- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Habib Rizieq Sebut Diundang Raja Salman, Ruhut Tertawa Termehek-mehek


TS
liputan.asu
Habib Rizieq Sebut Diundang Raja Salman, Ruhut Tertawa Termehek-mehek
Spoiler for berita:

Safari Umroh dan ziarah habib rizieq.
Silaturahmi ke madrasah ash-Shaulatiyah dan Para Ulama mekkah menyambut Habibana,
Untuk diketahui Madrasah ash-Shaulatiyah merupakan salah satu madrasah legendaris di Tanah Suci Makkah almukaromah. Didirikan pada 1219 H oleh seorang ulama besar imigran India, Syekh Rahmatullah Ibnu Khalil al-Hindi al-Dahlawi. Tercatat sebagai madrasah pertama dalam dunia pendidikan di Arab Saudi, sehingga gaungnya menggema ke seluruh dunia.
Madrasah ini menghasilkan ulama-ulama besar dunia, termasuk dari Indonesia. Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah; dan Kiai Haji Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU),Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid al-Anfanānī al Masyhur dengan Maulāna al-Syaikh (Muassis Nahdlatul Wathan Lombok Nusa Tenggara Barat) adalah jebolan madrasah tersebut.
Ahdāf al-Madrasah (Tujuan Pendirin Madrasah Shaulatiyyah)
Secara khusus al-Syaikh mencoba memberikan asas atau dasar pendirian Madrasah Al-Shaulatiyah, beliau mencatat tiga (3) tujuan dasar dari Madrasah ini;
Pertama; Melakukan pembelajaran kepada semua anak-anak Muhajirin yang datang dari berbagai negara termasuk di dalamnya anak-anak penduduk Makkah dan Madinah al-Munawwarah dengan memberikan semua fasilitas termasuk makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, referensi dan berbagai perlengkapan pembelajaran.
Kedua; Mengajarkan berbagai keahlian dalam bidang keagamaan dan berbagai bidang lain seperti ilmu-ilmu keterampilan, diharapkan setelah mereka selesai menuntut ilmu dapat mandiri dengan berkarya dalam berbagai bidangnya sehingga terbebas dari beban masyarakat, mereka mampu berdiri sendiri dalam menghadapi persoalan kehidupan.
Ketiga; Mencetak Ulama yang mampu dan ahli dalam bidang al-Qur’an baik qira’ah maupun tafsir dan kajian terhadap al-Qur’an. Mereka pulang ke negeri masing-masing mengajarkan al-Qur’an tentang cara baca maupun mencari maksud dalam kandungan ayat-ayatnya. Karena beliau melihat pada masa lalu di al-Hind (negara asal beliau) menghafal al-Qur’an tanpa memperdulikan kefasihan huruf, tanpa mengindahkan ilmu-ilmu tajwidnya sehingga ahli Hijaz, dan Mesir selalu mengejek para pembaca al-Qur’an dari al-Hind.
Kode Etik Madrasah Al-Shaulatiyah
Al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind telah merancang Madrasah Al-Shaulatiyah dengan meletakkan beberapa kode etik atau aturan yang harus dipatuhi dan menjadikan madrasah ini berbeda dengan berbagai madrasah yang ada.
Pertama; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk tidak menyibukkan dirinya dengan urusan-urusan politik (siyāsiyyah)
Kedua; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk menjauhkan diri terlibat dalam persoalan khilafiyyah dan masalah-masalah temporer yang dapat membuat kesulitan dalam belajar.
Ketiga; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk menjauhkan diri dari fanatisme )dalam berbagai bentuknya) dan menghindari berbagai perbedaan yang muncul.
Jika dilihat tiga (3) konsep dasar yang diletakkan oleh al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind tersebut sangat elegan dan memiliki nilai sangat tinggi karena telah membuat batasan bagi para guru dan muridnya dalam melakukan interkasi dengan dunia luar, jika hal ini juga dilakukan oleh madrasah-madrasah yang “berafiliasi” dengan Al-Shaulatiyyah akan sangat produktif.
Apresiasi Ulama Terhadap Madrasah al-Shaulatiyyah
Al-Ustāzd Faishal Abdullah Muqādami dalam kitab Al-Ta’līm al-Ahli li al-Banīn fī Makkah Al-Mukarramah tahun 1405 Hijriyah.
Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama yang didirikan pada tahun 1292 Hijriyah, bahkan madrasah ini merupakan madrasah pertama di pemerintahan Arab Saudi. Ustazd ‘Abdullah Bagdhādī berkata: Madsrasah Swasta pertama di tanah Makkah al-Mukarramah adalah madrasah al-Shaulatiyah bahkan pertama juga untuk kerajaan Arab Saudi.
Ustazd ‘Abdul Wahhab ‘Abdul Wāsi’ berkata;” Apabila kita ingin melihat pergerakan pendidikan pertama yang muncul di Makkah al-Mukarramah yang dimulai abad ke 19, maka dapat dipastikan bahwa Madrasah al-Shaulatiyyah adalah jawabannya.
Ustazd Muhammad Mas’ud berkata;”Sesungguhnya secara ittifāq para ulama menyebutkan bahwa madrasah al-Shaulatiyyah merupakan madrasah yang pertama di Jazirah Arabia memiliki rancangan program pembelajaran yang sangat baik”. Namun ,walaupun ada, madrasah-madrasah yang sudah ada sebelumnya belum memiliki dan menggunakan kurikulum seperti yang ada di madrasah al-Shaulatiyyah.
Secara khusus Raja ‘Abdul ‘Aziz memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap Madrasah al-Shaulatiyyah, sikap apresiatif tersebut ditunjukkan dengan kehadiran beliau ke Madrasah pada hari rabu 28 Jumādal al-tsānī 1344 Hijriyyah, dan Raja pun memberikan bantuan dana sebesar 150 Junaih.
0
4.1K
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan