- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Soleh dan Mulan Jamela


TS
c4punk1950...
Kisah Soleh dan Mulan Jamela
Quote:

Sudah satu dasawarsa Abdullah Soleh, merawat dan membesarkan Harimau Bengala yang diberi nama Mulan Jamela. Berjenis kelamin betina, si Mulan, bagi Soleh adalah lebih dari sekedar binatang buas. Soleh sudah merawat Mulan saat bayi harimau itu, berumur enam bulan.
Kala itu, Mulan masih dipelihara seperti laiknya hewan jinak. Ditempatkan pada kandang dan berbaur dengan banyak orang.

Nah, seiring berjalannya waktu, tempat Mulan tinggal di dalam komplek Pondak Pesantren sekaligus Sekolah Al Kaffaa di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, akhirnya dibuatkan kandang yang lebih besar.
Posisi kandang, dibuat semirip habitat asalnya. Dengan lahan yang cukup luas dan rimbunya pepohonan, lambat laun Mulan justru merasan habitat barunya, menjadi kawasan yang baik. Mulan pun tumbuh dengan sehat.

Postur tubuhnya kini, punya bobot lebih dari 2 kwintal.
“Saya sudah bermain bersama dengan Mulai 10 tahun lamanya. Selama itu, kita selalu berinteraksi. Saat masih kecil dulu dan baru datang, kita taruh dikamar,” kenang Soleh saat usai memberi makan si raja hutan yang terkenal paling ganas didunia.
Kisah si Mulan, diawali saat guru spiritual Soleh yang bernama Muhammad Sholeh (Gus Sholeh), mendapatkan hadiah berupa harimau bengala kecil dari kawannya yang berada di Bogor.

Setelah dibawa pulang ke Malang, Gus Sholeh pun merawatnya seperti ‘anak’ sendiri. Dibantu Soleh, Mulan pun dirawat hingga kini berumur 10 tahun. “Saat ini Mulan kita tempatkan pada kandang yang cukup luas. Menyerupai hutan disisi komplek sekolah,” beber Soleh.
Menurut Soleh, tidak mudah bermain atau merawat hewan buas apalagi jenis harimau Bengala yang terkenal sangat berbahaya.
“Dari informasi yang saya terima, harimau Bengala ini rata-rata pertahunya bisa membunuh manusia hingga ratusan orang. Karena ini jenis harimau yang paling ganas,” katanya.
Soleh pun membagikan tips bagi siapapun yang ingin berkutat dengan hewan liar yang dikenal ganas dan berbahaya.
“Pendekatan yang paling utama jika kita memelihara hewan buas, kita harus tahu instring dan naluri binatang tersebut. Apa keinginan dari binatang tersebut, harus benar-benar kita pahami. Karena insting dan kemauan binatang, sangat berbeda dengan manusia,” tegas Soleh.
Hal itulah yang kemudian, lanjut Soleh, banyak pawang binatang buas, menjadi santapan hewan yang diasuhnya sendiri. “Banyak pawang binatang buas yang bernasib tragis karena diterkam oleh binatang asuhanya sendiri. Hal itu terjadi karena tidak memahi insting dan naluri binatang buas yang coba dijinakkan,” paparnya.
Dimata Soleh, karena insting manusia dan hewan buas sangat berbeda jauh, hal paling penting saat merawat binatang buas adalah, bisa mensingkronkan naluri dan insting seperti apa yang sedang dialami binatang tersebut.
“Kalau insting binatang sedang bagus, ya kita bermain. Kalau ndak bagus, ya jangan dipaksakan bermain dulu. Tunggu sampai nalurinya bisa kita ketahui,” ujar Soleh.
Bagi Soleh, bermain dengan Mulan sudah ia lakukan setiap hari selama 10 tahun. Soleh hapal betul insting dan naluri si Mulan.
Terkadang, meski kerap bermain bersama didalam kandang, cakaran dan gigitan yang sangat kuat, kerap Soleh terima. Soleh pun harus mengubur rasa takutnya dalam-dalam.
Karena untuk menundukkan binatang buas, harus bisa membaca insting dan naluri hewani yang bisa berubah dalam waktu sangat cepat.
Resiko terburuk selama merawat dan membesarkan Mulan, Soleh pernah mendapatkan gigitan ditubuh dan lehernya. Ia bahkan pernah harus mendapatkan perawatan saat bola matanya, tertancap taring Mulan Jamela.
“Mata saya pernah berdarah. Terkena taring si Mulan. Sewaktu bermain dengan Mulan, ia tiba-tiba menyergap dan mengenai mata,” tutur Soleh sembari menunjukkan luka bekas taring si Mulan di matanya.

Saat bermain dengan Mulan, Soleh kerap kali mendapat terjangan, terkaman dan gigitan. Hal-hal seperti itu, adalah cara Mulan dan Soleh saling bercanda.
Meski hal itu cukup berbahaya, selama 10 tahun merawat Mulan, sisi naluri manusia dan binatang buas, seolah tersaji ketika kedua mahkluk hidup berbeda karakter bertemu dalam satu kandang.
“Ini tadi terkena tandukan gigi Mulan. Rasanya seperti dipukul palu besi. Sampeyan lihat sendiri benjol kan,” aku Soleh sambil mengelus-elus kepalanya yang benjol.
Dalam sehari, Mulan menghabiskan lima kilogram daging ayam segar tanpa tulang. Soleh menyuapi langsung harimau tersebut dengan tangan dan mulutnya.

Memberinya minum. Dan bermain kejar-kejaran di dalam kandang laiknya seorang teman.
0
9.8K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan