Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

micin.batanganAvatar border
TS
micin.batangan
Harga Jengkol di Jambi Saat Ramadan Setara Daging
Liputan6.com, Jambi - Sejumlah warga Jambi berpikir ulang saat akan membeli jengkol. Memasuki bulan suci Ramadan, harga jengkol di pasaran terus melonjak hingga setara harga daging sapi per kilogram, yakni Rp 120 ribu.

Kuarniawati (37), salah seorang warga Kecamatan Muarasabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, terpaksa membatalkan keinginannya membuat rendang jengkol karena mahalnya harga jengkol.

"Kurangilah makan jengkol, satu biji jengkol Rp 2.000. Satu kilogram sudah Rp 120 ribu, mending saya beli daging kalau segitu," ujar Kurniawati, Minggu (28/5/2017).

Budi (35), salah satu pedagang pasar keliling di Jambi mengatakan, tingginya harga jengkol sudah terjadi sejak satu pekan terakhir. Padahal sebelumnya, satu kilogram jengkol harganya tak sampai Rp 100 ribu.

Menurut Budi, tingginya harga jengkol di Jambi disebabkan karena kurangnya pasokan. Akibatnya terjadi kelangkaan jengkol di pasaran. Sementara permintaan tetap tinggi.

"Saya saja sekarang bisa menjual jengkol paling banyak 10 kilogram. Padahal sebelumnya saya bisa menjual banyak karena pasokan lancar," ujar Budi.

Pembeli jengkol, kata Budi, sebagian besar adalah pemilik restoran atau rumah makan. Ia berharap pasokan jengkol bisa kembali lancar agar harga kembali normal. Budi mengatakan, normalnya harga jengkol ada pada kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram.

Tak hanya di Jambi, kenaikan harga jengkol juga terjadi di Jakarta. Di Ibu Kota, harga jengkol melejit hingga Rp 100 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 60 ribu.

Terkait hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita tidak mau ambil pusing dengan kenaikan harga jengkol. Alasannya, jengkol bukan bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dan tidak berdampak terhadap inflasi.

"Tidak ada urusan dengan jengkol. Ini mencari-cari. Jengkol bukan bahan kebutuhan pokok dan tidak memberi kontribusi ke inflasi," kata dia usai penyerahan LHP LKKL di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Jumat, 26 Mei 2017.jengkol

Harga Jengkol Tembus Rp 100 Ribu per Kg, Ini Reaksi Mendag

Liputan6.com, Jakarta - Harga jengkol di pasar tradisional di Jakarta melejit hingga Rp 100 ribu per kilogram (kg) menjelang puasa. Kenaikan harga terpicu kurangnya pasokan komoditas sayuran tersebut ke Ibu Kota.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita tidak mau ambil pusing dengan kenaikan harga jengkol. Alasannya, jengkol bukan bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dan tidak berdampak terhadap inflasi.

"Tidak ada urusan dengan jengkol. Ini mencari-cari. Jengkol bukan bahan kebutuhan pokok dan tidak memberi kontribusi ke inflasi," tegasnya usai penyerahan LHP LKKL di kantor Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Seperti diberitakan sebelumnya, Janopi (40), pedagang sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan kenaikan harga jengkol terjadi sejak 1 bulan lalu. Kenaikan ini berlangsung secara bertahap hingga harga mencapai Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kg saat ini.

"Naiknya sudah dari sebulan lalu. Harganya juga beda-beda, tergantung ukuran. Kalau yang besar sudah Rp 100 ribu, yang kecilan Rp 90 ribu. Pas Lebaran mungkin masih tinggi," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Pria asal Pati, Jawa Tengah, tersebut mengungkapkan, akibat kenaikan ini pembeli sayuran yang terkenal dengan baunya yang khas tersebut berkurang. Jika biasanya sehari dia bisa menjual 30 kg, kini hanya kurang dari 10 kg.

‎"Jengkol ini kalau harganya sudah di atas Rp 60 ribu, yang beli biasanya orang yang butuh seperti warung makan, pesanan. Kalau rumah tangga jarang, jadi berkurang. Kan, normalnya saja cuma Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per kg," tutur dia.

Jumi (36), pedagang sayuran di pasar yang sama, juga mengungkapkan kenaikan harga jengkol karena pasokan yang berkurang. Hal tersebut disinyalir lantaran komoditas ini sedang tidak masa panen, sehingga pasokannya menurun.

‎"Kalau jengkol ini kan musiman, banyaknya dari luar Jawa seperti dari Kalimantan. Kalau yang ada sekarang pasokannya dari Pekalongan, Banyuwangi, Jepara, Trenggalek. Pasokanya enggak sebanyak dari luar Jawa. Ada dari Lampung, tapi masih muda-muda. Kalau jengkol dari Kalimantan masuk, biasanya harga turun, karena banyak dari sana," tandas dia.jariang

mahal beneremoticon-Matabelo
0
1.6K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan