cahaya yang menuntun saya selama ini.
Menjadi orang Roma dan Romanisti (pendukung Roma) adalah sebuah kebanggaan.
Menjadi kapten tim ini adalah sebuah kehormatan.
Kalian selamanya adalah bagian hidup saya. Saya tak akan bisa lagi menghibur dengan kaki saya tapi percayalah, hati saya selalu berada di dekat anda sekalian.
Sekarang saya akan turun menuju ruang ganti. Menuju tempat dimana dulu menyambut saya sebagai seorang bocah dan kini harus saya tinggalkan sebagai seorang pria.
Saya bangga dan bahagia telah memberikan 28 tahun hidup saya kepada anda semua dengan penuh cinta.
Saya mencintai kalian.
Francesco Totti.
Quote:
MENGHARUKAN!!! Ini lah isi surat fans Roma Indonesia untuk Totti
TRIBUNSOLO.COM - Sesuatu yang paling ditakutkan fans AS Roma sejagad akhirnya harus terjadi.
Ikon klub berjuluk Serigala Ibukota tersebut, Franscesco Totti harus mengucap kata perpisahan.
Ya, Totti bakal meninggalkan AS Roma.
Partai antara AS Roma melawan Genoa dipastikan menjadi penampilan terakhir Totti bersama klubnya itu.
Kesedihan pun dirasakan Romanisti, fans AS Roma seluruh dunia.
Mereka masih tak rela sang pahlawan tak lagi tampil di atas lapangan bersama AS Roma.
Sosok Totti memang menjadi idola.
Bukan hanya fans AS Roma, tapi juga sebagian penggemar sepakbola.
Penggila kompetisi Liga Italia tentu sepakat jika nama Totti sejajar dengan legenda lain macam Alesandro Del Piero atau Paolo Maldini.
Namun, usia tak bisa berbohong.
Meski masih brilian mengatur serangan peran Totti perlahan mulai tergantikan pemain-pemain muda.
Kesedihan yang sama dirasakan seorang fans Totti di Indonesia.
Dia adalah Russel Miracle.
Pesulap 29 tahun kelahiran Denpasar ini bahkan menulis sebuah surat untuk idolanya.
Surat tersebut ditampilkan oleh pihak Roma di situs resmi mereka.
Isi surat tersebut cukup membikin haru
Berikut kutipannya :
Di akhir suratnya,
Russel Miracle menyebutkan bahwa takkan ada Totti lain di masa depan,
yang dianggapnya memiliki loyalitas tanpa batas
TRIBUNSOLO.COM - Sesuatu yang paling ditakutkan fans AS Roma sejagad akhirnya harus terjadi.
Ikon klub berjuluk Serigala Ibukota tersebut, Franscesco Totti harus mengucap kata perpisahan.
Ya, Totti bakal meninggalkan AS Roma.
Partai antara AS Roma melawan Genoa dipastikan menjadi penampilan terakhir Totti bersama klubnya itu.
Kesedihan pun dirasakan Romanisti, fans AS Roma seluruh dunia.
Mereka masih tak rela sang pahlawan tak lagi tampil di atas lapangan bersama AS Roma.
Sosok Totti memang menjadi idola.
Bukan hanya fans AS Roma, tapi juga sebagian penggemar sepakbola.
Penggila kompetisi Liga Italia tentu sepakat jika nama Totti sejajar dengan legenda lain macam Alesandro Del Piero atau Paolo Maldini.
Namun, usia tak bisa berbohong.
Meski masih brilian mengatur serangan peran Totti perlahan mulai tergantikan pemain-pemain muda.
Kesedihan yang sama dirasakan seorang fans Totti di Indonesia.
Dia adalah Russel Miracle.
Pesulap 29 tahun kelahiran Denpasar ini bahkan menulis sebuah surat untuk idolanya.
Surat tersebut ditampilkan oleh pihak Roma di situs resmi mereka.
Isi surat tersebut cukup membikin haru
Berikut kutipannya :
Quote:
"Halo Francesco,
Namaku Russel Miracle.
Aku hanya seorang pria biasa berusia 29 tahun yang tinggal di Jakarta, ibu kota Indonesia.
Aku lahir dan besar di Denpasar, Bali dan bekerja sebagai seorang pesulap profesional.
Minggu ini akan akan menjadi sebuah hari yang sangat emosional bagiku.
Dan itu semua berawal dari pertama aku menyaksikan siaran langsung Serie A pada tahun 1996 silam.
Waktu itu, aku baru sembilan tahun.
Malam itu di Denpasar,
ayahku sedang menyaksikan laga antara Roma dan Milan.
Sebuah kemenangan hebat dengan skor 3-0 denganmu sebagai salah satu pencetak golnya.
Sejak saat itu, aku ingin tahu lebih banyak tentangmu.
Aku mulai mencari tahu tentangmu dan kemudian mulai lebih mengenal Roma.
Aku takkan pernah lupa 1 Desember 1996.
Hari itu,aku menyaksikan bagaimana kau menyelamatkan Roma.
Di tiga menit terakhir di Olimpico.
Roma 3-3 Fiorentina.
Itulah hari pertama aku menjadi penggemar beratmu.
Menjadi penggemar Roma atau Anda khususnya, memang tidak umum di Indonesia pada saat itu.
Roma mengalami musim yang sulit di tahun 1996-97.
Roma memecat Carlos Bianchi sebelum musim usai dan Anda belum menjadi superstar Serie A.
Namun, jika tidak umum untuk memuja Anda di Indonesia, maka akan segera terjadi.
Ternyata aku adalah pendukung awal pesepakbola terbaik yang pernah ada.
Anda mengajari saya hal-hal tentang kesetiaan, tentang cinta dan tentang gairah.
Bagi saya, tidak akan ada lagi yang baru.
Tidak akan ada Francesco Totti yang baru.
Saya menyadari bahwa saya hanya satu suara.
Satu suara di antara jutaan suara Romanisti di seluruh dunia.
Dan bukan hanya fans Roma.
Saya juga melihat respect kepada Anda dari orang-orang yang bahkan bukan penggemar sepak bola.
Man, ini lebih besar dari sekedar sepak bola.
Surat ini akan terlalu lama
jika saya mencoba mengingat semua kenangan dan momen indah yang telah Anda berikan kepada saya.
Tapi tolong biarkan saya mengingat dan bagikan hanya satu momen tak terlupakan dari penggemar terbesar Anda.
Saat akhirnya saya bisa bertemu dengan Anda!
Sayangnya, saya tidak pernah cukup beruntung untuk bepergian ke Roma.
Untuk melihat Anda bermain dalam pertandingan atau bahkan berlatih,
tapi Tuhan sangat baik.
Tuhan sangat baik pada ku.
Dia membiarkan saya melihat Anda saat Roma datang ke Jakarta!
Panitia Hari AS Roma Indonesia 2015 mempercayai saya untuk menjadi MC untuk pertandingan tersebut.
Setelah sesi pemanasan, saya melihat Anda berjalan ke ruang ganti, dengan gerbang di belakangku.
Saya tidak bisa berbicara bahasa Italia dengan baik tapi saya siap dengan pertanyaan :
"Capitano, scattare foto con te?,"
"Äù Kapten, bolehkah saya berfoto dengan Anda?"
Anda menanggapi saya dengan tiba-tiba tersenyum,hampir tertawa.
Saya tidak yakin apakah itu karena bahasa Italia saya yang kurang baik
atau karena Anda mengira saya terlalu percaya diri untuk tampil di depan Anda.
Jepret!

Sebuah foto yang mudah diingat dengan pahlawan masa kecilku.
Francesco...
Yang ingin saya katakan adalah ini :
Tidak akan ada yang baru di masa depan. Saya tahu ada banyak pemain bagus, pemain setia, kepribadian hebat, pesepakbola unik dan pejuang sejati yang lahir di masa depan.
Mudah-mudahan,banyak dari mereka akan bermain untuk Roma.
Tapi Anda tetap satu-satunya yang memiliki semua hal itu dalam satu manusia....!
Terima kasih Francesco,
hanya itu yang bisa saya katakan.
Saya berharap Anda memiliki semua hal yang paling indah untuk kehidupan Anda ke depan nya..
C'e solo un Francesco Totti ...
Love
Russel Miracle
Namaku Russel Miracle.
Aku hanya seorang pria biasa berusia 29 tahun yang tinggal di Jakarta, ibu kota Indonesia.
Aku lahir dan besar di Denpasar, Bali dan bekerja sebagai seorang pesulap profesional.
Minggu ini akan akan menjadi sebuah hari yang sangat emosional bagiku.
Dan itu semua berawal dari pertama aku menyaksikan siaran langsung Serie A pada tahun 1996 silam.
Waktu itu, aku baru sembilan tahun.
Malam itu di Denpasar,
ayahku sedang menyaksikan laga antara Roma dan Milan.
Sebuah kemenangan hebat dengan skor 3-0 denganmu sebagai salah satu pencetak golnya.
Sejak saat itu, aku ingin tahu lebih banyak tentangmu.
Aku mulai mencari tahu tentangmu dan kemudian mulai lebih mengenal Roma.
Aku takkan pernah lupa 1 Desember 1996.
Hari itu,aku menyaksikan bagaimana kau menyelamatkan Roma.
Di tiga menit terakhir di Olimpico.
Roma 3-3 Fiorentina.
Itulah hari pertama aku menjadi penggemar beratmu.
Menjadi penggemar Roma atau Anda khususnya, memang tidak umum di Indonesia pada saat itu.
Roma mengalami musim yang sulit di tahun 1996-97.
Roma memecat Carlos Bianchi sebelum musim usai dan Anda belum menjadi superstar Serie A.
Namun, jika tidak umum untuk memuja Anda di Indonesia, maka akan segera terjadi.
Ternyata aku adalah pendukung awal pesepakbola terbaik yang pernah ada.
Anda mengajari saya hal-hal tentang kesetiaan, tentang cinta dan tentang gairah.
Bagi saya, tidak akan ada lagi yang baru.
Tidak akan ada Francesco Totti yang baru.
Saya menyadari bahwa saya hanya satu suara.
Satu suara di antara jutaan suara Romanisti di seluruh dunia.
Dan bukan hanya fans Roma.
Saya juga melihat respect kepada Anda dari orang-orang yang bahkan bukan penggemar sepak bola.
Man, ini lebih besar dari sekedar sepak bola.
Surat ini akan terlalu lama
jika saya mencoba mengingat semua kenangan dan momen indah yang telah Anda berikan kepada saya.
Tapi tolong biarkan saya mengingat dan bagikan hanya satu momen tak terlupakan dari penggemar terbesar Anda.
Saat akhirnya saya bisa bertemu dengan Anda!
Sayangnya, saya tidak pernah cukup beruntung untuk bepergian ke Roma.
Untuk melihat Anda bermain dalam pertandingan atau bahkan berlatih,
tapi Tuhan sangat baik.
Tuhan sangat baik pada ku.
Dia membiarkan saya melihat Anda saat Roma datang ke Jakarta!
Panitia Hari AS Roma Indonesia 2015 mempercayai saya untuk menjadi MC untuk pertandingan tersebut.
Setelah sesi pemanasan, saya melihat Anda berjalan ke ruang ganti, dengan gerbang di belakangku.
Saya tidak bisa berbicara bahasa Italia dengan baik tapi saya siap dengan pertanyaan :
"Capitano, scattare foto con te?,"
"Äù Kapten, bolehkah saya berfoto dengan Anda?"
Anda menanggapi saya dengan tiba-tiba tersenyum,hampir tertawa.
Saya tidak yakin apakah itu karena bahasa Italia saya yang kurang baik
atau karena Anda mengira saya terlalu percaya diri untuk tampil di depan Anda.
Jepret!
Spoiler for Russel Miracle dan Fracesco Totti:

Sebuah foto yang mudah diingat dengan pahlawan masa kecilku.
Francesco...
Yang ingin saya katakan adalah ini :
Tidak akan ada yang baru di masa depan. Saya tahu ada banyak pemain bagus, pemain setia, kepribadian hebat, pesepakbola unik dan pejuang sejati yang lahir di masa depan.
Mudah-mudahan,banyak dari mereka akan bermain untuk Roma.
Tapi Anda tetap satu-satunya yang memiliki semua hal itu dalam satu manusia....!
Terima kasih Francesco,
hanya itu yang bisa saya katakan.
Saya berharap Anda memiliki semua hal yang paling indah untuk kehidupan Anda ke depan nya..
C'e solo un Francesco Totti ...
Love
Russel Miracle
Di akhir suratnya,
Russel Miracle menyebutkan bahwa takkan ada Totti lain di masa depan,
yang dianggapnya memiliki loyalitas tanpa batas

Quote:
DE ROSSI : TOTTI BERHASIL MENYATUKAN SEMUA ORANG
Gelandang AS Roma, Daniele De Rossi (33), memberikan pujian untuk Francesco Totti (40) yang melakoni laga terakhir bersama I Giallorossi setelah menang 3-2 atas Genoa dalam ajang Serie A, kasta teratas Liga Italia, di Stadion Olimpico, Minggu (28/5/2017).
Gol AS Roma diciptakan oleh Edin Dzeko (menit ke-10), Daniele De Rossi (74'), dan Diego Perotti (90'). Adapun gol Genoa datang dari lesakan Pietro Pellegri (3') dan Darko Lazovic (79').
"Ada sejumlah orang yang tidak normal. Karier dia tidak normal," kata Daniele De Rossi soal Totti.
"Saya melihat sebuah spanduk yang bertuliskan, 'pertarungan sesungguhnya melawan sepak bola modern adalah mau tetap menggunakan kostum sama selama 25 tahun.' Totti berhasil menyatukan semua orang," ujar De Rossi.
De Rossi dan Totti sama-sama lahir di Roma. Mereka juga hanya membela Serigala Ibu Kota dalam karier sepak bolanya.
Oleh karena itu, De Rossi mengaku kehilangan Totti.
"Bagi saya, Totti lebih dari sekadar teman. Saya tidak akan melihatnya lagi setiap hari," ucap De Rossi.
Totti merupakan pesepak bola dengan jumlah pertandingan (736) dan gol (307) terbanyak untuk Roma. Dia juga menyandang status sebagai kapten termuda dalam sejarah Serie A (22 tahun).
Kerja sama Totti dan De Rossi pun sukses menghadirkan lima gelar Coppa Italia dan tiga titel Piala Super Italia.
Gelandang AS Roma, Daniele De Rossi (33), memberikan pujian untuk Francesco Totti (40) yang melakoni laga terakhir bersama I Giallorossi setelah menang 3-2 atas Genoa dalam ajang Serie A, kasta teratas Liga Italia, di Stadion Olimpico, Minggu (28/5/2017).
Gol AS Roma diciptakan oleh Edin Dzeko (menit ke-10), Daniele De Rossi (74'), dan Diego Perotti (90'). Adapun gol Genoa datang dari lesakan Pietro Pellegri (3') dan Darko Lazovic (79').
"Ada sejumlah orang yang tidak normal. Karier dia tidak normal," kata Daniele De Rossi soal Totti.
"Saya melihat sebuah spanduk yang bertuliskan, 'pertarungan sesungguhnya melawan sepak bola modern adalah mau tetap menggunakan kostum sama selama 25 tahun.' Totti berhasil menyatukan semua orang," ujar De Rossi.

De Rossi dan Totti sama-sama lahir di Roma. Mereka juga hanya membela Serigala Ibu Kota dalam karier sepak bolanya.
Oleh karena itu, De Rossi mengaku kehilangan Totti.
"Bagi saya, Totti lebih dari sekadar teman. Saya tidak akan melihatnya lagi setiap hari," ucap De Rossi.
Totti merupakan pesepak bola dengan jumlah pertandingan (736) dan gol (307) terbanyak untuk Roma. Dia juga menyandang status sebagai kapten termuda dalam sejarah Serie A (22 tahun).
Kerja sama Totti dan De Rossi pun sukses menghadirkan lima gelar Coppa Italia dan tiga titel Piala Super Italia.
Totti tidak pernah bermain lebih dari babak delapan besar Liga Champions atau finis di atas posisi kelima dalam penghargaan Ballon d’Or.
Namun di Eropa, ia dianggap sebagai sebuah simbol loyalitas.
Ketika Barcelona bermain menghadapi Roma di pertandingan persahabatan pra-musim,
Lionel Messi meminta jersey Totti dan berfoto dengannya,
lalu mengunggahnya ke Instagram dengan tulisan
“Seorang yang hebat! Fenomena!” Foto itu mendapatkan 1,8 juta likes.

Sosok yang mendapat kan respect baik itu dari kawan maupun lawan.
Bahkan para pendukung Lazio yang notabene rival sekota Roma.
Turut memberi kan penghormatan dan applause untuk momen terakhir Totti berseragam Roma

THANKS TOTTI. NO TOTTI NO PARTY 👍

Quote:
SUMBER : BOLA, BOLA.NET, KOMPAS, FOUR-FOUR TWO, DLL
ADA YANG SOK TAU NIH :
Quote:
Di puncak karirnya Totti sempat menerima beberapa tawaran bermain dari klub-klub besar seperti MU, Inter Milan, Real Madrid dll. Seperti yang ane baca di majalah bolavaganza kalo nggak salah keluaran tahun 2007/2008 dan tabloid bola pun sempat membahas ini kembali disalah satu artikelnya tentang Totti keluaran tahun berapanya ane lupa.
Silahkan cek aja ke redaksi yang bersangkutan apakah ane hoax atau tidak.
Di bolavaganza dan tabloid bola disebutkan Totti bisa saja meraih mimpinya mengangkat trophy liga champion dan trophy liga bersama klub besar lainnya.
Namun beliau menampik semua tawaran itu demi loyalitas pada klub medioker.
Hal yang mulai punah di industri sepak bola modern saat ini.
Oleh karena itu lah respek terhadap beliau diterima dari berbagai kalangan pecinta sepakbola.
Karena dia bukan layaknya Ibrahimovic si tentara bayaran.Yang lebih mengutamakan uang diatas segalanya.
Kalo Totti mau kontrak dengan gaji gede, gelar dan trophy berlimpah udah bisa dia dapat dari dulu bersama klub lain.Tapi dia nggak lakuin itu. 1 banding 1000.000 pesepak bola seperti ini.
Quote:
TOTTI MENOLAK TAWARAN REAL MADRID DAN BARCELONA
VIVAnews - Totti membuktikan kecintaannya kepada AS Roma. Il Capitano ini membeberkan penolakannya atas tawaran besar dari Barcelona dan Real Madrid.
Totti memutuskan bertahan bersama Giallorossi. Bahkan, Il Principe Roma ini setuju memperpanjang kontrak lima tahun dengan klub kotanya itu sampai berusia 37. Loyalitas Totti dibayar 4 juta poundsterling atau Rp 66 miliar lebih per musim oleh Presiden Roma, Rosella Sensi.
“Saya rasa, saya telah mendapatkan kontrak yang seharusnya saya dapatkan. Karena saya selalu berjuang untuk segala sesuatu yang saya inginkan,” kata Totti kepada Sky Sport Italia.
Totti tak mau disebut mata duitan dengan menerima kontrak besar bersama Roma itu. Apalagi, Giallorossi saat ini sedang dilanda problem keuangan. Pasalnya, ia bisa saja mendapatkan kontrak besar saat ditaksir Real Madrid dan Barcelona saat masih berusia 26 alias enam tahun lalu.
“Saya bisa mendapatkan dua kali lipat dari yang saya dapatkan sekarang jika menerima tawaran mereka. Saya ingin menjalani karir selalu berkostum Giallorossi. Dan orang takkan menyebut saya mata duitan jika melihat tawaran Madrid dan Barcelona," lanjut Totti.
Totti tampaknya gusar dengan pemberitaan sejumlah media tentang besarnya kontrak yang ia terima. Apalagi, itu terjadi di senja karirnya.
“Pilihan ini semua saya lakukan dengan hati. Dan saya mohon respek dari semua orang yang mempertanyakan kontrak itu," tutur Totti.
Totti juga sudah tak berambisi kembali ke timnas Italia. Ia bahagia melihat permainan Gli Azzurri saat ini.
“Pelatih Marcello Lippi kembali menemukan tim baru. Saya benar-benar tak ingin melihat diri saya di Afrika Selatan," tutup Totti.
VIVAnews - Totti membuktikan kecintaannya kepada AS Roma. Il Capitano ini membeberkan penolakannya atas tawaran besar dari Barcelona dan Real Madrid.
Totti memutuskan bertahan bersama Giallorossi. Bahkan, Il Principe Roma ini setuju memperpanjang kontrak lima tahun dengan klub kotanya itu sampai berusia 37. Loyalitas Totti dibayar 4 juta poundsterling atau Rp 66 miliar lebih per musim oleh Presiden Roma, Rosella Sensi.
“Saya rasa, saya telah mendapatkan kontrak yang seharusnya saya dapatkan. Karena saya selalu berjuang untuk segala sesuatu yang saya inginkan,” kata Totti kepada Sky Sport Italia.
Totti tak mau disebut mata duitan dengan menerima kontrak besar bersama Roma itu. Apalagi, Giallorossi saat ini sedang dilanda problem keuangan. Pasalnya, ia bisa saja mendapatkan kontrak besar saat ditaksir Real Madrid dan Barcelona saat masih berusia 26 alias enam tahun lalu.
“Saya bisa mendapatkan dua kali lipat dari yang saya dapatkan sekarang jika menerima tawaran mereka. Saya ingin menjalani karir selalu berkostum Giallorossi. Dan orang takkan menyebut saya mata duitan jika melihat tawaran Madrid dan Barcelona," lanjut Totti.
Totti tampaknya gusar dengan pemberitaan sejumlah media tentang besarnya kontrak yang ia terima. Apalagi, itu terjadi di senja karirnya.
“Pilihan ini semua saya lakukan dengan hati. Dan saya mohon respek dari semua orang yang mempertanyakan kontrak itu," tutur Totti.
Totti juga sudah tak berambisi kembali ke timnas Italia. Ia bahagia melihat permainan Gli Azzurri saat ini.
“Pelatih Marcello Lippi kembali menemukan tim baru. Saya benar-benar tak ingin melihat diri saya di Afrika Selatan," tutup Totti.
Diubah oleh reivenom 30-05-2017 21:45


nona212 memberi reputasi
1
45.8K
Kutip
372
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan