Rasanya tak ada habisnya kisah miris para atlet pengharum nama bangsa yang seolah gak dihargai oleh negaranya sendiri Gan, Gimana enggak? setelah pebalap berbakat Rio Haryanto yang kurang mendapat dukungan maksimal oleh pemerintah, belum lagi beberapa atlet yang dikabarkan menjual berbagai medalinya untuk bisa tetap hidup. Nah baru-baru ini kisah miris atlet pengharum nama Indonesia kembali kejadian. Namanya adalah Sandra Diana Sari, Lifter asal Sumatera Barat yang harus turun kejalan meminta dana ke masyarakat untuk tetap bisa latihan karena peraih empat medali emas di kejuaraan Angkat Berat Asia itu mau mengikuti kejuaraan di Medan, Sumatera Utara, pada Agustus 2017.

Sandra merupakan salah satu atlet berbakat yang hidupnya kurang beruntung Gan, Dara kelahiran Payakumbuh, 4 Mei 1995 ini setiap harinya membanting tulang dengan bekerja sebagai pelayan di warung nasi, upahnya Rp 75 ribu per hari. Dengan upah seperti ini sudah jelas gak akan bisa menutupi kesehariannya sebagai Lifter sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Terlebih sang ibu hanya menjadi ibu rumah tangga dan ayahnya meninggal dunia lima tahun lalu dan Sandra juga harus menyekolahkan adik bungsunya yang kelas III SD.

Sudah jatuh tertimpa tangga, bukannya kucuran hadiah atau bonus yang didapat oleh wanita yang sehari-harinya tinggal di rumah sempit semipermanen berukuran 5 x 4 meter itu karena berhasil Juara asia cabang angkat berat 53 Kg, malah sanksi tegas dari KONI dan PB PABBSI menanti Sandra karena dinilai mencemarkan nama baik PB PABBSI.

Kisah miris Sandra ini memperpanjang deretan kisah sedih para atlet pengharum nama bangsa yang seolah dilupakan oleh pemerintah. Semoga kisah Sandra ini mengetuk hati pihak yang bersangkutan dan tak akan terjadi lagi peristiwa yang menimpa atlet seperti Sandra selanjutnya.