Kaskus

News

liputan.asuAvatar border
TS
liputan.asu
BREAKING NEWS: Habib Iskandar Imbau Ormas Islam Audiensi ke Polda Kalbar
Quote:


Di Kalbar, Gereja Lebih Banyak dari Masjid

ACEHTREND.CO, Kalbar — Setara Institute pada Nopember 2015 menempatkan dua kota di Kalimantan Barat masuk dalam 10 besar kota paling rukun dan toleran. Kedua kota itu adalah Singkawang di urutan 3, dan Kota Pontianak di urutan 9. Hasil ini membuat dua kota ini kerap menjadi tujuan studi banding kerukunan umat beragama di Indonesia, termasuk dari pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, pada akhir November lalu.

Masyarakat Kalbar terdiri dari tiga etnis utama yaitu Melayu, Dayak dan Tionghoa. Dari segi agama mereka terbagi ke dalam tiga agama utama; Islam (56,7%), Kristen/Katolik (37%), disusul Budha, Konghucu, Hindudan agama tradisional lokal (animisme). Melayu identik dengan Islam, Dayak dominan Kristen/Katolik dan sebagian animisme, serta Tionghoa sebagian besar menganut agama Budha dan Konghucu.

Kondisi kehidupan beragama masyarakat Kalbar yang multi etnis dan agama itu tampak sangat rukun. Para penganut berbagai agama dapat hidup berdampingan walau berbeda keyakinan. Sangat mudah ditemukan letak rumah ibadah yang berbeda dalam posisi berdekatan, bahkan ada yang persis berdampingan. Mereka dapat beribadah tanpa rasa was-was akan gangguan keamanan.

Uniknya, meski penduduk Islam jumlahnya lebih banyak dibanding penganut agama lain, tetapi pasangan Gubernur/Wakil Gubernur yang terpilih adalah pasangan Katolik/Kristen, yakni Cornelis (etnis Dayak) dan Krisnandy Sanjaya (Tionghoa). Menariknya, semua politisi dan masyarakat Kalbar menerima hasil ini dengan lapang dada. Mereka tetap rukun dan damai. Tidak tidak terjadi gesekan politik, sosial dan keamanan pasca penetapan pemenang Pemilukada setahun lalu. Bahkan ini adalah periode kali kedua pasangan ini memimpin Bumi Khatulistiwa,

“Saat Pilkada lalu, pasangan muslim maju dalam tiga paket. Sementara pasangan Katolik/Kristen hanya mengajukan satu paket calon, dan pasangan ini yang terpilih. Semua warga Kalbar menerima pilihan rakyat ini. Tidak ada gesekan politik atas pilihan rakyat ini,” ujar Drs. Syahrul Gani, M.Si, Kakanwil Kemenag Kalbar dalam pertemuan dengan pengurus FKUB Aceh, Jumat (27/11).

Syahrul Gani menambahkan, Provinsi Kalbar memiliki rumah ibadah yang lengkap untuk semua agama. “Semua rumah ibadah ada di sini,” katanya sambil menambahkan bahwa orang beragama lebih baik perilakunya dibanding yang tidak beragama.

Syahrul merincikannya sebagai berikut: 1). Masjid berjumlah 4.342 unit yaitu, dengan Masjid Agungnya adalah Masjid Mujahidin, 2).Gereja Katolik berjumlah 2.026 dengan Katedral Santo Yosep yang terbesar, 3). Gereja Kristen Protestan berjumlah 3.062, dengan GKE Pintu Elok yang terbesar, 4). Pura Hindu sebanyak 20 unit, 5). Vihara Budha sebanyak 312 unit dan yang besar terdapat di Kabupten Kubu Raya, dan 6). Klenteng Konghucu berjumlah 124.

Melihat angka-angka di atas, maka kalau gereja Katolik dan Kristen digabungkan, maka jumlahnya lebih banyak, yaitu mencapai 5.088 unit. Angka ini melewati angka jumlah masjid yang hanya 4.342 unit.

Walau begitu, masyarakat Kalbar tetap hidup rukun dan tidak terjadi gesekan konflik. Ketua FKUB Kalbar, Dr. Wajidi Sayadi, mengatakan pihaknya selalu melakukan deteksi dini terhadap benih-benih konflik agama. “Salah satunya adalah FKUB Kalbar rutin mengadakan pertemuan tokoh-tokoh agama. Kalau ada yang berselisih saya pertemukan mereka di kantor FKUB,” kata Wajidi dalam sambutannya. (hbn)

toleransi adalah ketima mayority menerima dominasi minority

Efek kekalahan telak Ahok dari Gubernur Muslim Anies Baswedan pada Pilkada DKI 2017 lalu membuat Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis yang beragama Katolik meradang.

Tepat seminggu usai kekalahan memalukan Ahok tersebut, hariRabu 26 April 2017 Cornelis memprovokasi massa dalam acara Naik Dango XXXII 2017 Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Cornelis memprovokasi masyarakat dan mengancam akan mengusir Habib Rizieq Shihab, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia KH. Tengku Zulkarnaen dan para ulama lainnya apabila masuk ke Kalimantan Barat, seakan Cornelis ini adalah seorang raja disana dan segala titahnya harus dipenuhi.

Padahal Kalimantan Barat adalah provinsi yang warganya mayoritas adalah Muslim, bukan Katolik. Dan Cornelis bisa menang Pilgub Kalbar lalu karena Cagub Muslim selalu ada lebih dari satu sehingga suara umat Islam terpecah belah sementara suara Cornelis yang diusung PDIP solid.

Disinyalir kemaraha Cornelis yang mendadak meledak hanya beberapa hari usau Pilgub DKI 2017 ini karena Cornelis resah takut kalah dari Cagub Muslim pada Pilgub Kalbar 2018 nanti.

Cornelis memang tidak bisa maju lagi tetapi sebagai Kader militan PDIP tentu ia aka menyokong habis-habisan Cagub yang diusung partainya yang ingin mengangkangi Kalbar selama tiga periode walaupun kinerjanya buruk.

Dan Habib Rizieq beserta FPI dan elemen Islam lainnya yang baru saja berhasil mengantarkan kemenangan Anies-Sandi dengan gilang gemilang pada Pilgub DKI 2017 lalu nampaknya dianggap oleh Cornelis dan PDIP sebagai musuh terbesar yang harus mereka singkirkan, tak boleh ada di Kalimantan Barat demi untuk mencapai ambisi mereka kembali mengalahkan Cagub Muslim dan menang pada Pilgub Kalbar 2018.

0
3.7K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan