Kaskus

News

setiadiprayogaAvatar border
TS
setiadiprayoga
Ruhut, Dimanakah Kau Berada?
Ruhut, Dimanakah Kau Berada?


TSQuote:Tak ada yang bisa bangsa ini harapkan dari Politisi Asal bunyi macam Ruhut. Moga Indonesia terbebas dari politisi macam ini. Note: Mungkin faktor Ruhut efect menjadi sebab kekalahan Ahok pada pilkada ini. salam

politiktoday

Ruhut Sitompul adalah jaminan mutu soal kontroversi. Setelah kekalahan Ahok dalam Pilgub Jakarta, penampakannya menghilang bak ditelan bumi. Sebelumnya, Ruhut kerap tampil. Tentunya membela Ahok dan mempromosikan Ahok. Terkadang menyelipkan kritik yang tak mendidik terhadap Partai Demokrat. Partai yang telah membesarkan namanya.

Ruhut punya alibi untuk menghilang. Dia harus lari dari janjinya untuk memotong kupingnya apabila Ahok kalah. Ruhut belajar dari kasus Habiburokhman, politisi Gerindra yang pernah sesumbar akan lompat dari Monas apabila Teman Ahok mampu mengumpulkan 1 juta KTP. Ruhut juga belajar dari kasus Anas Urbaningrum yang berjanji akan gantung diri di Monas apabila dia mengambil uang negara. Masyarakat mengejar mereka untuk membuktikan janjinya. Ternyata keduanya ingkar janji, sama dengan Ruhut sekarang ini.

Yang menarik, Ruhut memilih untuk memotong kupingnya dan bukan menjadikan Monas menjadi obyek janji seperti halnya kedua politisi yang telah saya sebut sebelumnya. Mungkin Ruhut teringat kebijakan Ahok bahwa Monas tidak diizinkan untuk digunakan dalam kegiatan publik seperti perayaan Agama Islam. Atau mungkin Ruhut merasa kuping yang hilang tidak berpengaruh banyak atas kehidupannya. Kita semua tahu bahwa Ruhut hidup dari mulutnya. Ruhut tahu bahwa dia tidak perlu mendengar orang, yang terpenting omongan, umpatan dan makian khas dari mulut Ruhut. Saya jadi berpikir, mungkin saat sekolah dulu, hanya otak Ruhut yang mendapatkan pelajaran, tapi mulutnya tidak.

Apapun alasannya, Indonesia harus segera terbebaskan dari politisi-politisi Asbun seperti ini. Demokrat “selamat” karena Ruhut, salah satu kader kontroversialnya, sudah tidak ada. Duri dalam daging telah dikeluarkan. Sehingga Demokrat dapat tenang dan berpesta sekarang.

Di sisi Ahok, saya berkeyakinan berkat Ruhut, Ahok kalah. Mungkin tidak signifikan, tapi Ruhut sama sekali tidak memberikan dorongan untuk dapat mendongkrak suara Ahok. Jadi untuk apa ada Ruhut ?

Apabila sudah begini, saya menyarankan kepada Jokowi agar jangan menggunakan Ruhut sebagai Timses pada Pilpres mendatang. Ruhut hanya mendatangkan energi negatif dan bukan positif. Ruhut pasti akan merapat kepada Jokowi. Namun, saya yakin Jokowi cukup cerdas untuk memahami kapasitas Ruhut. Memahami untuk tidak menggunakan orang yang pasti akan berseberangan dengan akal sehat.

Ujung-ujungnya, lepas dari anggota DPR RI yang terhormat, Ruhut menjadi bukan apa-apa. Cukup tragis namun itulah kehidupan. Satu pesan saya untuk Ruhut : mulai saat ini, jagalah lisanmu… Karena mulutmu, harimaumu…

Ruhut, dimanakah kau berada
Rindu aku ingin jumpa
Meski lewat nada..

Oleh : Wiryawan Yudha (Kandidat Ph.D. di Australia)

politiktoday
0
4.2K
40
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan