zakariaansoriAvatar border
TS
zakariaansori
Belajar dari penjual nasi padang ini.. Ternyata dia 'kaya'.
Belajar dari penjual nasi padang ini.. Ternyata dia 'kaya'.


Cerita guru saya kepada saya....


Beberapa waktu yang lalu, saya makan siang bareng keluarga ( istri & anak ) di rumah makan nasi padang. Kebetulan saat itu istri gak masak. Jadi nasi padang pilihannya.

Selain murah, enak, tentu aja cepat. Gak perlu proses dulu, dihidangkan dan tinggal santap. Simple.

Tak biasanya, hari itu saya memesan sop jando. Padahal jarang makan sop jando.

Namun, karena cukup menggoda dari visualnya, sopnya masih panas ( ngebul - ngebul ). Jadilah lapar mata. Sikaaat...

Saya makan dengan ayam bakar, kuah rendang, tambah kuah - kuah khas padang, belum lagi sambal ijonya, lengkap dengan daun singkong ( awas ngiler ).

Plus dengan sop jando panas. Segeeerr.. ditambah minum es jeruk. Wah pokoknya lengkap! Perut makin sehat aja kayaknya emoticon-Big Grin

Istri saya mungkin karena jaim, dia hanya pilih rendang dan kuah - kuah saja. Nasi pun setengahnya. Beda dengan saya yang nasi segambreng.. emoticon-Big Grin


Baiklah.. bukan itu sebenarnya yang ingin saya ceritakan di postingan kali ini.


Setelah selesai makan, kemudian saya menuju kasir.. disambutlah oleh pemilikinya langsung ( Uda ) yang ruamah kebangetan. Pantes aja rumah makannya ramai. Selain enak, ramahnya kebangetan.

Saya menyebutkan apa aja yang dimakan..

Tak tik tuk tak tik tuk ( si Uda menghitung pakai kalkulator ). Sekian puluh ribu kata beliau. Dan saya bayar..

"Makasih yaaa.."

Begitu penutup dari beliau.

Kami pun ( Saya, Istri & Anak ), keluar dari restoran dan beranjak pergi.


Setelah di dalam mobil, saya spontan istighfar. "Astagfirullaaah.."

"Kenapa By?" Tanya istri saya heran. "Itu sop jandonya belum dihitung.. tadi Aby kan makan sop jando, belum dihitung. Aduh malu.. Harus balik lagi ke si Uda". Jawab saya.

Ya benar! Saya lupa belum bayar sop jando yang dimakan. Jadi tadi gak kehitung.. Karena lupa.

Bergegaslah balik lagi ke kasir, menemui Uda ( Pemilik resto naspad ).


"Da, maaf tadi saya lupa.. belum bayar sop jandonya. Tadi gak disebutin. Maaf ya uda.. Jadi berapa sop nya?"

Dan beliau menjawab :

"Iya gapapa dek, namanya manusia.. mungkin lupa. Yang penting saya ikhlas dek..."

Dhuaaar!!

Kalimatnya sederhana, klasik, sering terdengar sehari - hari, tapi kali ini beda. Yang bicara seorang pedagang.

Dimana, persis saya pun pedagang.

Langsung mikir, selama ini jualan mikirnya omset, profit, naikin margin, dst.. Sementara penjual nasi padang tadi, dia melakukan semuanya dengan 'ikhlas'.

Persis seperti pepatah Aa Gym "Ikhlas itu semata - mata hanya untuk Allah.. bukan yang lain".

Ya, bukan untuk alasan lain. melainkan utk amal ibadah yang benar - benar Lillah..


.. TERDIAM SEJENAK.

Setelah itu, saya cari tahu tentang ikhlas ini.. terkejut! hati dicabik - cabik, ketakutan!

Ternyata, orang - orang yang pertama kali dilempar ke neraka adalah mereka yang melakukan amal di dunia ini tidak dilandasi 'KEIKHLASAN'.

Bukan karena Allah semata, tp ada niat lain ( walaupun kecil, terselip di dalam hati ).

Seperti berharap pujian, berharap dunia, berharap sanjungan, dan harapan - harapan lainnya, selain berharap kepada Allah..


Naudzubillah..

Bisnis ini urusannya panjang.


Bisnis yang kaya, ternyata bukan terletak di seberapa besar 'omset'. Namun, seberapa besar 'KEIKHLASAN'.

Terimakasih Uda.. melalui makan siang itu, Uda berhasil menasihati saya secara tersirat.
0
1.1K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan