Kaskus

Entertainment

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
71 tahun lebih sudah negeri kita ini merdeka. Ribuan atau bahkan jutaan pahlawan telah memperjuangkan segala upaya untuk mencapai titik kemerdekaan itu di masa-masa sulit era penjajahan. Dari sekian banyak pahlawan itu, baik yang tercatat maupun tidak, ada 2 nama yang bisa dikatakan paling dikenal. Ya, sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang juga menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama negeri ini, Soekarno dan Hatta.

Dalam buku sejarah yang pernah kita pelajari di bangku sekolah, tercatat bahwa kedua sosok hebat ini mengalami berbagai peristiwa baik manis ataupun pahit yang mengharuskan mereka berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Jejak jejak sejarah peninggalan inilah yang bisa kita telusuri sembari berwisata sejarah.

Tentunya ada banyak lokasi yang pernah memiliki kenangan dengan kedua sosok proklamotor ini, tetapi dalam artikel ini kita hanya membahas beberapa diantaranya saja. Apa kamu sudah pernah mengunjungi salah satunya?


1. Rumah Kelahiran Bung Karno – Jl. Pandean IV, Surabaya

Kita awali penelusuran sejarah sang proklamator bahkan dari kelahirannya. Presiden Soekarno sendiri menurut penelusuran sejarah yang dilakukan, lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni tahun 1901. Beliau lahir dan tinggal di masa kanak-kanak di kawasan Pandean, Kota Surabaya.

Saat ini rumah kelahiran Putra ‘Sang Fajar’ ini dihuni oleh Ibu Djamilah dan keluarga, alias bukan berbentuk museum yang bisa bebas di datangi dan di masuki bagian dalamnya. Jadi bagi pengunjung, cukup menapaki jejak-jejak Bung Karno dengan menikmati sisi luar bangunan dan termasuk kawasan daerah tersebut.

MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Rumah Lahir Soekarno (foto : Foto: Nurul A/okezone)

Meskipun bukan museum, tetapi bangunan rumah seluas 5x14 meter itu sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya sejak 2013 silam oleh Pemerintah Kota Surabaya. Hal itu dipertegas juga dengan adanya prasasti warna emas yang ditempel tepat di atas pintu masuk rumah.

Semenjak itulah, rumah tersebut menjadi dikenal oleh warga dan wisatawan.

Lokasi rumah ini sendiri tidak begitu sulit ditemukan. Kalian bisa langsung menuju Jalan Peneleh, lalu dilanjutkan mencari gang Pandean IV. Tak perlu takut kesulitan karena selain bisa bertanya, didepan gang juga terpasang sapnduk besar bergambar BungKarno dengan tulisan ‘Di Sini Tempat Kelahiran Bapak Bangsa Dr. Ir. Soekarno. Penyambung Lidah Rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin Besar Revolusi’.


2. Rumah Lahir Bung Hatta – Bukittinggi

Sosok Bung Hatta memang sangat identik dengan Minang. Beliau memang putra asli dari Tanah Minangkabau tepatnya Bukittinggi. Di Bukittinggi pula, sang proklamator itu di lahirkan. Bukti terbangunnya ialah sebuah rumah yang kini sudah berbentuk museum yaitu Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta.

Beralamat di Jalan Soekarno-Hatta No.37, Bukittingi, tidak akan membuat sulit menemukan lokasi museum ini karena berada di tepi jalan dan tentunya memiliki plang nama. Bangunan perpaduan kayu dan bambu nampak sangat tradisional dan melambangkan kesederhanaan serta tampak sangat homey. Bangunan ini sendiri sudah berdiri diperkirakan sekitar 1860an. Bung Hatta sendiri lahir di tahun 1902 dan menempati rumah tersebut di masa kecilnya hingga tahun 1913. Kemudian beliay hijrah ke Kota Padang untuk meneruskan penidikannya.

MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Tampak bagian depan Rumah Lahir Bung Hatta via dkputri.wordpress.com

Memasuki bagian dalam rumah, nuansa kuno tradisional akan langsung menyapa. Beberapa perabotan merupakan asli sejak dulu dan sebagian lainnya merupakan hasil pemugaran. Di museum ini juga terpajang foto-foto yang memberikan potret berbagi hal seputar Bung Hatta dan keluarga.

Dari berbagai ruang di rumah 2 tingkat itu, ada 1 ruang yang paling inti. Itulah kamar dimana Bung Hatta di lahirkan oleh Ibundanya, Saleha. Kamar itu berada di lantai 2. Masih dengan suasana klasik, kamar tersebut terasa sangat hangat dengan dinding dari anyaman bambu. Ranjang tempat kelahirannya, lemari, meja rias, dan tak ketinggalan foto-foto juga menjadi bagian kamar yang cukup luas itu.

MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Kamar tempat Lahir Bung Hatta via wisatanagari.co.id

Selain kamar itu, ada satu hal lagi yang terbilang paling menyita perhatian yaitu ‘bugi’ sebutan untuk bendi yang dahulu dipakai Bung hatta untuk pergi kesekolah. Bugi ini berada di bagian belakang rumah dekat sebuah istal kuda. Jika tidak menggunakan bugi, Beliau juga biasanya menggunakan sepeda yang juga tersimpan di museum tersebut.


3. Istana Gebang, Rumah Masa Kecil Soekarno - Blitar

Nama Kota Blitar memang sangat identik dengan sosok Soekarno, hal ini karena memang Blitar menjadi salah satu kota yang dihuni beliau di masa mudanya, bahkan makamnya pun berada di sana. Peninggalan jejak sejarah Bung Karno juga masih bisa disaksikan di Blitar yaitu berupa rumah yang menjadi saksi keceriaan masa kecil Sang Putra Fajar tersebut.

MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Istana Gebang di Blitar via ranselsibungsu

Rumah Masa Kecil Soekarno atau biasa juga disebut Istana Gebang beralamat di Jalan Sultan Agung no.69, Kota Blitar, tidak begitu jauh dari komplek makam beliau sendiri. Bangunan utama rumahnya sendiri memang tidak begitu besar, tetapi tampak cukup megah dan khas dengan pelataran luas didepannya. Selain tiang bendera, tepat di depan rumah juga terdapat patung Soekarno tengah berdiri dengan gaya khas nya yang seolah menunjuk ke arah atas seolah menyimbolkan semangat menggebu seperti dalam gaya pidato-pidatonya.

Bangunan rumahnya sendiri nampak khas bangunan kolonial Belanda dengan batu alam sebagai pondasi bawah. Sedankan atapnya nampak lebih tradisional dengan rangka kayu dan berupa susunan genteng. Warna putih dan biru muda menjadi yang paling dominan dan membuatnya nampak teduh dipandang.

Memasuki dalam rumah, pengunjung hanya cukup mengisi buku tamu. Tidak ada biaya masuk kecuali untuk biaya parkir jika membawa kendaraan pribadi. Bagian dalam rumah sebagian besar masih merupakan perabotan asli sehingga nuansa klasik sangat kental terasa. Selain perabotan rumah seperti lampu kuno, almari, kursi, dan meja, dinding-dinding Istana Gebang ini juga mencolok karena banyak dihiasi dengan foto-foto yang berkaitan dengan Soekarno.

Tak ketinggalan, kamar tidur dan ruang kerja lengkap dengan mesin tik nya menjadi bagian sisi rumah yang menarik bagi wisatawan untuk menapaki jejak Sang Proklamator. Bahkan, di rumah ini juga masih terimpan mobil kodok tua yang juga dipercaya memiliki sejarah dengan Soekarno.


4. Rumah Pengasingan Soekarno – Ende, NTT
MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Rumah Pengasingan Soekarno di Ende via KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA

Perjalanan hidup Soekarno dan Hatta memang tidaklah mudah. Beberapa kali tercatat mereka mengalami pengasingan di berbagai daerah. Bagi Soekarno, pengasingan dirinya juga pernah terjadi hingga ke Ende, Nusa Tenggara Timur. Pengasingan ini terjadi pada 14 Januari tahun 1934 selama 4 tahun.

Bung Karno di asingkan di Kota Ende ini bersama dengan istrinya, Ibu Inggit Garnasih. Pada awalnya, beliau ditempatkan di markas Polisi Militer, namun kemudian Abdullah Amburawa memberikannya rumah yang dikenal saat ini sebagai rumah pengasingan itu. Dengan waktu selama 4 tahun, Soekarno tentunya banyak memiliki pengalaman dan kedekatan dengan Ende dan warga kala itu.

Rumah Pengasingan yang beralamat di Jalan Perwira ini, berukuran cukup kecil dengan 4 ruang didalamnya. Bagian ruang depan merupakan ruang tamu dengan perabotan yang dipercaya masih sebagai mana aslinya. Ruang tidur Bung Karno sendiri berada di bagian tengah, disusul dapur dan kamar mandi di bagian belakang. Di halaman belakangnya juga sendiri terdapat juga halaman dengan sumur timba. Kondisinya sekarang sudah dipugar sehingga nampak lebih baik dan nyaman.

Bagi pengunjung, tidak ada biaya resmi untuk masuk ke sana, namun disediakan kotak sumbangan seikhlasnya. Situs sejarah ini bisa dikunjungi setiap hari dari jam 8 pagi hingga 4 sore waktu setempat.


5. Taman Renungan Pancasila, tempat Soekarno merenung dan melahirkan Pancasila – Ende, NTTMENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Patung Bung Karno di Taman Pancasila Ende via blog.travelish.net

Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu sudah sangat mengenal dasar negara kita yaitu Pancasila. Kita juga tahu bawa Bung Karno lah yang menyusunnya hingga menjadi ideologi bangsa yang bisa diterima semua kalangan. Namun, mungkin masih banyak diantara kita yang belum tahu bahwa dalam pengasingan di Ende lah beliau menyusun falsafah butir-butir Pancasila itu.

Bung Karno menyusun rancangan Pancasila di bawah sebuah pohon Sukun bercabang lima. Di sanalah biasanya Soekarno menghabiskan waktu sore untuk merenung dan membaca buku-buku. Hal tersebut ternyata dikuatkan lagi dengan pengakuan beliau sendiri ketika datang lagi ke Ende di tahun 1955.

Namun sayangnya, pohon asli tempat Bung Karno bernaung sudah terlanjur tumbang secara alami tahun 1960an karena faktor usia. Sekarang, pohon itu digantikan dengan duplikasinya yang juga bahkan bercabang 5 seolah menegaskan 5 sila dalam Pancasila.

Di lokasi yang sekarang dinamai Taman Pancasila itu, persis di samping pohon sukun duplikat asli, dibangun juga sebuah monumen dengan patung Soekarno yang tengah duduk seolah tengan merenung. Lokasi taman ini sendiri hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah pengasingan sehingga tak ada salahnya menyinggahi keduanya ketika berada di Ende.


6. Rumah Pengasingan Bung Hatta – Banda Neira, Maluku

Banda Neira mungkin kita kenal sebagai salah satu surga wisata bahari di Timur negeri ini. Banyak tentu diantara kita yang memimpikan untuk bisa berlibur ke sana untuk menikmati keindahan pantai dan lautnya. Namun ternyata Banda Neira di Provinsi Maluku ini juga memiliki cerita sejarahnya tersendiri dengan Proklamator Bung Hatta.

MENYUSURI JEJAK SANG PROKLAMATOR DI PENJURU NEGERI (BAGIAN 1)
Rumah Pengasingan Bung Hatta bersama Sutan Sjahrir via pecintawisata.wordpress.com

Muhammad Hatta pernah diasingkan di pulau seluas 19,33 km persegi tersebut bersama dengan Sutan Sjahrir. Mereka diasingkan dalam kurun waktu cukup lama yaitu sekitar 6 tahun dari 1936 hingga 1942. Bahkan sebelum itu, mereka juga diasingkan dulu ke sebuah area terisolasi bernama Boven Digoel, Papua.

Kondisi pengasingan di Banda Neira mungkin jauh lebih baik karena setidaknya Bung Hatta bisa bersosialisasi dengan masyarakat setempat. Bahkan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir juga sempat membuka sekolah sore bagi warga pribumi.

Menapaki jejak sejarah Sang Proklamator tersebut bisa langsung dirasakan di rumah pengasingannya yang berada di Banda Neira itu sendiri. Di rumah sederhana ini, tersimpan benda-benda pribadi milik Bung Hatta dari mulai buku hingga pakaian beliau. Perabotan di sana juga masih merupakan yang asli seperti dahulunya. Bahkan ruang tempat Bung Hatta mengajar sekolah sore nya juga berada di rumah bernuansa kuno tersebut.

Tunggu Lanjutannya ya.

SUMBER

0
2K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan