- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
15 Pendapat Para Ahli tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


TS
super.gamer
15 Pendapat Para Ahli tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

ngoahaha
ada yg terguncang hebat gara2 tau fakta NENEK MOYANG NEGARA INI DARI YUNNAN (CHINA)
kasih lu tau saja
ga penting bagi gw cendol atau bata
yg penting FAKTA



Quote:
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia hingga kini sebetulnya masih menjadi perdebatan bagi para ahli sejarah (sejarawan). Masing-masing dari mereka memberikan teori, bukti, argumen, dan alasan dari pendapat mereka untuk memperoleh pembenarannya sendiri. Kendati begitu, ada satu pendapat yang memperoleh dukungan paling kuat karena alasannya dapat dibuktikan secara logis dengan bukti-bukti sejarah yang sudah terverifikasi. Ya, pendapat itu adalah pendapat dari seorang sejarawan asal Belanda, Van Heine Geldern. Untuk mengetahui bagaimana kisah asal usul nenek moyang bangsa Indonesia sesuai versi Geldern, Anda dapat menyimak ulasannya di sini.

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Kendati sudah ada pendapat tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang paling beralasan kuat. Kita tentu perlu tahu beberapa pendapat ahli sejarah lainnya, karena siapa tahu pendapat-pendapat mereka itulah yang merupakan sebuah kebenaran. Yang namanya sejarah itu hanya berdasar pada duga dan kira, kebenaran absolut bukankah hanya tuhan yang tahu. Nah berikut ini adalah 15 pendapat ahli sejarah tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang berhasil kami rangkum dari beberapa sumber. Silakan disimak.
1. Pendapat Drs. Moh.Ali
Drs. Moh. Ali beranggapan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia bersumber dari daerah Yunan, Cina. Anggapan ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang menyebut jika bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat kala itu. Mereka kemudian pindah ke selatan, ke pulau-pulau di Austronesia termasuk Indonesia. Ali berpendapat jika nenek moyang orang Indonesia berasal dari hulu sungai besar yang berada di daratan Asia, mereka berdatangan ke Indonesia dengan cara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung sejak 3.000 sampai 1.500 SM (Proto Melayu) sedangkan gelombang kedua terjadi pada 1.500 sampai 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri kelompok yang datang pada gelombang pertama adalah mereka masih berkebudayaan Neolitikum dengan tipe perahu bercadik-satu sebagai alat transportasi menyeberangi lautan, sedangkan orang-orang gelombang kedua memakai perahu bercadik-dua.

2. Pendapat Prof. Dr. H. Kern
Prof. Dr. H. Kern berpendapat bila nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Ilmuan asal Belanda ini menyebut jika hasil penelitiannya menunjukan bahwa bahasa-bahasa yang dipakai oleh suku-suku di Indonesia, Mikronesia, Polinesia, dan Melanesia, mempunyai akar yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Dengan fakta itu, ia menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari satu daerah yang sama dengan bangsa-bangsa lain di wilayah Austronesia. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju ke kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
3. Pendapat Willem Smith
Untuk menentukan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, Willem Smith melakukan identifikasi terhadap bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa di sekitar Asia. Berdasarkan penelitiannya, ia kemudian mengelompokan bahasa di sekitar Asia menjadi 3 bagian yaitu, bahasa Togon, bahasa Jerman, dan bahasa Austria. Nah, Indonesia sendiri bersama dengan Melanesia, dan Polinesia digolongkan ke dalam penggunaan bahasa Austria.
4. Pendapat Prof. Dr. Sangkot Marzuki
Prof. Dr. Sangkot Marzuki menyebutkan jika nenek moyang bangsa Indonesia memiliki asal usul dan keterkaitan dengan Austronesia dataran Sunda. Ini didasari oleh penelusuran terkait DNA fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia. Atas dasar itu, ia kemudian menyanggah pendapat Van Heine Geldern yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Menurutnya, Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus yang ditemukan sebagai manusia purba saat itu tidak memiliki signifikasi dengan DNA manusia Indonesia zaman sekarang. Menurutnya, mereka punah dan diganti oleh manusia species baru, yang berasal dari Afrika.
5. Pendapat Van Heine Geldern
Pendapat Van Heine Geldern sebetulnya tak jauh beda dengan pendapat Kern. Ia menganggap jika bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari Asia Tengah. Kendati lebih baru dibanding dengan teori yang diajukan Kern, pendapat dan teori Geldern lebih dapat dipercaya karena didukung oleh penemuan beberapa artefak, dan benda-benda sejarah lainnya yang ditemukan di Indonesia memiliki kesamaan dengan benda-benda sejarah yang ditemukan di daratan Asia.
6. Pendapat Prof. Mohammad Yamin
Prof. Mohammad Yamin menentang semua teori-teori yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia justru berasal dari luar Indonesia. Menurut beliau, orang Indonesia saat ini benar-benar asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia justru malah meyakini jika ada sebagian bangsa dan suku di luar negeri yang nenek moyangnya berasal dari Indonesia. Landasan pemikiran yang menjadi dasar Yamin adalah banyaknya temuan fosil dan artefak di Indonesia yang lebih lengkap dibanding daerah lain di Asia. Contohnya, temuan fosil Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang tidak diketemukan di daerah-daerah lain di Asia termasuk Asia Tenggara (Indochina).
7. Pendapat Prof. Dr. Krom
Prof. Dr. Krom mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah keturunan asli orang-orang China Tengah. Hal ini didasari pemikiran sederhana, yaitu karena di Cina Tengah banyak sekali terdapat sungai besar. Sebagian dari mereka menyebar ke seluruh kawasan Indonesia pada zaman batu tua (sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM).
8. Pendapat Dr. Brandes Dr. Brandes berpendapat jika suku-suku yang mendiami kepulauan Indonesia mempunyai kesamaan secara etnik, fisik, maupun bahasa dengan beberapa bangsa yang mendiami daerah-daerah yang melintang dari utara di Pulau Formosa (Taiwan), barat di Pulau Malagasi (Madagaskar), selatan di Jawa dan Bali; serta timur di tepi pantai barat Amerika.
9. Pendapat Hogen Hogen berpendapat bahwa bangsa yang mendiami pesisir Melayu di Sumatera beramilasi secara genetik dengan bangsa Mongol yang datang pada gelombang pertama (Proto Melayu dan Deutro Melayu).
10. Pendapat Max Muller
Max Muller berpendapat secara lebih spesifik. Ia menyebut jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari semenanjung Asia Tenggara. Kendati begitu, alasan Muller ini tidak didukung alasan yang jelas dan terverifikasi.
11. Pendapat Mayundar
Mayundar berasumsi bahwa bangsa-bangsa Austronesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah berasal dari India. Mereka menyebar ke beberapa wilayah di Indocina, ke Indonesia, dan akhirnya ke Asia Pasifik. Asumnsi Mayundar ini didukung hasil penelitiannya yang menyebut jika bahasa Austria adalah bahasa Muda di kawasan India bagian timur.
12. Pendapat Mens
Mens berpendapat bangsa Indonesia sebetulnya berasal dari keturunan Mongol yang terdesak akibat keberadaan bangsa bangsa lain yang lebih kuat. Mereka kemudian bermigrasi secara besar-besaram ke arah selatan termasuk ke kawasan Indonesia
13. Pendapat Sultan Takdir Alisyahbana
Sultan Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bernenekmoyangkan bangsa melayu. Pendapatnya ini didasari oleh rumpun bahasa keduanya yang memiliki kesamaan yang signifikan.
14. Pendapat Gorys Kraf
Gorys Kraf berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang lebih maju dibanding kebudayaan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Ini berarti bahwa Indonesia adalah induk dari bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Austronesia seperti Malaysia, Thailand, Madagaskar, dan Selatan Indochina
15. Pendapat Harry Truman Simandjutak
Harry Truman Simandjutak mengemukakan bahwa bahasa yang banyak dipakai di Indonesia adalaha generasi kedua dari Bahasa Austronesia. Ini menunjukan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Pulau Formosa, di Taiwan. Nah, itulah
15 pendapat para sejarawan terkait dengan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Dari masing-masing pendapat tersebut, manakah yang menurut Anda paling benar? Silakan disesuaikan dengan alasan dari masing-masing pendapat tersebut.
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Kendati sudah ada pendapat tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang paling beralasan kuat. Kita tentu perlu tahu beberapa pendapat ahli sejarah lainnya, karena siapa tahu pendapat-pendapat mereka itulah yang merupakan sebuah kebenaran. Yang namanya sejarah itu hanya berdasar pada duga dan kira, kebenaran absolut bukankah hanya tuhan yang tahu. Nah berikut ini adalah 15 pendapat ahli sejarah tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang berhasil kami rangkum dari beberapa sumber. Silakan disimak.
1. Pendapat Drs. Moh.Ali
Drs. Moh. Ali beranggapan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia bersumber dari daerah Yunan, Cina. Anggapan ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang menyebut jika bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat kala itu. Mereka kemudian pindah ke selatan, ke pulau-pulau di Austronesia termasuk Indonesia. Ali berpendapat jika nenek moyang orang Indonesia berasal dari hulu sungai besar yang berada di daratan Asia, mereka berdatangan ke Indonesia dengan cara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung sejak 3.000 sampai 1.500 SM (Proto Melayu) sedangkan gelombang kedua terjadi pada 1.500 sampai 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri kelompok yang datang pada gelombang pertama adalah mereka masih berkebudayaan Neolitikum dengan tipe perahu bercadik-satu sebagai alat transportasi menyeberangi lautan, sedangkan orang-orang gelombang kedua memakai perahu bercadik-dua.
2. Pendapat Prof. Dr. H. Kern
Prof. Dr. H. Kern berpendapat bila nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Ilmuan asal Belanda ini menyebut jika hasil penelitiannya menunjukan bahwa bahasa-bahasa yang dipakai oleh suku-suku di Indonesia, Mikronesia, Polinesia, dan Melanesia, mempunyai akar yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Dengan fakta itu, ia menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari satu daerah yang sama dengan bangsa-bangsa lain di wilayah Austronesia. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju ke kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
3. Pendapat Willem Smith
Untuk menentukan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, Willem Smith melakukan identifikasi terhadap bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa di sekitar Asia. Berdasarkan penelitiannya, ia kemudian mengelompokan bahasa di sekitar Asia menjadi 3 bagian yaitu, bahasa Togon, bahasa Jerman, dan bahasa Austria. Nah, Indonesia sendiri bersama dengan Melanesia, dan Polinesia digolongkan ke dalam penggunaan bahasa Austria.
4. Pendapat Prof. Dr. Sangkot Marzuki
Prof. Dr. Sangkot Marzuki menyebutkan jika nenek moyang bangsa Indonesia memiliki asal usul dan keterkaitan dengan Austronesia dataran Sunda. Ini didasari oleh penelusuran terkait DNA fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia. Atas dasar itu, ia kemudian menyanggah pendapat Van Heine Geldern yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Menurutnya, Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus yang ditemukan sebagai manusia purba saat itu tidak memiliki signifikasi dengan DNA manusia Indonesia zaman sekarang. Menurutnya, mereka punah dan diganti oleh manusia species baru, yang berasal dari Afrika.
5. Pendapat Van Heine Geldern
Pendapat Van Heine Geldern sebetulnya tak jauh beda dengan pendapat Kern. Ia menganggap jika bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari Asia Tengah. Kendati lebih baru dibanding dengan teori yang diajukan Kern, pendapat dan teori Geldern lebih dapat dipercaya karena didukung oleh penemuan beberapa artefak, dan benda-benda sejarah lainnya yang ditemukan di Indonesia memiliki kesamaan dengan benda-benda sejarah yang ditemukan di daratan Asia.
6. Pendapat Prof. Mohammad Yamin
Prof. Mohammad Yamin menentang semua teori-teori yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia justru berasal dari luar Indonesia. Menurut beliau, orang Indonesia saat ini benar-benar asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia justru malah meyakini jika ada sebagian bangsa dan suku di luar negeri yang nenek moyangnya berasal dari Indonesia. Landasan pemikiran yang menjadi dasar Yamin adalah banyaknya temuan fosil dan artefak di Indonesia yang lebih lengkap dibanding daerah lain di Asia. Contohnya, temuan fosil Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang tidak diketemukan di daerah-daerah lain di Asia termasuk Asia Tenggara (Indochina).
7. Pendapat Prof. Dr. Krom
Prof. Dr. Krom mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah keturunan asli orang-orang China Tengah. Hal ini didasari pemikiran sederhana, yaitu karena di Cina Tengah banyak sekali terdapat sungai besar. Sebagian dari mereka menyebar ke seluruh kawasan Indonesia pada zaman batu tua (sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM).
8. Pendapat Dr. Brandes Dr. Brandes berpendapat jika suku-suku yang mendiami kepulauan Indonesia mempunyai kesamaan secara etnik, fisik, maupun bahasa dengan beberapa bangsa yang mendiami daerah-daerah yang melintang dari utara di Pulau Formosa (Taiwan), barat di Pulau Malagasi (Madagaskar), selatan di Jawa dan Bali; serta timur di tepi pantai barat Amerika.
9. Pendapat Hogen Hogen berpendapat bahwa bangsa yang mendiami pesisir Melayu di Sumatera beramilasi secara genetik dengan bangsa Mongol yang datang pada gelombang pertama (Proto Melayu dan Deutro Melayu).
10. Pendapat Max Muller
Max Muller berpendapat secara lebih spesifik. Ia menyebut jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari semenanjung Asia Tenggara. Kendati begitu, alasan Muller ini tidak didukung alasan yang jelas dan terverifikasi.
11. Pendapat Mayundar
Mayundar berasumsi bahwa bangsa-bangsa Austronesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah berasal dari India. Mereka menyebar ke beberapa wilayah di Indocina, ke Indonesia, dan akhirnya ke Asia Pasifik. Asumnsi Mayundar ini didukung hasil penelitiannya yang menyebut jika bahasa Austria adalah bahasa Muda di kawasan India bagian timur.
12. Pendapat Mens
Mens berpendapat bangsa Indonesia sebetulnya berasal dari keturunan Mongol yang terdesak akibat keberadaan bangsa bangsa lain yang lebih kuat. Mereka kemudian bermigrasi secara besar-besaram ke arah selatan termasuk ke kawasan Indonesia
13. Pendapat Sultan Takdir Alisyahbana
Sultan Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bernenekmoyangkan bangsa melayu. Pendapatnya ini didasari oleh rumpun bahasa keduanya yang memiliki kesamaan yang signifikan.
14. Pendapat Gorys Kraf
Gorys Kraf berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang lebih maju dibanding kebudayaan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Ini berarti bahwa Indonesia adalah induk dari bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Austronesia seperti Malaysia, Thailand, Madagaskar, dan Selatan Indochina
15. Pendapat Harry Truman Simandjutak
Harry Truman Simandjutak mengemukakan bahwa bahasa yang banyak dipakai di Indonesia adalaha generasi kedua dari Bahasa Austronesia. Ini menunjukan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Pulau Formosa, di Taiwan. Nah, itulah
15 pendapat para sejarawan terkait dengan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Dari masing-masing pendapat tersebut, manakah yang menurut Anda paling benar? Silakan disesuaikan dengan alasan dari masing-masing pendapat tersebut.
SUMBER
waduh ini pendapat ahli kok pada kebanyakan cina atau taiwan si
malah ga ada arabnya

mari telusuri ke sumber lain
A Brief History
Quote:
Archeological excavations in the 1890s on the island of Java discovered evidence of the 600,000-year-old "Java Man," a distant ancestor of modern-day humans. During the Mesolithic period, the island archipelago now known as Indonesia was connected by land to mainland areas of what is now Asia proper. The people that established themselves in this period in the archipelago can be roughly divided into two groups: Melanesian and Mongoloids. Melanesians had dark skin and curly hair and the Mongoloids lighter skin and straight hair. The ancestors of the Mentawai of Sumatra, the darker Melanesians of Papua and the Timorese arrived during the Neolithic period
from the Asian mainland to Indonesia. From 850 to 700 B.C., the ancestors of the Indonesians in Yunnan (southern China) and the northeast part of Vietnam and Laos began arriving.
Much later, Buddhist and Hindu immigrants from India brought with them new religions. Around 250 B.C., Buddhism spread throughout Asia. The oldest proof of the presence of the Hinduism in Indonesia comes in the form of Sanskrit text on the island of Borneo.
from the Asian mainland to Indonesia. From 850 to 700 B.C., the ancestors of the Indonesians in Yunnan (southern China) and the northeast part of Vietnam and Laos began arriving.
Much later, Buddhist and Hindu immigrants from India brought with them new religions. Around 250 B.C., Buddhism spread throughout Asia. The oldest proof of the presence of the Hinduism in Indonesia comes in the form of Sanskrit text on the island of Borneo.
SUMBER
masih panjang si... tapi ga lanjut copy karena OOT
cerita selanjutnya tentang sriwijaya VOC soekarno dll
waw ternyata bener dari yunnan ni sesuai ajaran waktu SMA

SUMBER
sekian dan terima kasih
semoga menambah WAWASAN kita semua

Diubah oleh super.gamer 20-04-2017 07:16
0
121.5K
Kutip
159
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan