Kenapa Beda Negara beda Colokan Listrik?

Buat hipster muda kekinian yang doyan nge-blog atau nge-vlog, kesempatan jalan ke luar negeri pasti dimanfaatkan buat mengabadikan momen sebanyak-banyaknya. Tapi apa jadinya kalau sudah bawa seperangkat gadget canggih, tapi ternyata tidak bisa di-charge gara-gara steker yang kamu punya berbeda dengan stopkontak di negara tujuan? Repot juga kan? Untuk itu, kali ini mari kita cari tahu kenapa steker dan stopkontak di berbagai negara bisa berbeda-beda.
Quote:
Cekidot versi animasinya gan ( biar lebih ngerti!):
Quote:
Quote:
Untuk hidup yang lebih baik, inovasi terus berlanjut!
Namun seperti biasa, kenekatan berbanding lurus dengan kecelakaan. Demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti korsleting, diciptakanlah variasi steker dan stopkontak 3 pin untuk menetralkan suplai listrik ke tanah. Dan namanya juga masih barang baru, boomingnya barang-barang elektronik rumah tangga bikin banyak orang jadi pengen bereksperimen. Seiring dengan berjalannya waktu, model-model Steker saingan yang mengaku lebih aman terus bermunculan.

Demi mengatasi kegalauan steker-stopkontak dunia, akhirnya terbentuklah Komite Teknik Elektro Internasional. Tugas IEC ini terutama adalah menetapkan standar steker-stopkontak yang bisa dipakai secara universal.

Sayangnya, usaha mereka harus tersendat sementara gara-gara tetek bengek politis semasa Perang Dunia. Tapi setelah perang berakhir, aneka jenis steker-stopkontak tahu-tahu telah merajalela. Sekarang saja, setidaknya ada 200 jenis Steker-stopkontak berbeda di seluruh dunia! Padahal, jumlah negara yang diakui PBB saja cuma ada 193. Lantas, bagaimanakah kelanjutan nasib IEC berikutnya?

Quote:
Upaya standarisasi ternyata kurang berhasil…
Walau, halangan, rintangan membentang, IEC rupanya tetap meneruskan proyeknya, hingga singkat cerita, ditetapkanlah colokan tipe N sebagai standar colokan internasional! Tapi apa boleh dikata, standar colokan ini tidak begitu digubris banyak negara, mungkin kecuali Brazil. Alasannya, tiap-tiap negara sudah keburu menetapkan standar daya, tegangan, dan arus listrik masing-masing, dengan mengacu pada 2 standar voltase internasional, yaitu Amerika Utara dan Eropa.

Quote:
Polemik Steker-stopkontak yang ternyata ga simpel...
Asal tahu saja, meminta semua negara sedunia biar bisa kompak soal kelistrikan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Masalahnya bukan cuma ada di ego tiap-tiap negara, konspirasi mamarika, atau bahkan aneka industri barang elektronik. Soalnya, mereka pasti masih bisa lah kalau harus menyesuaikan produknya sesuai pasar. Bagaimanapun, mau secanggih apa pun colokan kita, percuma saja kalau tidak ada soket yang bisa dicolok.

Padahal, soket tersebut pastinya menyatu dengan sistem kelistrikan yang terhubung ke seluruh banggunan. Jadi, kalau kita mau menyeragamkan sistem soket dan colokan secara internasional, otomatis kita harus merombak hampir semua gedung di seluruh dunia kan? Bayangkan saja, berapa duit yang harus dikeluarkan dan berapa mangkuk bakso yang bisa kita beli pakai duit sebanyak itu…


Jadi, kalau nanti ketemu pelancong vlogger mancanegara yang bingung waktu mau nyolok gadget, jangan cuma ditertawakan ya! Ajaklah buat beli colokan universal di toko elektronik terdekat. Siapa tahu kita bisa ikut nampang di vlognya nanti. Atau agan pernah mengalami hal serupa ketika melancong ke luar negeri?
Jangan lupa cendolnya ya gan 

LINK URL BLOG
Sumber