agayzjrAvatar border
TS
agayzjr
Miris, mahasiswi UIN Raden Patah gantung diri dengan jilbabnya sendiri
Lagi lagi mahasiswi kita emoticon-Cape d... emoticon-Cape d...


Meli Susanti (18), tewas gantung diri di rumah kontrakannya di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (25/4/2017 ) sekitar pukul 20.45 WIB. Mahasiswi perguruan tinggi negeri di Palembang asal Tanjungenim ini setelah pulang kuliah lalu masuk ke kamarnya, setelah itu mencopot jilbabnya yang biasa dia pakai ke kampus kemudian menggunakan jilbab tersebut yang dibentuk tali untuk mengikat lehernya ke terali jendela kamar tidur dan langsung melompat dari kursi kayu kecil sehingga korban langsung tewas. Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Cahyo Budi Siswanto, menjelaskan Meli dua tahun tinggal bersama rekannya Rara Ria (19) dan Tri Ayu (20) di kontrakan milik Ansyori (63). Beberapa lama sebelum Meli bunuh diri, kedua temannya pamit akan keluar untuk membeli makanan.

Mereka sempat menanyakan korban mau ikut atau cukup dibungkuskan makanan," Tapi korban menjawab tidak mau," ujar Cahyo kepada wartawan pada Rabu (27/4/2017). Tak berselang lama atau tepatnya sekitar pukul 20.45 WIB, kedua teman korban kembali ke kontrakan dan melihat pintu depan tidak terkunci. "Setelah berhasil dibuka, kedua teman korban yang juga berstatus saksi langsung menuju kamar korban. Tapi juga dalam keadaan terkunci," ujar dia. Selanjutnya, kedua teman korban tersebut langsung memanggil Ketua RT setempat dan warga untuk mendobrak pintu kamar korban. "Saat didobrak korban sudah tergantung dengan satu lembar jilbab milik korban warna putih abu-abu motif garis ke terali jendela kamar tidur," ungkap Cahyo. Jenazah korban selanjutnya dibawa petugas Polsek Kemuning ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel untuk dilakukan visum luar.

Disinggung motif korban nekad bunuh diri, dikatakan Cahyo, saat ini masih dalam proses penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi oleh petugas. Dari penyelidikan sementara pihak kepolisian, korban tewas karena gantung diri, sebab tidak ditemukan penganiayaan. Tubuh korban sudah terlihat membiru dan hidung mengeluarkan cairan berupa darah. Meli Susanti dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan jarang menceritakan permasalahan dirinya kepada orang lain. "Sepengetahuan saya dia (korban, red) tidak memiliki masalah baik utang-piutang maupun percintaan. Dia kuliah semester dua ambil jurusan fisika," ungkap Cahyo

SUMBER 1

Palembang-Ukhuwahnews.com |Ditemukan tewas bunuh diri dikamar kostnya beralamatkan di Jl. Letnan Simanjuntak Lr. Masjid RT. 09 RW. 04 Kel. Pahlawan Kec. Kemuning, Palembang, MS (18) Mahasiswa Jurusan Program Studi (Prodi) Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, semester dua Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang, sampai saat ini belum diketahui motif yang jelas mengenai bunuh diri yang dilakukan korban. Korban ditemukan gantung diri di terali jendela kamar tidurnya, dengan menggunakan jilbab berwarna putih abu-abu motif garis. Seusai olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum.

Saat ditemui oleh Kru Ukhuwah, Pukul 07:45 Rabu (26/04/2017), pemilik kontrakan, Sya’diah yang sedang sibuk membersihkan rumahnya, menceritakan kronologisnya kepada Kru Ukhuwah. Menurutnya, pada sore hari menjelang maghrib, MS masih bercanda bersama teman kostnya Rara Ria Ariska (19) dan Tri Ayu (18). Kemudian karena merasa lapar, pada pukul 19:45 Rara dan Ayu membeli makanan keluar kecuali MS. “Ayu dan Rara keluar membeli makanan kecuali MS yang tidak ikut keluar, kedua temannya sempat menanyakan kepada MS ‘ingin ikut keluar membeli makanan atau dibungkus saja’ kemudian MS menjawab, ‘tidak mau ikut karena diluar masih hujan dan banjir’. Sekitar Pukul 20:45 Rara dan Ayu kembali ke kontrakan, namun ketika akan masuk pintu depan kontrakan dikunci rapat. Ayu dan Rara terus berusaha membuka pintu dengan cara mengetuk pintu dan jendela,” kata Sya’diah.

Ia menambahkan, karena MS di dalam kontrakan tidak merespon panggilan dari teman-temannya, kemudian Ayu dan Rara menuju rumah pemilik kontrakan, Sya’diah dan Ansori, untuk meminjam kunci, dan menanyakan kepada Sya’diah, kemungkinan ia melihat MS keluar kontrakan atau tidak. Mendengar informasi tersebut, Syadiah mencoba menelpon MS berkali-kali namun tidak diangkat. Setelah sampai di tempat, kedua teman korban meminta bantuan kepada teman kontrakan disebelahnya, untuk mengintip dari sela lobang, dan terlihat kunci pintu. Karena merasa masih bisa dijangkau, kemudian Ayu dan Rara serta Mega teman sebelah kontrakan, mencoba menjatuhkan kunci pintu menggunakan alat seadanya dan mengambil kunci yang terjatuh dari ruang bawah pintu.

“Setelah pintu depan terbuka, Rara dan Ayu mencoba mencari MS di dalam kamar, namun ketika mencoba membuka pintu kamar ternyata pintu kamar juga terkunci rapat,” tuturnya. Melihat kondisi pintu kamar terkunci dari dalam, kemudian kedua teman korban mencoba mencari tahu melalui lobang yang ada di pintu kamar, dan kagetnya terlihat korban dalam posisi leher tergantung pada kain jilbab yang terikat di terali jendela kamar. Karena panik melihat kondisi korban yang tergantung di terali kamar, Rara secara spontan berteriak sehingga membuat tetangga yang berada di dekat kontrakan terkejut dan berdatangan ke kontrakan. Melihat kejadian tersebut, Cekwan selaku ketua RT 09 segera menghubungi Polisi Sektor (Polsek) Kemuning, setibanya Polsek Kemuning di TKP, pintu kamar kontrakan dibuka secara paksa.

Menurut Sya’diah, Mega tetangga kontrakan MS, saat kejadian tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan terdengar, hal tersebut karena ia sibuk mengerjakan tugas kuliah sambil menonton TV di ruang tengah. Sya’diah mengenang bahwa MS sebagai anak yang baik di kontrakan miliknya, ia selalu memperhatikan sikap keseharian anak-anak kostannya, MS lebih pendiam dibanding kedua temannya, Rara dan Ayu. “Terakhir saya melihat dia itu (MS), pagi Selasa (25/04/17) saat saya ajak mereka bertiga sarapan pagi di rumah, dia mengambil nasi goreng dan mi goreng,” ujar Sya’diah. Berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan, belum diketahui adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, saat ini masih menunggu hasil visum dari pihak forensik RS Bhayangkara Palembang.

Reporter : Itn

SUMBER 2

SUMBER 3

SUMBER 4

SUMBER 5

TKP









Sepertinya pendidikan konseling yang pernah diajarkan di SMP dan SMA perlu diadakan lagi sampai tingkat perguruan tinggi, bagaimana menurut agan-agan disini? Soalnya kasus kayak gini gak pernah ada habisnya.. Contohnya ini, ini lagi, ini lagi, kemudian ini, ini lagi..,belum lagi kasus-kasus lainnya yang nggak kecium media..

emoticon-Cape d... emoticon-Cape d...
Diubah oleh agayzjr 28-04-2017 12:37
0
31.2K
239
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan