- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Friendster adalah SOSMED terbaik sepanjang sejarah
TS
abcdefgk
Friendster adalah SOSMED terbaik sepanjang sejarah
Capek berurusan sama hoax, berita palsu, atau lawan orang asing di Facebook? Masih ingat era medsos benar-benar dipakai mencari teman baru, ga kayak Twitter sekarang?
Setelah membuka mata, membuka sosmed, berdoalah agar kalian tidak terjebak rutinitas menjemukan masa kini: menyaksikan kawan berbagi tautan berita hoax, atau yang lebih apes lagi adalah memperoleh tantangan debat dari orang yang tak dikenal gara-gara status kalian dianggap menyinggung ideologi politik atau agama tertentu. Media Sosial? Bukannya lebih tepat dibilang media perang sosial ya?
Itulah kira-kira gambaran kegiatan manusia di Facebook, Twitter, (dan Instagram) dua tahun belakangan. Drama, nyebar kabar bohong, tubir saban hari. Bikin capek. Karenanya setelah melakukan penelitian kecil-kecilan, saya bisa menobatkan Friendster (jejaring sosial yang sudah almarhum itu) lebih keren daripada Facebook, Twitter, atau Instagram, tiga raksasa medsos masa kini.
Bagi kalian yang cukup tua untuk mengingat seperti apa rasanya berusaha cari teman (atau gebetan) lewat chat room seperti MIRC (a/s/l pls?), ada satu medsos yang kemudian jadi andalan buat berinteraksi di rimba raya world wide web sepanjang kurun 2004-2009. Kalaupun ada debat, paling banter kelasnya cuman lebih keren mana, My Chemical Romance atau AFI.
Facebook, Snapchat, Instagram, semuanya berusaha menawarkan pengalaman yang lebih sempurna saat kita mengakses media sosial. Padahal kesempurnaan itu pernah kita rasakan. Nyaris 10 tahun lalu, ketika teknologi informasi masih menyedihkan dan koneksi internet rata-rata di Indonesia lemotnya engga ketulungan. Sori bos, saya bukan sedang membahas MySpace yang baru populer era pertengahan 2000-an. Kesempurnaan yang saya maksud ada pada Friendster.
Friendster bisa dibilang situs media sosial berbasis pertemanan pertama yang popularitasnya mencapai skala nasional di Indonesia. PR Newswire mengabarkan dalam survei 2008 bahwa Friendster merupakan situs sosial online terpopuler di tanah air dengan unique visitors mencapai 4 juta per bulan.
Indonesia memang pasar sosmed yang unik. Kita suka mempertahankan teknologi yang di negara lain sudah lama almarhum. Banyak teman kita masih betah pakai Path lho (padahal tanya aja remaja negara lain, kagak ada lagi yang kenal Path apaan). Seperti itulah keadaannya pada 2010, Friendster masih punya pengikut cukup besar. Padahal di nyaris semua negara anak muda saat itu mulai ikut tren bikin Facebook. Di Tanah Air, kombinasi gaul masa itu masih punya akun Friendster dan kirim pesan lewat BlackBerry Messenger.
Namun sama seperti banyak hal lainnya dalam kehidupan, lama kelamaan situs ini tergilas oleh kompetisi dan perkembangan teknologi. Sejak 2011, pengguna Friendster turun drastis. Dua tahun terakhir situs yang berubah jadi marketplace online itu tidak lagi aktif. Facebook mengambil alih tahta sebagai media sosial nomor satu di Indonesia.
Kalau ngomongin fitur, jelas ada banyak hal yang bisa anda lakukan dengan Facebook dibanding Friendster (almarhum). Friendster tidak memiliki layanan direct message, tidak ada search bar untuk ngepoin profile mantan pacar yang sudah unfriend anda bertahun-tahun lalu. Di friendster anda juga hanya bisa ngepost tulisan bergaya blog, tidak ada fitur share artikel via wall. Cuma jangan salah, dalam beberapa aspek, Friendster jauh lebih baik dibanding Facebook, karena seperti sudah tertulis di judul, inilah medsos terbaik sepanjang sejarah. Berikut alasannya:
Bebas Mengekspresikan Diri
Di Facebook, anda memang bebas mengunggah foto dan artikel seenak udel (asal tidak melanggar ketentuan), tapi ada satu aspek yang mustahil digonta-ganti: layout dan latar belakang profile. Seberapapun banyaknya follower anda, layout profile akan terlihat sama persis seperti akun tetangga sebelah yang hanya punya 35 teman dan terakhir nge-post status Juli 2014 pas ribut pilpres.
Bandingkan dengan Friendster yang memberikan anda keleluasaan mendandani halaman profile sesuai kepribadian atau dorongan jiwa masing-masing. Ingin dunia tahu anda anak emo sejati bernuansa kelam? Bisa. Ingin menunjukkan bahwa anda romantis layaknya bunga mawar? utak-atik dikit kayak gini juga kelar. Kalian otaku pencinta berat anime? Nih. Kotak foto profile tidak cukup besar untuk wajah anda? Kasih yang gede sekalian.
Murni Demi Pertemanan
Dengan segala fitur canggih yang tersedia di Facebook, kita kadang lupa alasan awal kita menggunakan teknologi jejaring sosial: mencari teman baru sekaligus menjalin silaturahmi sama kawan lama. Sekarang sangat sulit menebak motivasi seseorang menggunakan Facebook. Berapa banyak teman SMP/SMA anda yang kerjanya saban hari nge-post promosi produk Oriflame atau memamerkan pencapaian mereka di multi-level-marketing? Engga keitung lagi.
Sistem interaksi sosial di Friendster sangat sederhana. Kalian cuma bisa saling meninggalkan testimoni di halaman profil akun teman. Dampaknya, sistem ini memaksa kalian mencari kenalan baru dari lingkaran sosial seseorang yang sudah anda kenal. Selain aman, tidak adanya fitur chat juga memaksa anda untuk melanjutkan komunikasi lebih jauh via ponsel, menjadikan Friendster sekedar sarana perantara awal. Coba hitung berapa banyak teman Facebook yang belum pernah kalian ajak ngobrol langsung? Yup. Ada kali 80 persennya.
Bebas dari Hiruk Pikuk Politik dan Hoax
Kalau anda sudah lelah akhir-akhir ini melihat kata-kata seperti: agama, penistaan, kafir, dan bumi datar diumbar bebas dalam linimasa setiap kali membuka Facebook, maka anda tidak sendiri. Di era modern ini, sepertinya Facebook lebih berfungsi sebagai wadah curhat politik dan penyebaran propaganda individu atau kelompok tertentu. Baik itu lewat postingan opini pribadi atau via artikel. Masalahnya, artikel-artikel dan tulisan yang kerap di-post seringkali tidak jelas sumbernya, tidak dikonfirmasi kebenarannya, atau murni hoax. Hoax dan berita palsu ini masalah di banyak negara, termasuk Indonesia, yang efeknya sampai bisa mempengaruhi hasil pemilihan umum (liat aja tuh ribut selama Pilkada DKI enam bulan terakhir, yang makin dikipasi teman kita di Facebook dan Twitter).
Di Friendster, anda tidak bisa mengunggah apa-apa selain tulisan dalam bentuk blog pribadi. Sistem ini membuat orang memperlakukan media sosial lebih menyerupai jurnal pribadi semata, yang bisa dibaca oleh teman-teman terdekat saja, bukan untuk khalayak umum. Paling banter curhat soal gebetan zaman SMA atau menulis daftar album Metallica favorit. Bebas banget dari risiko dianggap pendukung asing/aseng atau musuh demokrasi.
Jadi, piye kabare le, masih enak jaman Friendster to?
SUMUR
Diubah oleh abcdefgk 16-05-2017 23:07
redrices memberi reputasi
1
58K
416
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan