Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

PutraKucinkAvatar border
TS
PutraKucink
Sengketa Tanah Negara Berujung Maut
Sengketa Tanah Negara Berujung Maut
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
KASUS PEMBAKARAN SATU KELUARGA_Petugas kepolisian membawa tersangka pembakaran rumah saat rilis di Mapolrestabes Medan, Selasa (18/4). Polisi menangkap lima orang pelaku pembakaran rumah di Medan yang menewaskan empat orang yang merupakan satu keluarga, terkait jual beli tanah.


SUMUTPOS.CO – Kecurigaan Gandi Ginting (60), ada unsur kesengajaan dalam peristiwa kebakaran rumahnya yang menewaskan istri, anak, dan dua cucunya akhirnya terjawab. Polda Sumut berhasil meringkus lima tersangka pelaku yang berperan sebagai perencana, pengatur, dan eksekutor pembunuhan dan pembakaran rumah di Jalan Milala, Kelurahan Sidomulyo, Medan Tuntungan pada Rabu (5/4) lalu.

Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan, terbongkarnya kasus ini karena kecurigaan adanya indikasi rekayasa dalam peristiwa kebakaran yang menewaskan empat orang penghuni rumah yakni istri Gandi Ginting, Marita Sinuaji (58), anaknya Frengki Ginting (31), serta dua cucunya Cristin Ginting (8) dan Silvi Ginting (5). Mereka ditemukan tewas di dapur dengan kondisi berdekatan, diduga tak mampu keluar untuk menyelamatkan diri karena pintu terkunci.

Atas kecurigaan itu, Polisi melakukan penyelidikan dan meringkus lima orang tersangka. Kelimanya yakni Jaya Mita Br Ginting (51) warga Jalan Bunga Turi Medan Tuntungan, sebagai otak pelaku. Cari Muli Boru Ginting (54), warga Jalan Jamin Ginting KM 14,5 Laucih, sebagai donatur, Maju Surantas Siallagan alias Maju Ginting (38), warga Komplek Milala Rumah Tengah, Desa Namo Bintang, Kecamatan Medan Tuntungan, yang berperan sebagai eksekutor.

Rudi Suranta Ginting (23), warga Kampung Laucih Dusun V, Kecamatan Pancur Batu, yang berperan sebagai eksekutor, dan Julpan Nitra Purba (18) yang berperan mengawasi di seputaran lokasi.

Kapolda juga mengungkapkan, pada Senin (10/4) lalu, personelnya berhasil menangkap Julpan Nitra Purba (18), yang berperan mengawasi lokasi saat peristiwa itu terjadi. Kemudian Rabu (12/4), petugas membekuk tersangka Maju Ginting, dan dihari yang sama petugas membekuk tersangka Jaya Mita Boru Ginting yang merupakan otak pelaku pembunuhan di Bukit Kusuma, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Sementara itu, eksekutor pembakaran Rudi Suranta Ginting, menyerahkan diri ke Polsek Pancur Batu, Jumat (15/4).

“Dari hasil penyelidikan, rumah itu dibakar dari luar, pintu terkunci dari dalam. Ini tindak pidana, korban meninggal terbunuh karena pembakaran,” ungkap Kapoldasu, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, di Polrestabes Medan, Selasa (18/4).

Diterangkan Rycko, motif pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa tanah antara korban dengan Jaya Mita Boru Ginting. “Motifnya adalah antara planer (otak pelaku) tersangka melakukan jual beli tanah milik negara. Planer sebagai penjual, korban membeli. Korban sudah lunas, tersangka mengatakan belum, si penjual berusaha untuk mengusir caranya dengan membakar dan membunuh korban,” tuturnya.

Rycko mengaku prihatin dengan aksi pembunuhan sadis yang terjadi di Medan, Sumut. Diantaranya adalah pembunuhan keji satu keluarga yang menewaskan lima orang korban di Mabar dan pembunuhan satu keluarga dengan modus pembakaran rumah di Medan Tuntungan. Ironisnya, korban pembunuhan umumnya adalah anak di bawah umur.

“Saya prihatin dua hari merilis kasus yang tidak pernah didengar, kami berupaya meningkatkan rasa aman di Sumut supaya kegiatan masyarakat bisa berjalan dengan baik, aktivitas baik, sehingga masyarakat bisa meningkatkan kualitas, yang aman dan damai di Sumut,” kata Rycko.

Oleh karena itu, Kapolda menyerukan ke seluruh masyarakat agar Stop Kekerasan Terhadap Anak. “Ini bukan hanya kasus pembunuhan, tapi juga kejahatan terhadap anak dan kemanusiaan, stop kekerasan terhadap anak,” ucap Rycko.

Informasi dihimpun Sumut Pos, peristiwa terbakarnya rumah Gandi Ginting pertama kali diketahui seorang warga bermarga Sibarani pada Rabu (5/4) dini hari sekira pukul 05.00 WIB. Begitu keluar rumah, Sibarani melihat api berkobar di rumah berukuran 10 x 18 meter itu. Spontan, Sibarani berteriak ‘kebakaran’, sehingga mengundang perhatian warga sekitar. Dengan alat seadanya, warga mencoba memadamkan api dengan alat seadanya dan sebagian warga lagi menghubungi Kepolisian dan Pemadam Kebakaran.
“Hampir 1 jam, api bisa dipadamkan dan petugas masuk ke dalam rumah. Saat itulah diketahui penghuni rumah sudah tewas semua,” ujar seorang warga di sekitar lokasi kejadian.

Sebagian besar tetangga korban curiga kalau terbakarnya rumah Marita Sinuhaji ini ada unsur kesengajaan. Kecurigaan juga disampaikan H Sinuhaji, adik Marita Sinuhaji kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara. Menurutnya, ada sejumlah kejadian terjadi sebelum kebakaran kemarin. Menurutnya, keluarga kakaknya itu beberapa kali hendak dicelakai orang.

Dia juga meyakini, peristiwa ini berkaitan dengan sengketa jual beli tanah yang dimenangkan keluarga kakaknya. Menurutnya, empat tahun lalu keluarga kakaknya itu membeli tanah seharga Rp260 juta dari seseorang berinisial JG. Sesuai kesepakatan, pembayaran dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, dibayar Rp138 juta. “Sisanya akan dilunasi ketika sertifikat tanah diberikan. Tapi sertifikat tanah itu tidak pernah diberikan. Jadi, bagaimana mau dilunasi?” bebernya.

Akhirnya, masalah ini sampai ke Pengadilan Negeri Medan. “Di pengadilan, keluarga kami menang. Sejak itu, sudah 3 kali keluarga kami mau dicelakai orang. Modusnya sama, mau dibakar. Kami pernah mendapati bensin dalam bungkus plastik di dekat rumah korban,” beber Sinuhaji.

Adanya unsur kesengajaan yang diduga dilakukan orang suruhan juga diperkuat Yudi, seorang teman Frengky. Menurutnya, sekitar 3 minggu lalu mereka mendapati percobaan pembakaran rumah tersebut.

Saat itu dirinya dan Frengky melihat seseorang mencurigakan, berada di belakang rumahnya. Kemudian mereka berusaha menangkap orang misterius itu. Namun sayang, orang itu melarikan diri.

Karena sering terjadi teror kepada keluarganya, sejumlah kerabat menyarankan agar mereka pindah. Namun mereka bingung mau pindah kemana.

Gandi Ginting (60), suami dari Marita Sinuhaji, satu-satunya penghuni rumah yang selamat. Saat ditanyai, mantan pensiunan pegawai PLN ini juga mengaku curiga kalau rumahnya sengaja dibakar orang suruhan terkait kasus jual-beli tanah yang sudah dimenangkannya di pengadilan.

Dirinya mengaku selamat dari maut, karena saat kejadian sedang bekerja di Binjai. Terlihat kesedihan mendalam terpancar di wajahnya. Ia terus menyakinkan kalau keluarganya dibunuh. “Mayat keluarga saya mau dibawa untuk diupacarakan di Jambur Gotongroyong di kawasan Pancurbatu,” ucapnya, dengan nada lirih dan seakan menahan air matanya. (dvs/adz)

Hell Province

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dan untuk kesekian kalinya, membayar uang keamanan bulanan ormas preman sumut, terbukti tidak mencegah satu keluarga jadi barbeque

Kapoldasu yang terhormat prihatin pada kasus ini, namun masyarakat sumut prihatin pada kinerja polisi sumut, yah sama" prihatini prihatono lah emoticon-Leh Uga

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia
Diubah oleh PutraKucink 19-04-2017 19:45
0
937
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan