
Dari kiri ke kanan: Prof. Dr. M. Sastrapratedja SJ, Prof. Dr. Sukron Kamil MA, Prof. Dr. Masykuri Adbillah, Romo Gregorius Soetomo SJ, Prof. Dr. Azyumardi Azra MA, Prof. Dr. Didin Saepudin MA, dan Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor MA.
Quote:
ROMO Gegorius Soetomo atau yang biasa disapa Romo Greg menjadi Imam atau Pastor Katolik pertama yang meraih gelar doktor di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ia berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul
“Bahasa, Kekuasaan, dan Sejarah. Historiografi Islam Marshall G.S. Hudgson dalam Perspektif Kajian Poststrukturalisme Michel Foucault.”
Romo Greg mengatakan sangat senang dan bangga atas pencapaiannya tersebut. Ia mengatakan, berharap hasil jerih payahnya tersebut dapat bermanfaat besar untuk bangsa. Khususnya dalam bidang akademis dan bidang sejarah.
“Saya berharap konsistensi pengembangan dunia akademis dalam bidang sejarah ini akan semakin mendalam, serta berguna bagi usaha meningkatkan dialog antaragama di antara sesama putra Abraham–secara khusus Islam-Katolik,”ujar Romo Greg.
Romo Greg menceritakan, dalam proses studi doktoral, ia merasa tidak hanya sekedar belajar tetapi juga mendapat banyak pengalaman. Khususnya dalam berdialog dengan tokoh-tokoh dari kampus tersebut.
“Dengan demikian, empat tahun di sana (2013—2017), saya bukan hanya studi, tetapi di sana pula saya hidup, makan-minum, berkomunikasi, bersosialisasi dan masuk ke dalam pengalaman yang lebih ke batin,” ucapnya.
Romo Greg diuji oleh enam guru besar dalam bidang Sejarah Islam, Filsafat Sejarah, dan Sejarah Politik Islam. Mereka adalah Prof. Dr. Masykuri Adbillah, Prof. Dr. Sukron Kamil MA, Prof. Dr. Didin Saepudin MA, Prof. Dr. M. Sastrapratedja SJ, Prof. Dr. Azyumardi Azra MA, dan Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor MA. Dua nama yang terakhir ini adalah pembimbing sekaligus promotornya.
Para penguji merasa senang, atas promosi doktor Romo Greg. Bukan hanya karena memberikan kontribusi intelektual terhadap wacana sejarah Islam, melainkan juga kehadirannya sebagai pemuka agama Katolik di tengah civitas akademia Islam di UIN. Prof. Azyumardi Azra menilai kehadiran Romo Greg juga menjadi salah satu cara perjumpaan dua tradisi religius untuk membangun semangat persaudaraan yang lebih erat.
Dalam sidang yang berlangsung selama 75 menit tersebut, suasana digambarkan terkesan sangat cair. Seluruh akademisi yang terlibat merupakan ahli studi dan sejarah Islam. Seluruhnya berharap hal tersebut dapat membawa pengaruh baik untuk menciptakan kehidupan yang damai antar tokoh lintas agama di Indonesia.
Semoga ilmunya bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara 