- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Domestik
Masyarakat WAE REBO
TS
barudak10
Masyarakat WAE REBO
Kehidupan sederhana yang terlihat membuat mereka bahagia...Kami tiba di desa WAE REBO sekitar jam 3 sore , nafas saya nyaris putus karena jalan yang terus menanjak dan deg deg an karena jalan sulit terlihat karena kabut sangat tebal.
Begitu masuk WAE REBO pun , desa terpencil inipun masih diselimuti kabut.....rasa dingin sudah mulai terasa di tulang .kami dipanggil ke Rumah Tamu , dimana hanya satu bangunan itulah tidak ada dapur didalam bangunan Rumah Tamu tersebut , dapurnya terletak di belakang , terpisah , begitu juga kamar mandinya, lengkap dengan bak dan wc jongkok , lumayan bersih.
Spoiler for masyarakat WAE REBO:
kami diberi pengarahan tata cara berkunjung disana ,Kami harus bertemu para tetua di Rumah Utama , dengan upacara sederhana , pemotongan ayam yang harus dibeli oleh kami. setelah pengarahan itu selesai , kami digiring ke Rumah Utama , konon terakhir dipugar tahun 1999 , bangunan Rumah utama tersebut lebih dekil dan hitam dari Rumah tamu yang masih tergolong baru , dibangun oleh YORI ANTAR , arsitek terkenal dari UI , mereka menyumbang tidak hanya uang , namun berdampak kehidupan mereka menjadi lebih baik, Bravo untuk YORI ANTAR.
Dirumah Utama kami bertemu dengan para Tetua termasuk kepala sukunya yang sederhana , mereka berbicara berbahasa lokal yang ditelinga saya seperti bahasa Indian....dan translatornya bicara kepada kami dengan bahasa indonesia yang fasih , kamipun menjawab , dan langsung diterjemahkan lagi kepada para tetua , menjadi sebuah ceremony yang resmi......
Spoiler for masyarakat WAE REBO:
Intinya bahwa kami masuk ke kawasan desa Wae Rebo harus seizin roh roh leluhur terlebih dahulu , supaya di jaga keselamatan kami disana , kami harus memotong ayam kampung disana , saya sendiri yang menggorok leher ayam tersebut , darah ayam itu mengalir dan menggelepar , dan ayamnya nanti akan dibuat soup untuk hidangan kami bersama.Upacara itu selesailah sudah , kami dipersilahkan tidur di Rumah Tamu , kami bersyukur , karena di rumah Utama kami tidak akan bisa tidur , sebab banyak sekali tengkorak kerbau lengkap dengan tanduknya , betebaran di dinding Rumah tersebut , belum lagi asap dapurnya yang terletak di dalam rumah , tentunya membuat mata kami pedih luar biasa....
Spoiler for masyarakat WAE REBO:
Ketika keluar dari Rumah Utama yang terasa menyeramkan itu lalu kami di giring masuk ke Rumah Tamu yang lebih bersih dan yang paling saya suka , hanya kami saja yang menjadi tamu pada hari itu , bayangkan kapasitas 40 org , namun hanya diisii oleh kami bertiga.....dan Petualangan tinggal bersama penduduk asli Waerebo itupun dimulailah........
Rumah Purba WAEREBO
Begitu tiba di pelataran itu kabut masih dibawah , masyarakat ramah menyapa , mereka hiruk pikuk mengangkat kopi menjualnya di Dentor dan membawa beras kembali ke WAEREBO , rumah mereka.
saya terpana melihat konstruksi bangunannya , saya nggak mengerti bercampur kagum , bagaimana mereka bisa berfikir membuat bangunan secanggih ini , lihat konstruksi dalamnya , ini bangunan usianya ratusan tahun lalu yang dibawa pengaruh konon dari suku Minang , leluhur mereka .
Mbaru Niang itulah nama rumah mereka yang awal dibangun sejumlah 7 bangunan
pertama ditemukan oleh para misioner , menemukan masyarakat yang tinggal dilereng lereng pegunungan tinggi dikawasan Manggarai Barat . Tentu Misionaris dari Belanda berjalan kaki mendaki berjam jam lamanya menembus hutan menemukan mereka pada zaman penjajahan , semenjak itu mereka yang mayoritas menganut ajaran animisme langsung berubah secara perlahan menganut agama Kristiani.
Spoiler for rumah purba WAEREBO:
www.aryasadhewa-adventure.com
https://www.facebook.com/arya.sadhewa
Diubah oleh barudak10 04-10-2013 18:47
0
3.6K
8
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan