Ekonomi RI Tumbuh 5,01%, Melebihi Prediksi Pelaku Pasar Saham
TS
aghilfath
Ekonomi RI Tumbuh 5,01%, Melebihi Prediksi Pelaku Pasar Saham
Spoiler for Ekonomi RI Tumbuh 5,01%, Melebihi Prediksi Pelaku Pasar Saham:
Quote:
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup jeda siang ini dengan menguat 12,813 poin ke level 5.682. Penguatan tersebut disinyalir sebagai respon hasil data pertumbuhan ekomi kuartal I-2017 sebesar 5,01%.
Menurut Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, penguatan IHSG hari ini memang merespons pengumuman data pertumbuhan ekonomi tersebut. Sebab pada pembukaan perdagangan tadi IHSG berada di jalur merah dengan melemah 2,716 poin atau 0,05% ke level 5.666.
"Target pemerintah 5,1% relatif cukup jauh, tapi kalau kita lihat pergerakan harga saham hari ini memang direspons positif angka 5,01%," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Alfred mengatakan, kebayakan dari pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2017 tidak sampai setinggi itu. Sehingga sentimennya cukup besar untuk menjadi penggerak IHSG hari ini.
"Karena memang kita lihat pasar mendapatkan informasi kisaran 4,9%-5% dan ini mampu tumbuh 5,01%. Kalau kita bandingkan dengan full year 2016 5,2% saya rasa ini langkah yang baik," imbuhnya.
Sejauh ini, kata Alfred rasa optimisme pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi RI masih besar. Pelaku pasar masih percaya target pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,1% bisa tercapai asalkan belanja pemerintah masih digenjot
"Kita lihat juga saham di sektor konstruksi juga merespons positif di belanja pemerintah sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2016," tandasnya.
Quote:
Penyebab Orang RI Makin Irit Belanja: Gaji Naiknya Dikit
Jakarta - Ekonomi tumbuh cukup tinggi selama kuartal I-2017 (Januari-Maret), yaitu sebesar 5,01%. Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama, akan tetapi bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, ada perlambatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa konsumsi rumah tangga kuartal I-2016 adalah 4,97%. Sementara sekarang hanya 4,93%. Ini menandakan bahwa orang Indonesia makin irit belanja.
Penyebab utama ternyata berasal dari gaji yang naik tidak sebesar periode sebelumnya. Tergambar dari periode 2016 ada kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 12,43%, sementara untuk periode sekarang hanya 9,15%.
"Pendapatan, kita juga kena di situ, memang kuartal I kita tak terlalu banyak perubahan, karena UMP nggak begitu banyak naik," ungkap Deputi Bidang Neraca Analisis Statistik, Sri Soelistyowati di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Masih terkait gaji, hal lain yang cukup signifikan membuat konsumsi rumah tangga melambat adalah tidak adanya kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) akibat perubahan skema oleh pemerintah. Andilnya untuk sekarang tidak mencapai level 1%.
"PNS itu kan nggak ada kenaikan gaji, sementara tahun lalu ada, lebih dari 5%," ujarnya.
Kemudian juga ada penurunan upah riil buruh tani. Adanya panen raya membuat harga gabah turun, upah riil buruh tani akhirnya terkontraksi 0,53%, nilai tukar petani juga sama terkontraksi 1,60%.
"Jadi efeknya cukup besar untuk konsumsi," tandasnya.
Banyak yg menahan diri untuk konsumtif diantaranya menyebabkan lesunya ekonomi, karena subsidi sudah dibatasi, BLT sudah selektif sehingga banyak kalangan yg selama ini menikmati subsudi mulai selektif dalam membelanjakan uangnya