First...

19 Januari 2016

Gua duduk di bangku taman yang panjang sendirian, mata gua menatap sekitar memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang. Mereka bersama keluarga, kekasih, teman, bahkan peliharaan. Gua duduk hanya seorang diri merenungi masa lalu yang telah terlewati begitu saja. Yah gua bukan menyesal, gua juga bukan bahagia. Gua hanya merasakan keindahan yang mereka rasakan, tapi mungkin itu hanya dari sudut pandang gua, karena yang sebenarnya mungkin mereka juga tidak bahagia.

Almarhum ibu gua selalu bilang "Jika suatu saat kamu menemukan seseorang yang kamu percaya, jangan pernah bohongi dia". Yah setiap gua mengingat kenangan akan almarhum ibu gua, rasanya air mata ini ingin menetes begitu saja. Dia telah lama pergi, mungkin dia sekarang bahagia disurga bersama malaikat. Ibu titip salamku ke malaikat ya, dan bilang ke malaikat jodoh, aku menginginkan dia. Aku menginginkan dia menjadi jodohku.

Hari ini adalah hari terakhir gua mengambil keputusan.....

Keputusan yang menentukan akan masa depan.....

Masa depan yang cerah atau masa depan yang kelam.....

Hari ini adalah hari dimana gua harus menentukan menuju cahaya atau kegelapan.....

Hari ini.....

*****

24 Desember 2010, 00.01

"Happy birthday Amor, happy birthday Amor, happy birthday happy birthday, happy birthday Amor."

Mendengar nyanyian itu gua terbangun dari mimpi indah, betapa terkejutnya gua karena sahabat gua sedang berdiri tepat di depan kamar koss gua membawa kue. Dia sendirian dan membuka pintu kamar koss gua, sejak kapan dia memegang kunci kossan gua. Sial gua belum pakai celana sekarang, tapi untung saja ada selimut yang menutupinya.

"Keluar sekarang Bella! Gua gak pake celana!" Teriak gua

Bella bukannya keluar dia malah menarik selimut gua dengan paksa, gua berusaha melawan dengan menarik selimut itu tetap melindungi tubuh gua.

"Woy! Gua malu!" Teriak gua lagi

"Punya lo kecil sih!" Kata Bella

Gua mencari cara agar gua terlepas dari siksaan ini, gua menatap kamar mandi gua. Dengan kecepatan penuh gua langsung berlari menuju kamar mandi gua dan menutup pintunya.

"Gua udah liat Mor! Punya lo kecil!" Teriak Bella

"Bodo amat Bel! Lo ngapain tengah malem kesini nyet!"

"Ini hari ulang tahun lo."

"Anjir, gua aja lupa."

Di dalam kamar mandi gua melihat ada celana pendek yang tergantung, gua memakai celana itu dan keluar dari kamar mandi menemui Bella.

"Jam berapa ini?" Tanya gua

"Setengah satu." Jawabnya

"Wah lo ini tengah malem bawa-bawa kue kaya gini, jadi enak gua." Goda gua

"Sial lo! Ini gua balas budi karena ketika gua ulang tahun lo bawain gua kue juga." Ucapnya

"Thank Bel"

"Masama"

*****

Bella Pratiwi Nugroho, perantauan dari Palembang dan untuk saat ini menetap di Depok. Gua dan Bella kenal ketika kami masih semester 1, berawal kami mendapat kerja kelompok untuk bahan presentasi di kelas. Gua dan Bella ketika semester 1 sekelas namun terpisah di semester 3. Gua dan Bella sama-sama mengambil jurusan Ilmu Politik di UI. Saat ini kami sendiri masih semester 3, yah awal persahabatan kami sangatlah lucu dan jika diceritakan bisa menghabiskan ribuan halaman, namun untuk saat ini gua masih menanggap Bella adalah sahabat gua. Ada beberapa orang yang pernah bilang ke gua, tidak mungkin jika dua orang yang berlainan jenis bersahabat, salah satu dari mereka tidak memendam rasa, tapi gua dan Bella membuktikan bahwa, kami adalah contoh yang menurut mereka tidak mungkin.

Di UI gua sudah lebih dari lima kali gonta ganti pacar dan semua itu adalah teman-teman Bella, yah biasa sifat pria sangat bisa ditebak. Melihat yang cantik akan pindah hatinya. Seperti yang diperkirakan, Bella di musuhi oleh mereka. Tapi bagi Bella itu tidak masalah, karena tetap ada gua disisinya. Bella pernah bilang ke gua "Wanita itu membingungkan dan saling menyembunyikan, tapi pria itu blak-blakan dan selalu perhatian". Bagi Bella suami yang baik adalah suami yang perhatian, tampan, dermawan, bijaksana, bertutur lembut, sopan, menghargai istrinya, jujur. Maka dari itu Bella mendekati gua, karena Bella mengincar teman gua yang mempunyai sifat itu, dan gua sebagai batu loncatannya. Awalnya memang begitu sebelum sebuah tragedi yang memilukan terjadi,

Selain dari tugas kelompok, ternyata Bella ada maksud tersembunyi ketika mendekati gua. Dia mendekati teman yang dekat dengan gua bernama Robby, Robby adalah anak yang pintar dan mempunyai semua kriteria yang diidam-idamkan Bella. Bella bertanya dimana rumah Robby, apa hobinya, apa kegiatannya, dan berapa kali dia ngupil dalam sehari, untung saja dengan sabar gua menjawab semua pertanyaanya. Rumah Robby di bumi, Hobinya bernafas, Kegiatannya berkedip, dan dia ngupil 3 kali sehari seperti minum obat. Kedekatan gua dan Bella pun semakin kental karena kejadian itu, tapi tiba-tiba kami mendengar berita yang sangat mengejutkan bahwa Robby ternyata adalah pembohong ulung, dia mendekati Bella dan tujuannya hanyalah mendapatkan tubuhnya Bella, namun Bella mengetahui semuanya sebelum dia berhasil melaksanakan akal bulusnya. First kiss Bella jatuh di tangan Robby, tapi ternyata Robby telah mempunyai seorang istri yang cantik. Rasa kecewa Bella begitu mendalam, dia selalu curhat dan ketika dia curhat dia memakan dua burger, tiga steak, 4 gelas coca-cola. Air matanya sudah keluar dari segala lubang, hidung, mulut, bahkan telinganya. Tapi dalam waktu yang sebentar Bella sudah dapat move on dan melupakan Robby, tapi dia mengubah pemikirannya, suami idaman adalah suami yang selalu jujur bukan seorang pembohong.

*****

"Tiup lilinnya dulu Mor." Kata Bella

Gua memejamkan mata dan meniup lilinnya.

"Apa harapan lo?" Tanya Bella

"Harapan gua? Entahlah gua juga tidak tahu apa yang baru saja gua harapkan."

Gua tersenyum ke arah Bella.

"Udah tua lo ya." Kata Bella

"Lo lebih tua dari gua."

Kami berdua tertawa lepas malam itu.

Harapan? Yah gua tidak tahu apa yang baru saja gua harapkan. Sesuatu yang sangat tidak mungkin, tapi tidak ada yang tidak mungkin, karena ketidakmungkinan adalah mitos dan semua di dunia ini adalah mungkin, kecuali memutar waktu. Dan pada akhirnya tetap saja ada sebuah ketidakmungkinan di dunia ini. Memutar waktu.