- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kegilaan Massal Ahoker


TS
babi..radikal
Kegilaan Massal Ahoker
Menurut Victoria Lemle Beckner, "Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) is one of the most difficult conditions for anyone to bear."
Saya tau, pastilah berat bagi Ahoker menerima fakta pilgub. Sakitnya tuh di sini. Nyesek. Malu. Mau ditaro di mana muka mereka. Duuuh, ngga bisa dibayangin rasanya.
Seperti penderita PTSD lain, Ahoker jadi gampang marah dan tiba-tiba punya problem kecemasan (anxiety). Mereka merasakan unexplained aches and pains (rasa sakit aneh). Mereka jadi sulit konsentrasi, gairah kerja turun, ketagihan bikin video absurd dan nyepam status galau. Ada Ahoker setengah tanpa busana bikin video mengutuki warga DKI sambil hambur-hamburin duit receh. Keoknya Ahok memperburuk mental health issues mayoritas Ahokers.
Tak bisa dipungkiri, Ahoker menderita post defeated syndrome akut. Ada lima ciri khasnya
Pertama: Anger atau Marah. Ahoker tersentak. Ngga percaya Ahok kalah telak. Ekspresinya adalah kalimat "How did we loose it". Hasil pilgub memang rada jaw dropping. Ahoker melongo, mulutnya mengangah. Mereka nyaris gila. Tak bisa menerima kenyataan.
Di hari kedua pasca kekalahan, Ahoker mengalami: Depression.
Mereka butuh aktifitas soul-searching. Ada yang saling berpelukan, sambil bercucuran air mata. Ada yang masuk kamar sambil teriak-teriak. Histeris. Ahoker tipe moaning moaner menangis di depan tv screen menonton hasil rekapitulasi data KPU. Suara Ahok Jarot semakin terjun bebas.
Silent type Ahoker akan diam-diam berdoa. Menghadap Tuhan dalam kamar gelap. Segelap hati mereka yang patah. Kasian.
Pesan saya, sebaiknya Ahoker menghindari diri dari mendengar celoteh Jamie Redknapp. Coz, dia akan membuat Ahoker lebih frustasi. He is telling you how shit your "timses" dari PDIP, Golkar, Nasdem berbaju kotak-kotak. Jangan dengarkan yo. He will only push you further down into your pit of depression.
Setelah dua tahap marah-marah dan depresi, para penderita post defeated syndrome akan masuk tahap selanjutnya. Tahap ketiga adalah HOPE, atau nyari-nyari pembenaran.
Benerkan? Mayoritas Ahoker merilis banyak alasan kekalahan Ahok. Sekenanya. Seenaknya. Ngasal. Ada yang saling tuding, cakar-cakaran di antara mereka sendiri. Ngakak. Pokoknya lucu deh liat tingkah Ahoker mental illness.
Alasan mereka seputar, Tuhan punya rencana lain. Bad luck, cheating opposition, Ahok mau dijadiin menteri dan lain-lain dan sebagainya. Banyak deh. Intinya, ngareeep.
Lalu, Stage Four: Bargaining. Ahoker, macam GM, menggunakan awalan kalimat "kalau saja, kalau saja". Misalnya, Kalau saja Anies ngga mainin isue SARA, Ahok bakal menang...bla, bla, bla. Padahal yang paling mainin SARA ya Ahoker. Di tahap ini, Ahoker seakan mulai bisa terima kenyataan. Walau masi tetep gagal move on. Karena closing statemennya masih bilang Ahok is still the best. GM bilang prestasi Ahok tak tertandingi.
NGAKAAAKKK...!!
http://politik.rmol.co/read/2017/04/...Massal-Ahoker-
Saya tau, pastilah berat bagi Ahoker menerima fakta pilgub. Sakitnya tuh di sini. Nyesek. Malu. Mau ditaro di mana muka mereka. Duuuh, ngga bisa dibayangin rasanya.
Seperti penderita PTSD lain, Ahoker jadi gampang marah dan tiba-tiba punya problem kecemasan (anxiety). Mereka merasakan unexplained aches and pains (rasa sakit aneh). Mereka jadi sulit konsentrasi, gairah kerja turun, ketagihan bikin video absurd dan nyepam status galau. Ada Ahoker setengah tanpa busana bikin video mengutuki warga DKI sambil hambur-hamburin duit receh. Keoknya Ahok memperburuk mental health issues mayoritas Ahokers.
Tak bisa dipungkiri, Ahoker menderita post defeated syndrome akut. Ada lima ciri khasnya
Pertama: Anger atau Marah. Ahoker tersentak. Ngga percaya Ahok kalah telak. Ekspresinya adalah kalimat "How did we loose it". Hasil pilgub memang rada jaw dropping. Ahoker melongo, mulutnya mengangah. Mereka nyaris gila. Tak bisa menerima kenyataan.
Di hari kedua pasca kekalahan, Ahoker mengalami: Depression.
Mereka butuh aktifitas soul-searching. Ada yang saling berpelukan, sambil bercucuran air mata. Ada yang masuk kamar sambil teriak-teriak. Histeris. Ahoker tipe moaning moaner menangis di depan tv screen menonton hasil rekapitulasi data KPU. Suara Ahok Jarot semakin terjun bebas.
Silent type Ahoker akan diam-diam berdoa. Menghadap Tuhan dalam kamar gelap. Segelap hati mereka yang patah. Kasian.
Pesan saya, sebaiknya Ahoker menghindari diri dari mendengar celoteh Jamie Redknapp. Coz, dia akan membuat Ahoker lebih frustasi. He is telling you how shit your "timses" dari PDIP, Golkar, Nasdem berbaju kotak-kotak. Jangan dengarkan yo. He will only push you further down into your pit of depression.
Setelah dua tahap marah-marah dan depresi, para penderita post defeated syndrome akan masuk tahap selanjutnya. Tahap ketiga adalah HOPE, atau nyari-nyari pembenaran.
Benerkan? Mayoritas Ahoker merilis banyak alasan kekalahan Ahok. Sekenanya. Seenaknya. Ngasal. Ada yang saling tuding, cakar-cakaran di antara mereka sendiri. Ngakak. Pokoknya lucu deh liat tingkah Ahoker mental illness.
Alasan mereka seputar, Tuhan punya rencana lain. Bad luck, cheating opposition, Ahok mau dijadiin menteri dan lain-lain dan sebagainya. Banyak deh. Intinya, ngareeep.
Lalu, Stage Four: Bargaining. Ahoker, macam GM, menggunakan awalan kalimat "kalau saja, kalau saja". Misalnya, Kalau saja Anies ngga mainin isue SARA, Ahok bakal menang...bla, bla, bla. Padahal yang paling mainin SARA ya Ahoker. Di tahap ini, Ahoker seakan mulai bisa terima kenyataan. Walau masi tetep gagal move on. Karena closing statemennya masih bilang Ahok is still the best. GM bilang prestasi Ahok tak tertandingi.
NGAKAAAKKK...!!
http://politik.rmol.co/read/2017/04/...Massal-Ahoker-





0
5.2K
43


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan