Alfonso de Albuquerque adalah tokoh yang paling bertanggung jawab atas dimulainya kolonisasi Indonesia oleh bangsa Eropa selama berabad-abad, terutama oleh Inggris dan Belanda. Pasalnya, pelaut portugis ini adalah orang Eropa pertama yang mencapai lautan nusantara. Darinya, berita melimpahnya hasil rempah-rempah Indonesia tersiar cepat ke daratan Eropa. Apalagi komoditas rempah saat itu sangat dicari dan dianalogikan setara dengan emas.



Pertama kali tiba di wilayah nusantara, bangsa Portugis sudah menaklukkan Malaka di tahun 1512. Lalu pelayaran berlanjut ke Maluku dengan mendarat di Kepulauan Banda dan kepulauan Penyu. Awalnya mereka diterima dengan baik di Ternate, namun hal itu berakhir di tahun 1570 dengan peperangan yang dikobarkan Sultan Baabullah karena Portugis melaukan monopoli dan persebaran agama. Portugis terusir ke Tidore dan Ambon sampai akhirnya Belanda datang dan berhasil mendepak mereka dari Maluku ke arah Pulau Timor sampai abad ke-20.

Kedatangan bangsa Spanyol ke nusantara diawali oleh Cristopher Columbus yang berlayar ke barat dan kemudian justru menemukan San Salvador. Kegagalan ini kemudian diikuti oleh Ferdinand Magellan yang berangkat melewati Samudra Atlantik kemudian masuk ke Samudra Pasifik dan pada tahun 1521 sampai di Filipina. Sayangnya Magellan terbunuh di tempat tersebut karena ada perang suku sebelum Del Cano mengambil alih pimpinan untuk sampai ke Tidore.



Kedatangan Spanyol di Tidore tentu membuat panas bangsa Portugis yang merasa tercancam keberadaannya. Terlebih lagi, Ternate yang bersahabat dengan Portugis, ternyata sudah lama bermusuhan dengan Tidore. Pada tahun 1527 meledaklah pertempuran antara kedua daerah itu dengan dibantu Spanyol dan Portugis di masing-masing kubu. Hasilnya, benteng Spanyol di Tidore berhasil direbut Portugis. Untuk menyelesaikan masalah kedua penjajah ini, dibuatlah Perjanjian Saragosa tahun 1534 yang membagi wilayah Maluku menjadi milik Portugis dan Spanyol angkat kaki menuju Filipina.

Belanda sempat kehilangan wilayah jajahannya di nusantara akibat terjadi Kapitulasi Tuntang, yakni perjanjian yang mengharuskan Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris. Perjanjian ini terjadi akibat Belanda kalah dari serangan 60 kapal Inggris yang berhasil menguasai Batavia pada tahun 1811. Di saat yang sama, di negeri Belanda juga terjadi penjajahan Perancis di bawah Napoleon Boneparte. Peristiwa yang bersamaan ini terjadi saat Hindia Belanda dipimpin Gubernur Jenderal Jansens.



Selama dijajah Inggris, Stamford Thomas raffles memegang kekuasaan penuh di nusantara. Sayangnya kekuasaannya tak berlangsung lama akibat terjadi perubahan politik di Eropa. Di tahun 1813 terjadi perang antara Inggris dan Perancis yang berhasil dimenangkan Inggris. Pemerintahan Napoleon Boneparte di Belanda pun jatuh di tahun 1814. Di tahun itu juga terjadi perundingan antara Inggris dan Belanda yang menghasilkan Perjanjian London, di mana tahun 1816 Inggris harus mengembalikan wilayah jajahan Belanda yang dulu direbutnya. Dengan demikian, berakhir pula era penjajahan Inggris.

Di tahun 1602 Portugis mengakhiri era penjajahannya setelah bangsa Belanda berganti menjajah Indonesia. Belanda masuk ke nusantara di bawah pimpinan Cornelius de Houtman melalui pelabuhan Banten. Untuk memonopoli pasar rempah-rempah di Indonesia, di tahun itu pula Belanda mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie atau yang biasa disebut VOC. Awalnya VOC gagal bersaing dengan pedagang Inggris dan Tionghoa di Banten sehingga harus dipindahkan ke Sulawesi Selatan yang ternyata juga mendapat perlawanan Sultan Hassanudin. Akhirnya VOC pindah dan menetap di Yogyakarta.



Sepak terjang VOC berakhir di tahun 1800 setelah Belanda kalah perang dari Perancis. Pasca kekalahan itu, justru penjajahan Belanda terjadi semakin parah dan sadis. Daendels ditunjuk sebagai gubernur jendral dan saat itulah dimulai pembangunan jalan raya pos yang memakan banyak korban. Di masa Gubernur Jendral Van Den Bosch penjajahan semakin gila dengan era tanam paksa yang menyiksa rakyat bukan hanya fisik tapi juga materi. Era penjajahan Belanda berakhir setelah mereka menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di tahun 1942 melalui Perjanjian Kalijati.

Era penjajahan berlangsung tidak lama. Setelah mendapat wilayah jajahan di Indonesia tahun 1942, Jepang mengakhiri penjajahannya tahun 1945. Meski berlangsung singkat, faktanya sistem penjajahannya tidak jauh berbeda dengan penjajah-penjajah terdahulu, bahkan cenderung lebih kejam. Saat itu, Jepang merupakan salah satu negara terkuat setelah Jerman dan Italia dalam Perang Dunia II. Bangsa Jepang pun baru tumbuh menjadi negara imperialis seumur jagung, oleh karenanya mereka memanfaatkan baik-baik masa penjajahan di Indonesia ini.



Di Indonesia, Jepang bukan saja meraih kejayaan dengan memperoleh pasar rempah-rempah dunia, tapi juga memperoleh kekuasaan atas tanah jajahan yang begitu luas. Hal ini tentu saja sangat berguna untuk pembangunan industri negaranya. Untuk memperkuat ketahanan militer, Jepang juga turut membentuk satuan pasukan Heiho (pasukan Indonesia buatan Jepang), tentara PETA (Pembela Tanah Air) dan Hokokai (pengganti Putera). Selain itu, Jepang yang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia juga membntuk PPKI dan BPUPKI. Akhirnya badan inilah yang mengantarkan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945 menyusul kekalahan Jepang atas negara sekutu pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Inilah 5 Alasan Kenapa Tempe Layak Dijadikan Warisan Budaya Dunia
Siapa Sangka, Negara Afrika Ini Ternyata Sangat Kaya dan Penuh Bangunan Mewah

Inilah 5 Perbedaan Kemajuan Teknologi Angkatan 90-an Dibanding Sekarang

Siapa Sangka, Negara Afrika Ini Ternyata Sangat Kaya dan Penuh Bangunan Mewah

Inilah Daerah-Daerah di Indonesia yang Memiliki Tradisi ‘Wanita Meminang Pria

Untukmu yang Tak Pernah Berani Berkata Cinta

Inilah Alasan-Alasan Kenapa Bung Karno Layak Disebut Presiden Indonesia Terbaik