BINGUNG betul Sarah, 28, harus memilih. Sebagai istri kimpoi siri dia dibuat rebutan antara ayah dan anak. Lalu harus pilih mana? Endro, 29, masih muda, ganteng, tapi belum jelas masa depannya. Sedangkan Narwanto, 59, jelas sudah tua tapi kaya. Sambil melanjutkan studi, Sarah pasrah pada suratan nasib.

Ditakdirkan jadi wanita cantik, tak selamanya mujur, tak selamanya mudah mencari jodoh. Ada juga karena terlalu pilih-pilih lelaki, akhirnya malah jadi korban kimpoi siri. Padahal menjadi istri siri itu tak dijamin masa depannya. Dalam soal warisan misalnya, karena tak ada bukti hitam putih pernikahannya, dia tak memperoleh hak waris. Repot kan, sudah korban onderdil tak memperoleh materil.

Nasib seperti itu kini sedang dijalani Sarah, warga Sambikerep, Surabaya. Berkat kecantikannya, saat gadis dulu yang naksir dirinya ombyokan. Ada pengusaha, politisi, mantan pejabat BUMN, tentara balok satu, calon dokter, bahkan wartawan yang cuma modal kata-kata; berlomba memperebutkan dirinya. Karena bingung pilih yang mana, semua lewat meninggalkannya.

Akhirnya cinta Sarah malah terdampar pada Narwanto, politisi Jakarta. Memang seperti bapak dan anak, tapi Oom Narwanto ini kaya raya. Dia sanggup biayai kuliahnya sampai S berapapun, S1,S2,S3, Es Kopyor; tinggal ngomong. Bahkan rumah dan mobil juga tersedia. “Tapi yaitu tadi, saya hanya bisa menikahimu secara siri.” Kata oom Narwanto kala itu.

Takut dikejar umur sampai kemudian tak laku, akhirnya Sarah pasrah dinikah siri oleh Narwanto. Meski politisi, tapi dia setia pada janjinya. Dan benar saja, begitu menikah Sarah dibelikan rumah diberi dua mobil Toyota Fortuner dan Innova. Karena politisi penting di Ibukota, tetap tinggal di Jakarta. Dia ke Surabaya paling sebulan sekali, dalam rangka setor benggol dan bonggol.

Ya, Sarah yang kata suami tuanya ini mirip presenter jadi cem-ceman Narwanto memang sekedar untuk pelampiasan nafsu belaka. Sebab ibarat mobil, setelah selesai sporing balancing dan ganti olie , Narwanto kembali ke Jakarta tanpa pernah mengajak Sarah melihat indahnya Ibukota. Sepertinya Narwanto memang takut bila skandalnya di kota pahlawan ketahuan keluarga besarnya.

Tapi sepandai-pandai tupai membungkus rahasia, sekali waktu jatuh juga. Anak kedua Narwanto yang bernama Endro, akhirnya tahu bahwa bapaknya di Surabaya punya WIL begitu muda. Ternyata Endro setelah melihat “ibu tiri”-nya ikut nafsu juga. Tongkrongannya begitu, apa lagi tangkringannya. “Ini mah lebih cocok buat gue,” kata Endro dalam hati.

Diam-diam Endro “memeras” sang ayah. Jika rela menyerahkan Sarah buat dirinya, dia takkan ngomong pada sang ibu. Tapi jika mempertahankan sang WIL, karir bapak sebagai politisi dan pejabat BUMN bakal hancur. Akhirnya Narwanto terpaksa memilih opsi pertama. Silakan saja diover garap, yang penting kalian sama-sama suka.

Lagi-lagi Sarah dihadapkan pada dua pilihan. Pilih anaknya memang jauh lebih muda dan ganteng, tapi belum jelas masa depannya. Sedangkan bapaknya, biar kaya tapi sudah tua dan sebentar lagi loyo. Ketika didesak untuk segera menentukan pilihan, jawab Sarah “Biar selesai kuliah S2 saya Pa, baru saya bersikap.” Tapi sepertinya dia akan memilih Endro, dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, dua mobil dan rumah dibalik nama atas dirinya.

Habis itu silakan Endro membolak-balikkan tubuhnya. (JPNN/Gunarso TS)
yang penting win-win solusion