Nasib rumah mewah milik juragan warteg yang berdiri di tengah proyek Tol Pejagan-Pemalang kini kian jelas. Meskipun rumah berlantai dua itu kini masih berdiri megah di tengah proyek tol.

Sebelumnya, pemilik rumah tersebut, Sanawi, berkukuh menolak harga ganti rugi yang diajukan panitia pembebasan lahan. Dia menilai harganya terlalu rendah yakni Rp1,5 miliar. Dia menggugat pemerintah ke PN Slawi. Namun akhirnya ditolak lantaran terlambat mengajukan.

Sanawi akhirnya melakukan upaya hukum berikutnya dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Dan Hasilnya, MA menolak kasasi Sanawi.

Informasi itu disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) pengadaan lahan, Sularto, Selasa, 16 Mei 2017. Dia mengatakan dengan putusan itu, maka menguatkan putusan PN Slawi yang juga menolak gugatan Sanawi.

“Status hukumnya sudah inkrah (berkekuatan hukum tetap), karena sesuai aturan langkahnya hanya dua yakni ke PN dan MA. Setelah itu tidak ada upaya hukum lagi,” katanya.

Dengan begitu, langkah selanjutnya, tinggal dibongkar rumah gedongan tersebut. Pihak PPK akan memberitahu kepada pemilik rumah agar mau menerima uang ganti rugi sebesar Rp 1,5 miliar. Jika tidak, maka akan dilakukan konsinyasi untuk kemudian dieksekusi atau dengan kata lain dibongkar paksa. “Untuk waktunya belum ditentukan,” kata dia.

Selain rumah Sanawi, ada tiga orang yang mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Ketiga warga itu juga bernasib sama seperti Sanawi. MA menolak pemohon kasasi mereka. “Nanti kami juga akan menghubungi mereka (warga) dan meminta agar mau menerima harga yang sudah ditentukan.” (Rhn)

http://panturapost.com/daerah/2017/05/16/begini-nasib-akhir-rumah-mewah-milik-juragan-warteg-di-tengah-proyek-tol-pejagan-pemalang/

Nasbung yang sabar ya