“Kamu tidak punya waktu untuk aku”, “Janji ketemu lagi-lagi diundur?”, “Bisa jangan cek e-mail terus-terusan, tidak?”. Anda mungkin familiar dengan tuduhan orang terdekat bahwa Anda bekerja terlalu keras, tak punya waktu untuk mereka, atau perhatian terus pada pekerjaan bahkan saat sedang libur. Tanda yang satu ini biasa paling jelas, namun sering tidak diacuhkan, kadang sampai sudah terlambat.

Tekanan kerja yang berat tidak ayal memang membuat tubuh rentan terkena sejumlah penyakit, rentangnya dari sakit kepala, sakit flu, hingga gangguan jantung dan gangguan psikologis. Parahnya lagi, meski hanya penyakit ringan sekalipun, periode sembuhnya biasa lama. Selalu sibuk bekerja, kapan Anda punya waktu untuk istirahat memulihkan tubuh?

Telat di sini tidak terbatas hanya telat masuk kerja atau telat menyelesaikan tugas, tapi juga telat menghadiri acara pribadi. Tendensi untuk mengiyakan semua tugas dan janji hingga terbebani di luar kapasitas akan membuat Anda kesulitan menyelesaikan semua tanggung jawab Anda tepat waktu.

Sering skip mandi, begadang, tidak berolahraga, dan tidak mengonsumsi makanan sehat adalah sejumlah indikasi Anda mengacuhkan perawatan diri dengan alasan terlalu sibuk. Merawat fisik dan mental memang butuh waktu, tapi fisik dan mental adalah perangkat kerja Anda. Jika tidak dirawat, jangan harap bisa melakukan pekerjaan Anda dengan efektif.

Ketidakmampuan untuk mengatur emosi, sering merasa gugup, kewalahan, kalap, dan mudah marah adalah tanda-tanda kalau pikiran Anda sedang terbebani. Emosi yang tidak terkontrol bisa jadi adalah tanda bahwa Anda tidak bisa mengontrol porsi tugas dan tuntutan yang Anda rasa harus dipenuhi.

Mulai mengadopsi kebiasaan seperti minum alkohol, sering merokok, minum obat anti kadang ditemui pada kaum profesional yang menghadapi tekanan kerja bertubi-tubi. Namun ada juga yang tenggelam dalam jenis kecanduan lain, seperti kecanduan bermain game atau smartphone hingga berjam-jam dengan alasan untuk rileks.