- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Empat Siswa SD di Malang Disetrum Kepsek
TS
lebenkcundy
Empat Siswa SD di Malang Disetrum Kepsek
Quote:

Quote:
Sidomi - -Kepala Sekolah Dasar (SD) Lowokwaru 3 di Kota Malang, berisinisal TJY, diduga menganiaya beberapa anak didiknya dengan setrum. Korbannya adalah siswa berinisial RA, MK, MZ, dan MA. Sang kepala sekolah (kepsek) mengaku jika perbuatannya itu dilakukan sebagai bentuk terapi kesehatan. Nahasnya saat ini ada siswa yang mengalami trauma dengan penyiksaan itu.
AN, ibu dari siswa RA, mengatakan anaknya disetrum setelah menjalankan shalat dhuha bersama ketiga temannya. Keempat anak ini lantas diminta ke musala oleh kepsek. Sementara anak-anak lainnya yang ada di sana saat itu diminta kembali. Kejadian berlangsung pada Selasa (2/5) kemarin.
“Empat anak disuruh ke musala, yang lainnya kembali. Anak-anak yang lain penasaran melihat dari balik kaca. Dua anak disuruh ambil kursi di ruang kepala sekolah,” kata AN, seperti dikutip laman Merdeka.
Keempat anak yang dipanggil itu lantas diminta bermeditasi, lalu mendengarkan ceramah kepsek. Sang kepsek lalu memasukkan colokan sebuah alat ke steker. Selanjutnya alat tersebut dipakai untuk menyetrum siswa tersebut.
“Dikasih ceramah, yang kedua dikasih permainan dan meditasi duduk bersila. Anak-anak diminta menutup mata, perjanjiannya kalau buka mata akan ditempeleng, ada ancaman seperti itu,” lanjut AN.
Tidak ada siswa yang berani membukamata. Mereka lalu didorong ke depan pada saat meditasi duduk di kursi menghadap kepsek. Sebuah kabel diinjak kepsek dan lainnya oleh para siswa. Selanjutnya, sebuah testpen diletakkan di dekat kepala. Kepsek lalu berpesan pada siswa.
“Kalau menyala pijar berarti banyak bohongnya. Katanya itu terapi tes kebohongan kalau kepada anak-anak. Tetapi kalau kepada ke wali murid terapi kesehatan,” tutur AN.
Peristiwa tersebut membuat para siswa kesakitan dan trauma. RA diketahui mengalami mimisan dan kepalanya pusing. AN mengetahui kejadian tersebut dari cerita teman-teman RA. Cerita makin lengkap setelah hal itu diungkapkan pula orang tua wali dari korban lainnya. Akhirnya semua orang tua wali mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi.
“Saat dikonfirmasi, wali kelas meminta maaf. Katanya tidak tahu. Kamis saya ke sekolah, beserta tiga orang wali murid. Bilangnya itu terapi,” katanya.
Kepsek diketahui tidak memilih korbannya terlebih dahulu dan dilakukan secara spontan. Awalnya “terapi setrum” akan diberikan selama tiga hari kalau tidak muncul perubahan. Atas kejadian ini, pihak sekolah telah membuat surat pernyataan bermaterai untuk pengakuan kesalahan.
Semua orang tua wali dari keempat siswa korban tidak terima. Di lain sisi, Dinas Pendidikan Kota Malang telah melakukan investigasi. Pihaknya belum bisa memberikan sanksi sebelum hasil investigasi final.
AN, ibu dari siswa RA, mengatakan anaknya disetrum setelah menjalankan shalat dhuha bersama ketiga temannya. Keempat anak ini lantas diminta ke musala oleh kepsek. Sementara anak-anak lainnya yang ada di sana saat itu diminta kembali. Kejadian berlangsung pada Selasa (2/5) kemarin.
“Empat anak disuruh ke musala, yang lainnya kembali. Anak-anak yang lain penasaran melihat dari balik kaca. Dua anak disuruh ambil kursi di ruang kepala sekolah,” kata AN, seperti dikutip laman Merdeka.
Keempat anak yang dipanggil itu lantas diminta bermeditasi, lalu mendengarkan ceramah kepsek. Sang kepsek lalu memasukkan colokan sebuah alat ke steker. Selanjutnya alat tersebut dipakai untuk menyetrum siswa tersebut.
“Dikasih ceramah, yang kedua dikasih permainan dan meditasi duduk bersila. Anak-anak diminta menutup mata, perjanjiannya kalau buka mata akan ditempeleng, ada ancaman seperti itu,” lanjut AN.
Tidak ada siswa yang berani membukamata. Mereka lalu didorong ke depan pada saat meditasi duduk di kursi menghadap kepsek. Sebuah kabel diinjak kepsek dan lainnya oleh para siswa. Selanjutnya, sebuah testpen diletakkan di dekat kepala. Kepsek lalu berpesan pada siswa.
“Kalau menyala pijar berarti banyak bohongnya. Katanya itu terapi tes kebohongan kalau kepada anak-anak. Tetapi kalau kepada ke wali murid terapi kesehatan,” tutur AN.
Peristiwa tersebut membuat para siswa kesakitan dan trauma. RA diketahui mengalami mimisan dan kepalanya pusing. AN mengetahui kejadian tersebut dari cerita teman-teman RA. Cerita makin lengkap setelah hal itu diungkapkan pula orang tua wali dari korban lainnya. Akhirnya semua orang tua wali mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi.
“Saat dikonfirmasi, wali kelas meminta maaf. Katanya tidak tahu. Kamis saya ke sekolah, beserta tiga orang wali murid. Bilangnya itu terapi,” katanya.
Kepsek diketahui tidak memilih korbannya terlebih dahulu dan dilakukan secara spontan. Awalnya “terapi setrum” akan diberikan selama tiga hari kalau tidak muncul perubahan. Atas kejadian ini, pihak sekolah telah membuat surat pernyataan bermaterai untuk pengakuan kesalahan.
Semua orang tua wali dari keempat siswa korban tidak terima. Di lain sisi, Dinas Pendidikan Kota Malang telah melakukan investigasi. Pihaknya belum bisa memberikan sanksi sebelum hasil investigasi final.
macem investigasi polisi di pelem pelem biskop trans nh. di usut ya pak pol, kan dah dapet karangan bunga banyak
0
2.1K
Kutip
17
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan