Sejumlah pembantaian telah diakui ada & bahkan pihak pelakunya sendiri, contohnya saja Jerman terhadap Pembantaian Namibia. Namun masih saja ada pembantaian yang oleh pihak pelaku yang, jangankan meminta maaf, keberadaan pembantaiannya pun tidak diakui, entah mungkin karena demi menjaga nama baiknya atau karena modus lainnya. Berikut adalah beberapa pembantaian terkenal yang banyak disangkal keberadaannya:

Holokaus, yang merupakan sebuah pembantaian terhadap lebih dari 6 juta orang Yahudi oleh Nazi, disangkal keberadaannya dengan alasan bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan massal di kamp-kamp konsentrasi. Mereka yang percaya akan hal ini biasanya menuduh bangsa Yahudi atau kaum Zionis mengetahui hal ini dan mengadakan konspirasi untuk mendukung agenda politik mereka. Karena Holocaust dianggap ahli-ahli sejarah sebagai salah satu kejadian paling banyak didokumentasikan dalam sejarah, pandangan-pandangan ini tidak dianggap kredibel, dengan organisasi-organisasi seperti American Historical Association mengatakan bahwa Holocaust denial sebagai "at best, a form of academic fraud." Pernyataan holocaust denial di muka umum adalah pelanggaran hukum di sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.

Para penyangkal Genosida Armenia, yang merupakan genosida sistematis terencana terhadap 1.5 juta orang Armenia pada Perang Dunia I, oleh pemerintahan Utsmaniyah, biasanya memandang konsensus akademik dari sebuah genosida sebagai propaganda anti-Turki atau sebagai sebuah konspirasi yang disebarkan oleh bangsa Armenia, dengan mengklaim bahwa peristiwa tersebut tidak terjadi atau bahwa entah bagaimana dibenarkan pada saat itu. Penyangkalan genosida, termasuk Genosida Armenia, secara resmi dilarang di Italia, Swiss, Yunani, Siprus (Selatan) dan Slowakia. Saat ini, hanya pemerintah Turki dan Azerbaijan yang menyangkal keberadaan peristiwa genosida Armenia. Beberapa negara lainnya, yang paling kontroversial Amerika Serikat (dilakukan oleh lobi Turki dan Liga Anti-Defamasi) dan Israel, menghindari pengakuan bahwa peristiwa tersebut sebagai sebuah genosida secara resmi untuk menghindari ketegangan hubungan dengan Turki. Pemerintah Turki sering mengancam dan menekan pemerintah lainnya untuk menghindari mereka dari menggunakan kata genosida.

Pembantaian Nanking, peristiwa dimana pasukan Kekaisaran Jepang membantai ratusan ribu prajurit dan warga sipil Tiongkok pada Perang Tiongkok-Jepang Kedua, merupakan sebuah peristiwa yang sangat kontroversial dalam hubungan Jepang dengan Tiongkok. Penyangkalan tersebut dianggap sebagai sudut pandang revisionis dan tidak diterima dalam pembelajaran akademik umum, termasuk beberapa pembelajaran akademik Jepang. Penyangkalan tersebut merupakan salah satu misi utama dari lobi berpengaruh Nippon Kaigi, sebuah organisasi revisionis yang diklaim memiliki 35,000 anggota, termasuk 15 dari 18 anggota pemerintah setelah reshuffle 2014, termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe sendiri.

Penyangkal Genosida Kamboja, yang diekspresikan oleh beberapa akademisi Barat yang mengklaim kearoganan pemerintah Khmer Merah (1975-1979) di Kamboja, dianggap terlalu dilebih-lebihkan. Beberapa cendekiawan Kamboja dan intelektual, yang menentang keterlibatan AS di Perang Vietnam, menyangkal atau mengecilkan pelecehan hak asasi manusia dari Khmer Merah, menyebut informasi yang adalah sebagai "dongeng yang dikisahkan oleh para pengungsi" dan propaganda AS. Mereka memandang kenaikan kekuasaan komunis Khmer Merah sebagai perkembangan positif bagi rakyat Kamboja yang terkena dampak Perang Vietnam dan Perang Saudara Kamboja. Dengan bukti kuat (termasuk penemuan lebih dari 20,000 kuburan massal) dari sejumlah besar korban tewas—sekitar satu sampai tiga juta—orang Kamboja yang disebabkan oleh Khmer Merah, penyangkalan, penyangkal dan peminta maaf kebanyakan menghilang, meskipun ketidaksepakatan jumlah sebenarnya dari korban Khmer Merah masih berlanjut.

Genosida Rwanda juga dianggap tak terjadi atau tak seperti yang dijelaskan oleh para sarjana. Genosida Rwanda banyak dikenal oleh para sarjana genosida sebagai salah satu genosida modern terbesar, sesuai dengan beberapa sumber yang memberikan jumlah korban tewas sebagai bukti rencana terorganisir dan sistematis untuk mengeliminasi korban. Penyangkalan genosida Rwanda adalah sebuah kejahatan di Rwanda.

Kalo yang ini sebetulnya gak terlalu ke arah penyangkalan juga sih (meskipun ada yang nyangkal juga) tapi lebih kearah menutup-nutupi. Pembantaian yang katanya dilakukan terhadap kaum komunis ini (nggak tau deh bener-bener komunis yang kena atau bukan, tapi katanya org yg cuman dituduh komunis doank jg ikut kena) telah banyak dihilangkan dari buku pelajaran sejarah Indonesia dan sebagai gantinya banyak menyoroti pembunuhan para jenderal pahlawan revolusi yang dibunuh PKI. Namun pada 2015, Presiden Joko Widodo dikabarkan berencana memberikan ucapan minta maaf terhadap PKI atas terjadinya pembantaian 1965, namun, Jokowi kemudian menegaskan bahwa ia tidak berpikiran untuk meminta maaf kepada PKI melainkan untuk korban pelanggaran HAM.