- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Surat Cerai Belum Terbit PIL Sudah Nyosor Duluan


TS
duomiloser
Surat Cerai Belum Terbit PIL Sudah Nyosor Duluan
Quote:
ROHIBI, 35, agaknya sudah ngebet banget. Meski kekasih gelapnya sudah bercerai tapi surat belum terbit, sudah nyosor duluan. Ketika Bu Guru Heni, 33, kelonan dengan Rohibi, satpam sekolahnya, langsung digerebek. Dalam pemeriksaan terungkap keduanya sudah lama pacaran, sejak rumahtangga Heni konflik.
Pacari janda produk perceraian, mestinya tunggu setelah surat cerai itu resmi turun, baru ada eksekusi.
Rohibi warga Tanjung Redeb (Kaltim), mendengar kabar Heni gendakannya sudah berhasil cerai dengan suaminya, buruan dia ngajak kencan. Pikirnya aman, karena sudah bukan milik seseorang. Tapi bekas suaminya apa mau diperlakukan seperti itu? Pasti harus tunggu sampai ada yuridis formilnya dulu, dong!
Bu Heni adalah guru SMP di Tanjung Redeb. Meski di rumah ada suami, dia suka main mata dengan Rohibi yang menjadi Satpam di sekolahnya. Maklum, meski pekerjaan hanya Satpam, Rohibi ini orangnya lumayan ganteng, dan suaranya ngebas (bariton).
Terus terang Bu Guru Heni tertarik juga pada Mas Satpam ini. Pikirnya: tongkrongannya saja bagus, apa lagi “tangkringan”-nya pasti sangat mengagumkan. Ibarat minum obat, bisa dua kali seminggu sesendok makan. Maka ketika Satpam Rohibi menggoda dirinya, dilayani saja asalkan timingnya tepat. Maklum, Heni kan juga harus menjaga citra di depan murid dan kalangan guru di sekolahnya.
Sejak setahun lalu Heni – Rohibi berhubungan, tapi rupanya baru sebatas jalan bareng, telepon-teleponan dan makan bareng. Untuk tidur bareng kayaknya belum. Jadi ibarat bangunan sebuah rumah, permainan Rohibi baru sekitar emperan saja, belum sampai masuk kamar dalam.
Namun begitu lama-lama kabas miring itu sampai juga ke telinga suaminya, Handoko, 40. Sejak itu hubungan rumahtangganya jadi retak. Meski serumah tapi sudah tidak seranjang lagi. Gencatan senjata berkepanjangan pun terjadilah, tapi DK PBB tak bisa apa-apa, lha wong juga tak pernah dilaporkan dan disidangkan di New York sana.
Tak nyaman rumahtangga seperti itu Handoko pun menggugat cerai istrinya di Pengadilan Agama. Setelah melalui sidang berulangkali, akhirnya gugatan cerai itu dikabulkan. Putus sudah hubungan suami istri Handoko – Heni. Cuma surat bukti perceraian itu belum bisa terbit hari itu juga.
Kabar gembira itu disampaikan Heni kepada Rohibi selaku PIL-nya, yang kini sudah tidak menjadi satpam di kantornya. Tentu saja Rohibi senang sekali, sehingga ingin merayakan percerain itu lewat kencan resmi, toh sudah tak ada yang punya ini. Sudah lama koalisi kok tidak ada eksekusi. Heni pun tak keberatan, sehingga keduanya cari sebuah kamar di rumah Jalan Pulau Panjang, Tanjung Redeb.
Tapi sial rupanya, kencan diam-diam itu terdeteksi oleh Handoko pemegang domain. Maka dengan mengajak sejumlah penduduk setempat, diadakan penggerebekan itu. Keduanya tertangkap basah ketika sedang “eksekusi”. Keduanya langsung digelandang ke Polres Tanjung Redeb. Dalam pemeriksaan Rohibi mengakui, berani mengencani Heni karena statusnya sudah janda.
Memangnya sepeda, surat belum beres main cemplak saja.
http://poskotanews.com/2017/04/22/su...nyosor-duluan/
Pacari janda produk perceraian, mestinya tunggu setelah surat cerai itu resmi turun, baru ada eksekusi.
Rohibi warga Tanjung Redeb (Kaltim), mendengar kabar Heni gendakannya sudah berhasil cerai dengan suaminya, buruan dia ngajak kencan. Pikirnya aman, karena sudah bukan milik seseorang. Tapi bekas suaminya apa mau diperlakukan seperti itu? Pasti harus tunggu sampai ada yuridis formilnya dulu, dong!
Bu Heni adalah guru SMP di Tanjung Redeb. Meski di rumah ada suami, dia suka main mata dengan Rohibi yang menjadi Satpam di sekolahnya. Maklum, meski pekerjaan hanya Satpam, Rohibi ini orangnya lumayan ganteng, dan suaranya ngebas (bariton).
Terus terang Bu Guru Heni tertarik juga pada Mas Satpam ini. Pikirnya: tongkrongannya saja bagus, apa lagi “tangkringan”-nya pasti sangat mengagumkan. Ibarat minum obat, bisa dua kali seminggu sesendok makan. Maka ketika Satpam Rohibi menggoda dirinya, dilayani saja asalkan timingnya tepat. Maklum, Heni kan juga harus menjaga citra di depan murid dan kalangan guru di sekolahnya.
Sejak setahun lalu Heni – Rohibi berhubungan, tapi rupanya baru sebatas jalan bareng, telepon-teleponan dan makan bareng. Untuk tidur bareng kayaknya belum. Jadi ibarat bangunan sebuah rumah, permainan Rohibi baru sekitar emperan saja, belum sampai masuk kamar dalam.
Namun begitu lama-lama kabas miring itu sampai juga ke telinga suaminya, Handoko, 40. Sejak itu hubungan rumahtangganya jadi retak. Meski serumah tapi sudah tidak seranjang lagi. Gencatan senjata berkepanjangan pun terjadilah, tapi DK PBB tak bisa apa-apa, lha wong juga tak pernah dilaporkan dan disidangkan di New York sana.
Tak nyaman rumahtangga seperti itu Handoko pun menggugat cerai istrinya di Pengadilan Agama. Setelah melalui sidang berulangkali, akhirnya gugatan cerai itu dikabulkan. Putus sudah hubungan suami istri Handoko – Heni. Cuma surat bukti perceraian itu belum bisa terbit hari itu juga.
Kabar gembira itu disampaikan Heni kepada Rohibi selaku PIL-nya, yang kini sudah tidak menjadi satpam di kantornya. Tentu saja Rohibi senang sekali, sehingga ingin merayakan percerain itu lewat kencan resmi, toh sudah tak ada yang punya ini. Sudah lama koalisi kok tidak ada eksekusi. Heni pun tak keberatan, sehingga keduanya cari sebuah kamar di rumah Jalan Pulau Panjang, Tanjung Redeb.
Tapi sial rupanya, kencan diam-diam itu terdeteksi oleh Handoko pemegang domain. Maka dengan mengajak sejumlah penduduk setempat, diadakan penggerebekan itu. Keduanya tertangkap basah ketika sedang “eksekusi”. Keduanya langsung digelandang ke Polres Tanjung Redeb. Dalam pemeriksaan Rohibi mengakui, berani mengencani Heni karena statusnya sudah janda.
Memangnya sepeda, surat belum beres main cemplak saja.
http://poskotanews.com/2017/04/22/su...nyosor-duluan/
damai duluu gaaannnsss..

tolong sumbang mulus ye

0
12.3K
Kutip
75
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan